...Indonesia akan menguasai dunia dengan produk olahan rumput laut...
.

Rabu, 02 Juli 2014

PEMANFAATAN EKSTRAK RUMPUT LAUT Caulerpa racemosa SEBAGAI BIOKONTROL PENYAKIT INFEKSI PADA ORGANISME BUDIDAYA

PEMANFAATAN EKSTRAK RUMPUT LAUT Caulerpa racemosa SEBAGAI BIOKONTROL PENYAKIT INFEKSI PADA ORGANISME BUDIDAYA

Elmi Nurhaidah Zainuddin1; Rajuddin Syamsuddin1; Hamzah Sunusi1; Abustang1; Asmi Citra Malina1; Andi Aliah Hidayani; Huyyirnah1)

Abstract:
Semakin banyak permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan antibiotik sintetik membuat perlu penelitian tentang potensi rumput laut Caulerpa racemosa sebagai biokontrol (antibiotik alami) dalam pengendalian penyakit infeksi pada organisme budidaya. 
 
Metode yang digunakan terdiri dari: 
1. Ekstraksi C. racemosa secara berkesinambungan dengan pelarut n-heksana, etil asetat, metanol, dan metanol/H2O menggunakan stirer; 
2. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak C. racemosa terhadap 7 strain bakteri patogen dengan metode difusi agar; 
3. Pengujian sitotoksisitas ekstrak C. racemosa dengan brine shrimp lethality test (BSLT); 
4. Penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak aktif C. racemosa dengan metode difusi agar; 
5. Deteksi senyawa antibakteri ekstrak aktif C. racemosa dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT)-bioautografi. 
 
Hasil pengujian membuktikan bahwa hanya ekstrak n-heksana, ekstrak metanol dan ekstrak metanol/H2O yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Aktivitas tertinggi diperlihatkan oleh ekstrak metanol/H2O terhadap strain Vibrio harveyi BPPBAP (Ø zona hambat 20,7 mm) disusul ekstrak metanol/H2O dan ekstrak metanol terhadap strain Vibrio harveyi FIKP dengan diameter zona hambat masing-masing 20,0 mm. 
 
Hasil uji sitotoksisitas memperlihatkan hanya ekstrak n-heksana yang bersifat toksik, namun dalam tingkatan yang rendah, dengan LC50 = 874,3 ppm, sementara ke-3 ekstrak lainnya tidak bersifat toksik (LC50 >1000 ppm). 
 
 Nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak n-heksana terhadap Vibrio harveyi BPPBAP (15,625 ppm) lebih tinggi dari nilai KHM ekstrak metanol (<15,625 ppm). Hasil deteksi senyawa antibakteri ekstrak n-heksana terhadap Vibrio harveyi FIKP memperlihatkan zona hambat pada noda dengan Rf 0,68 berwarna hijau muda baik secara visual maupun pada UV 254, dan ekstrak metanol pada noda dengan Rf.0,74 (kuning kehijauan) dan Rf 0,86 (hijau muda) pada UV 254 dan 366. 
 
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ekstrak Caulerpa racemosa berpotensi sebagai biokontrol (antibakteri alami) penyakit infeksi pada organisme budidaya. Agar penggunaannya di lapangan aman dan ramah lingkungan, perlu penelitian lebih lanjut secara in vitro dan in vivo di laboratorium maupun di lapangan.
 
Sumber :  http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/7194
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar