...Indonesia akan menguasai dunia dengan produk olahan rumput laut...
.

Minggu, 17 Oktober 2010

Rumput Laut Dari Suplement Hingga Bio Energi

Rumput Laut Dari Suplement Hingga Bio Energi

Teknologi olahan bakal diarahkan untuk mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya. Penelitian yang terkait dengan teknologi olahan juga diarahkan untuk pengembagan produk baru dan substitusi barang olahan yang saat ini masih di impor. Khususnya untuk rumput laut akan dikembangkan teknologi olahan rumput laut untuk konsumsi dan non konsumsi. Masarakat pun bisa memanfaatkan produk olahan rumput laut berupa suplemen rumput laut (kesehatan), dikonsumsi seperti biasa (agar), untuk keperluan kecantikan, hingga bioenergi.

Hingga kini,produk olahan rumput laut baik yang dikonsumsi maupun yang non konsumsi ada sekitar 500 jenis dan sebagian besar masih impor.  "Padahal kita memiliki bahan mentah yang jumlahnya cukup besar dan potensial. Kita hanya ekspor bahan mentah berupa rumput laut kering, dan kita masih impor produk olahan dari rumput laut seperti pasta gigi, ice cream, ataupun kosmetik," kata Kepala Balai Besar Riset Pengolahan produk dan Bioteknologi Kelautan dan Peikanan, Dr.Ir. Hari Eko Irianto, di Jakarta  belum lama ini.

Guna meningkatkan produk olahan rumput laut, Balai Besar Riset Penggolahan produk dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan mulai mengarahkan risetnya untuk memformulasikan ke arah substitusi. Mulai saat ini Riset Pengolahan harus diarahkan untuk menciptakan produk olahan yang bisa bersaing dengan produk-produk olahan dari luar negeri.

 Di  Indonesia, peluang untuk menciptakan produk olahan cukup besar.  Hampir semua produk ikan di Indonesia bisa dijadikan produk olahan dan hasilnya sangat menggembirakan.  Baik patin, lele dan ikan-ikan yang bakal di produkis dalam skala besar bisa dijadikan produk olahan.

Agar produk olahan di tanah air mampu bersaing dengan produk olahan luar negeri, maka cara membuat olahan jangan sama dengan di luar negeri.  Kalau melihat potensi pasar di Uni Eropa, maka jumlah produk olahan yang masuk ke pasar tersebut paling banyak dari Maroko.  Produk olahan dari Indonesia hanya sekitar 21 jenis. Padahal produk olahan tak tergantung pada jenis ikannya.  Artinya jenis ikan apa saja bisa dijadikan produk olahan yang sesuai dengan yang diinginkan, peluang atau potensi pasarnya juga cukup besar.

"Saat ini yang dilakukan hanya meniru produk yang berasal dari luar negeri. Kalau masih seperti ini tentu kita tak akan mampu bersaing. Karena itu masih ada inovasi ke arah penciptaan produk olahan yang benar-benar asli dari Indonesia," tegas Hari Eko.

Nah, masyarakat luas umumnya mengenal olahan rumput laut dalam bentuk agar-agar. Padahal  rumput laut bisa dijadikan teh untuk dikonsumsi.  Teh dari rumput laut ini berkhasiat untuk antioksidan dan karotenoid/ fukosantin, tanin (phlorotanin), dan iodium.

Olahan rumput laut berupa teh bisa disajikan dengan dicelup (seperti teh celup),  serbuk (powder), instan dalam kemasan gelas.  Aneka produk olahan rumput laut yang bisa dikonsumsi lainya yang dikembangkan Balai Besar Riset pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan seperti mie rumput laut dan kerupuk rumput laut. Kemudian olahan barbasis surimi(baso dan sebagainya).  Rumput laut juga bisa di jadikan kue kering.

