...Indonesia akan menguasai dunia dengan produk olahan rumput laut...
.

Minggu, 28 Juli 2013

Rumput Laut Nunukan semakin berkembang

DKP Dorong Pengembangan Rumput Laut di Nunukan

DKP Dorong Pengembangan Rumput Laut di Nunukan

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Nunukan terus mendorong para petani rumput laut untuk meningkatkan produksi dan kualitas komoditas rumput laut. Budidaya rumput laut menjadi perhatian utama, karena ada 1.632 rumah tangga yang terlibat dalam usaha tersebut. Jumlah itu belum termasuk buruh-buruh yang terlibat didalamnya.
 
“Rumput laut penyerapan tenaga kerja juga banyak. Masyarakat yang pasang bibit, itu bukan yang punya, itu dari mana-mana buruhnya. Satu bentang diupah Rp5.000, sehari dia bisa sampai 12 bentang dapat Rp60 ribu,” ujar Suedi,Kepala Bidang Perikanan dan Budidaya  DKP Nunukan.
 
Produksi rumput laut di Nunukan setiap bulannya bisa mencapai 600 ton rumput laut kering. Harga rumput laut di Kabupaten Nunukan juga diklaim tertinggi di Kalimantan Timur.
Harga di Bontang cuma sekitar Rp7.000, dikita Rp10.000 lebih” ujarnya.
 
Untuk mendukung aktivitas para petani rumput laut di Nunukan, tahun ini digelontorkan dana hingga miliaran untuk perbanyakan bibit dan pembangunan sarana prasarana yang dibutuhkan.
 
Untuk program Perbanyakan Bibit Rumput Laut (Kebun Bibit) di Kecamatan Sebatik Barat, Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Nunukan Selatan, pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp 242.433.000 (berdasarkan harga perkiraan sementara).
 
Untuk pembangunan lantai jemur rumput laut di Kecamatan Nunukan dan Pulau Sebatik disiapkan anggaran Rp 799.783.600. Sementara untuk pembangunan  tempat jemur rumput laut di Pulau Sebatik Sebatik dianggarkan Rp 396.540.000.
 
Tak hanya itu, pemerintah juga membangun gedung gudang rumput laut di Nunukan dengan anggaran Rp 863.267.000. “Sementara dalam proses lelang,” ujarnya.
 
Suedi mengatakan, lantai jemur rumput laut akan dibangun di empat titik masing-masing dua titik di Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik. “Kalau Sebatik di Mantikas dan Liang Bunyu,” ujarnya.
 
Konstruksi bangunan menggunakan cor rangka beton. Dengan harapan, selain ramah lingkungan bangunan juga bisa digunakan dalam jangka panjang. “Kita tidak menggunakan kayu merah dan segala macam, sehingga kita ramah lingkungan,” ujarnya.
 
Pemerintah juga membangun kebun bibit. Karena disadari, jika bibit jelek tentu produksi juga jelek. Untuk sumber bibit pihaknya bekerjasama dengan kebun bibit di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Posisi Kabupaten Nunukan yang masuk dalam 14 anggota Jejaring Pemuliaan Rumput Laut Nasional turut menguntungkan daerah ini. Nunukan dan Kabupaten Brebes, dua daerah yang terlibat di dalam jejaring tersebut, mendapatkan prioritas menggunakan hasil riset.
 
“Seperti kemarin mereka riset di IPB. Hasil riset diutamakan keanggotan dulu yang mengambilnya,” ujarnya.
 
DKP Nunukan sudah banyak merintis program-program untuk mengangkat kesejahteraan petani rumput laut di Nunukan. Dengan menggandeng Bank Indonesia (BI), kini kualitas rumput laut dan harganya di Nunukan juga meningkat. Para petani yang tergabung pada Gabungan Kelompok Perikanan (Gapokan) Rumput Laut Nunukan sudah tidak kesulitan lagi mencari pasaran.
 
“Kerjasama seperti ini, itu di kementerian dijadikan model. Bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas rumput laut,” ujarnya.
 
Kini petani rumput laut di Nunukan selalu memperhatikan kualitas saat akan menjual produksinya. “Rumput laut tidak bagus mereka tidak kirim. Mereka menjaga citra. Bahkan sekarang mereka disuntik dana Rp500 juta. Dan sudah berjalan berapa tahun, tidak pernah menunggak pembayarannya,” ujarnya.
 
Pihaknya akan terus menjaga eksistensi para petani rumput laut. Secara perlahan, usaha mereka terus dikembangkan. Agar mendapatkan pasar, rencananya di Kecamatan Sebatik Barat akan dibentuk Gapoktan Rumput Laut menyusul kelompok serupa yang telah dibentuk di Kecamatan Nunukan Selatan.
 
Suedi mengatakan, konsep berfikir pada budidaya harus komprehensif. Berbicara budidaya, tentu harus berfikir benih.  Selain itu perlu sarana dan perasarana.Termasuk nanti ada perahu, angkutan dan segala macam. Tanpa ada sarana dan prasarana tidak bisa,” ujarnya.
 
Budidaya juga harus berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. “Kita dibiudidaya punya etika. Kita bekerja memperhatikan lingkungan. Kalau lingkungan rusak orang mau ngapain?” ujarnya.
 
Pengembangan usaha harus mendapatkan perhatian. Masyarakat yang terlibat dalam budidaya perikanan harus bisa mengembangkan usaha, agar kedepan dapat mandiri tanpa harus bergantung pada pemerintah. “Kita juga berbicara ipteknya” ujarnya.
 
Yang terpenting pada sumber daya manusia yang melibatkan masyarakat maupun pemerintah melalui instansi terkait termasuk penyuluh lapangan. “Makanya kadang kita mendapatkan pelatihan, magang dan lain sebagaianya. Ini harus kontinue, harus sama-sama,” ujarnya.
Penulis: Niko Ruru
Editor: Fransina
 
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2013/07/25/dkp-dorong-pengembangan-rumput-laut-di-nunukan