Rumput laut dapat dikembangkan menjadi suplemen dalam bentuk tepung, tablet dan kapsul Spirulina sp.  Suplemen rumput laut ini dikemas dalam botol gelap tahan selama 3 bulan (suhu kamar 15 derajat celcius).  Komoditi unggulan ini juga bisa dijadikan minuman sehat Spirulina sp & Chlorella sp.  Di dalam minuman sehat ini konsentrasi 0,3 % flavor additives (pandan, jeruk). Dipastikan minuman sehat tersebut tahan 2 bulan (suhu kamar & dingin).

 Rumput laut juga bisa dipakai sebagai bahan saos.  Tak hanya itu, pecinta ice cream bisa menikmati ice cream rumput laut.  Teknologi ice cream rumput laut memanfaatkan alginat 0,8% (karaginan-gum atau alginat-gum) sebagai stabilizer, emulisifer dan thickner tepung ice cream, yaitu 0,4% (iota), karaginan dan 0,1% guargum.   Kemudian juga ada suplemen dari rumput berupa tablet effervescent rumput laut yang memanfaatkan aginat 15-20% untuk tablet effervescent dapat membantu  menurunkan gula darah.

Seperti diketahui, rumput laut juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan non konsumsi.  Balai Besar Riset penggolahan Produk Bioteknologi Kelautan dan Perikanan telah mengembangkan rumput laut sebagai bahan kosmetik dengan memanfaatkan mikroalgae pada kosmetika (masker).   Kemudian skin lotion alginat.  Rumput laut juga bisa di kembangkan untuk industri lainya, seperti edible film rumput laut, film coating rumput laut. Teknologi ini bisa memanfaatkan alginofit S. filipendula untuk pembuatan penyalut lapis tipis (film coating), misalnya film coating tablet vitamin A. Bahan : Alginat (1,75%), plasticizer PEG 6000 (20% daro bobot polimer) dan TiO2 (0,5% dari total volume larutan penyalut). Rumput laut juga bisa dimanfaatkan sebagai pengental textile printing.

Tak hanya itu saja, limbah rumput laut juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan memasak. Saat ini telah ditemukan teknologi mengolah briket arang limbah rumput laut. Limbah rumput laut dari pengolahan agar dapat dimanfaatkan dengan dibuat arang briket dengan perekat tapioka menghasilkan panas 4.050 kal/g. R umput laut pun bisa dimanfaatkan untuk pengharum ruangan. Namanya, Pengharum ruangan rumput laut. Teknologi untuk membuat pengharum ruangan rumput laut ini dengan memanfaatkan formulasi karaginan-gum atau agar-gum (1,5%), carrying agent, KCl, Ca asetat, hard parafin, surfaktan, pewangi untuk pengharum ruangan.

Ke depan rumput laut akan dikembangkan sabagai bioenergi.  Dalam penelitian, sudah ada 20 jenis rumput laut (Banten dan Bali) yang bisa dikembangkan sebagai Bio Energi.  Bio Energi rumput laut merupakan salah satu jawaban untuk mengantisipasi semakin mahalnya bahan bakar minyak dunia yang tak bisa diperbaharui.  Hanya saja, untuk Sargassum dan ulva tidak bagus karena kurang gula reduksi, namun  untuk rumput laut jenis E. Cottoni bagus dengan starter kotoran sapi.  Sesuai penelitian, Bio Energi Rumput laut ini rasio C/N  E. cottoni 44/l dan limbah karaginan 55/l. Hanya saja, masyarakat sampai saat ini belum bisa memanfaatkan, karena Bio Energi rumput laut masih dalam skala uji coba di laboratorium.

SUMBER :
1. MINAPOLITAN MAJALAH, Edisi Februari 2010
2. http://www.dkp.go.id
3. http://bpsplpontianak.kp3k.dkp.go.id/?action=baca_berita&id=178

Rabu, 29 September 2010

Pupuk Ramah Lingkungan dari Rumput Laut






Pupuk Ramah Lingkungan dari Rumput Laut

Berbagai jenis rumput laut yang dianggap tidak memiliki nilai ekonomis ternyata bisa digunakan sebagai bahan baku pupuk organik. Kandungan unsur hara mikro dan makronya lebih tinggi dari pupuk urea.

Lautan menyimpan begitu banyak sumber daya hayati yang bernilai jual tinggi. Selain beragam jenis ikan, kekayaan laut lainnya yang bermanfaat bagi manusia ialah rumput laut. Selama ini, rumput laut banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan, seperti jelly atau agar-agar, roti, salad, saus, dan es krim. Selain bahan makanan, tumbuhan laut yang termasuk keluarga gangga itu dapat diolah menjadi minuman semisal yoghurt dan sirup.

Rumput laut juga kerap diekstrak untuk dijadikan bahan baku farmasi, kosmetika, dan bahan bakar. Karenanya, tidak heran jika rumput laut jenis tertentu banyak dibudidayakan untuk memasok kebutuhan industri. Menurut peneliti utama bidang produk alam laut dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rachmaniar Rachmat, ada beberapa jenis rumput laut bernilai ekonomi tinggi dan banyak dibudidayakan di Indonesia. Beberapa di antaranya Eucheuma, Gracilaria, dan Microphylum. Ada lebih dari 600 spesies rumput laut yang tersebar di perairan Indonesia.

Spesies-spesien rumput laut itu digolongkan ke dalam empat kelas, yaitu ganggang merah (Rhodophyceae), ganggang cokelat (Phaeophyceae), ganggang hijau (Chlorophyceae), dan ganggang hi jau-biru (Cyanophyceae). Sayangnya, sebagian besar rumput laut itu belum diteliti dengan lebih mendalam mengenai kandungan zatzatnya. Alhasil, jenis-jenis rumput laut itu dianggap memiliki nilai ekonomi yang rendah. Rachmaniar mengatakan kebanyakan rumput laut yang kurang prospektif itu hidup liar di wilayah perairan Indonesia Timur, terutama di sekitar Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Jumlah rumput laut yang dianggap bernilai ekonomi rendah itu sebenarnya berpeluang untuk dijadikan pupuk yang mengandung unsur hara makro dan mikro cukup tinggi. Hal itu dapat dibuktikan dari ada nya tumpukan limbah rumput laut di lingkungan sekitar industri yang memanfaatkan sumber daya nabati laut itu.

Di tumpukan limbah rumput laut yang telah melapuk itu biasanya tumbuh gulma atau beraneka ragam tanaman. “Hal itu menjadi indikasi rumput laut mengandung senyawa yang bermanfaat bagi tanaman,” ujar Rachmaniar yang juga menjadi Sekretaris Eksekutif Asosiasi Rumput Laut Indonesia. Karena merupakan limbah industri, tumpukan rumput laut itu sudah terkontaminasi berbagai macam bahan kimia. Alhasil, kandungan pupuk yang dihasilkannya pun turut tercemar.

Berdasarkan hal itu ditelitilah kemungkinan membuat pupuk dari rumput laut yang bebas dari bahan kimia. Rumput laut yang dimanfaatkan ialah rumput laut yang dianggap bernilai ekonomi rendah. Berdasarkan hasil penelitian Rachmaniar diketahui rumput laut jenis Turbinaria dan Sargasum memiliki unsur hara makro dan mikro yang cukup lengkap.

Unsur hara makro di antaranya nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur. Sedangkan unsur hara mikro antara lain besi, mangan, tembaga, seng, molibden, boron, dan klor. “Unsur-unsur yang terkandung dalam pupuk rumput laut itu lebih banyak daripada pupuk urea yang dijual di pasaran,” klaim Rachmaniar.

Lebih lanjut, Rachmaniar menjelaskan pembuatan pupuk rumput laut dalam bentuk padat diawali dengan menghancurkan rumput laut sampai halus. Tujuannya, agar bakteri penghancur dalam proses fermentasi dapat bekerja maksimal. Selain itu, senyawa laktosan (senyawa gula) dapat mudah menyatu. Semua bahan baku pembuatan pupuk rumput laut itu dicampur dan dimasukkan ke dalam wadah semisal drum, plastik, atau tempat yang memungkinkan berlangsungnya proses fermentasi kedap udara. Apabila selama fermentasi terdapat udara, maka proses pembuatan pupuk pun akan gagal.

Waktu fermentasi optimal untuk membuat pupuk rumput laut padat itu sekitar dua pekan. Setelah itu, pupuk dapat diberikan pada tanaman sayur, buah, dan bunga. Selain pupuk padat, ada pula pupuk rumput laut cair. Menurut Rachmaniar, bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat pupuk cair tidak berbeda dengan pupuk padat. Perbedaan hanya terletak pada proses pembuatan dan lamanya waktu fermentasi. Pupuk rumput laut cair membutuhkan penambahan air dengan waktu fermentasi selama lima hari.

Lebih Subur Rachmaniar memaparkan berdasarkan hasil uji perbandingan antara pupuk rumput laut baik padat, cair, maupun campuran keduanya dengan urea diketahui kondisi tanaman yang menggunakan pupuk rumput laut lebih subur. Dalam uji coba penyemprotan pupuk rumput laut dilakukan dua kali selama masa tanam. Secara umum, tanaman yang diberi pupuk rumput laut menghasilkan batang lebih besar dan tegak, urat daun terasa kasar, batang tidak mudah patah, dan daun berwarna hijau serta tidak mudah sobek. Sedangkan tanaman yang disiangi pupuk urea memiliki batang yang mudah rebah dan patah, daun berwarna hijau tua, urat daun terasa halus, serta mudah sobek.

Uji efektivitas pupuk rumput laut pada tanaman selama empat pekan memberikan hasil tinggi tanaman yang diberi pupuk padat mencapai 32,8 sentimeter. Sedangkan tanaman yang diberi pupuk urea tingginya mencapai 32,2 sentimeter. Panjang daun tanaman yang menggunakan pupuk rumput laut padat mencapai 13,7 sentimeter, se dangkan daun tanaman yang menggunakan pupuk urea memiliki panjang 9,3 sentimeter. “Dari hasil uji efektivitas dapat ditarik benang merah bahwa dengan melihat kekuatan tanaman, ketahanan terhadap lingkungan, serta ukuran tanaman, maka paling efektif menggunakan pupuk rumput laut padat,” ujar Rachmaniar. Formula pupuk rumput laut itu rencananya akan dikomersialkan lewat suatu perusahaan swasta pada tahun ini.

Menurut doktor bidang kimia bahan alam dari Universitas Padjajaran, Bandung, itu meski memiliki banyak kelebihan, pupuk rumput laut juga memunyai kelemahan. Daun tanaman yang diberi pupuk rumput laut banyak yang berlubang karena dimakan ulat ketimbang daun tanaman yang diberi pupuk berbahan kimia. Namun, di sisi lain, hal itu bisa menjadi indikator bahwa tanaman tidak membahayakan kesehatan manusia ketika dikonsumsi. “Kalau ulat saja takut mengonsumsi tanaman yang mengandung bahan kimia, tentu ada sebabnya. Hal itu menujukkan tanaman yang diberi pupuk berbahan kimia sebenarnya berbahaya jika dikonsumsi manusia,” ujar Rachmaniar.
(Di input oleh irsyadi - Jasuda,Net)

Sumber : http://www.jasuda.net/index_mbr.php?page=berita_detail&recordID=384

Sabtu, 18 September 2010

Kandungan dan Manfaat Rumput Laut

Kandungan dan Manfaat Rumput Laut

 

Kandungan rumput laut umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin, aluminum, mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, chlor. silicon, rubidium, strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, dan unsur-unsur lainnya), asam nukleat, asam amino, protein, mineral, trace elements, tepung, gula dan vitamin A, D, C, D E, dan K.

  • Sebagai Bahan obat-obatan (anticoagulant, antibiotics, antihehmethes, antihypertensive agent, pengurang cholesterol, dilatory agent, dan insektisida.
  • Karena kandungan gizinya yang tinggi, maka mampu meningkatkan sistem kerja hormonal, limfatik, dan juga saraf.
  • Meningkatkan fungsi pertahanan tubuh, memperbaiki sistem kerja jantung dan peredaran darah, serta sistem pencernaan.
  • Obat tradisional untuk batuk, asma, bronkhitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, rematik, bahkan dipercaya dapat meningkatkan daya seksual.
  • Kandungan yodiumnya diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit gondok.
  • Kandungan klorofil rumput laut bersifat antikarsinogenik, kandungan serat, selenium dan seng yang tinggi pada rumput laut dapat mereduksi estrogen. Disinyalir level estrogen yang terlalu tinggi dapat mendorong timbulnya kanker, sehingga konsumsi rumput laut memperkecil resiko kanker bahkan mengobatinya.
  • Kandungan vitamin C dan antioksidannya dapat melawan radikal bebas.
  • Kaya akan kandungan serat yang dapat mencegah kanker usus besar, melancarkan pencernaan, meningkatkan kadar air dalam feses.
  • Membantu metabolisme lemak, sehingga menurunkan kadar kolesterol darah dan gula darah.
  • Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya.
  • Dapat membantu penyerapan kelebihan garam pada tubuh.
  • Baik untuk diet, mengurangi resiko obesitas, serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang lebih lama.
  • Anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan dan peremajaan kulit. Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C nya bekerja dalam memelihara kolagen, sedangkan kandungan protein dari rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit. Sehingga Mencegah penuaan dini.
  • Mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan susu, sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis.

Demikian artikel ini dirangkum dari http://www.dkp.go.id (Departemen Kelautan dan Perikanan)

Sumber :

http://rumputlaut.web44.net/article/kandungan-dan-manfaat-rumput-laut/

  

Kandungan Gizi dan Manfaat Rumput Laut

 

Sekilas Tentang Rumput Laut

 Rumput laut adalah salah satu sumberdaya hayati (salah satu sumber daya dapat pulih “renewable resources” yang terdiri atas flora dan fauna) yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Dalam bahasa Inggris, rumput laut diartikan sebagai “Seaweed”. Sumberdaya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Rumput laut alam biasanya dapat hidup di atas substrat pasir dan karang mati. Beberapa daerah pantai di bagian selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, rumput laut banyak ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak.

 Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga. Tanaman ini adalah gangang multiseluler golongan divisi thallophyta. Berbeda dengan tanaman sempurna pada umumnya, rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun. Jenis rumput laut sangat beragam, mulai dari yang berbentuk bulat, pipih, tabung atau seperti ranting dahan bercabang-cabang. Seperti layaknya tanaman darat pada umumnya, rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain. Secara umum, rumput laut yang dapat dimakan adalah jenis ganggang biru (cyanophyceae), ganggang hijau (chlorophyceae), ganggang merah (rodophyceae) atau ganggang coklat (phaeophyceae).

 Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis rumput laut juga banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan diantaranya adalah Euchema cottonii dan Gracelaria sp.

 

Kandungan Nutrisi Rumput Laut

 Rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari :   air (27,8%),  protein (5,4%),  karbohidrat (33,3%),  lemak (8,6%)  serat kasar (3%) dan abu (22,25%).  Selain karbohidrat, protein, lemak dan serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali lipat dibandingkan dengan tanaman darat.

 

Manfaat Rumput Laut

 Mencegah Kanker : 

Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat, selenium dan seng dapat mereduksi estrogen. Disinyalir level estrogen yang terlalu tinggi dapat mendorong timbulnya kanker. Penelitian yang dilakukan terhadap penderita kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang melakukan diet ketat dengan mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi asupan lemak dari daging dan susu mempunyai level estrogen yang rendah. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Harvard School of Public Health Amerika telah membuktikan bahwa pola konsumsi wanita Jepang yang selalu menambahkan rumput laut dalam menu makannya, menyebabkan wanita premenopause di Jepang mempunyai peluang tiga kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita Amerika.

 Mencegah Penyakit Stroke

Mengkonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada seseorang.

 Mencegah terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan dan kehalusan kulit : 

Kandungan vitamin, mineral, asam amino dan enzym dalam rumput laut sangat potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan dan peremajaan kulit. Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja sama dalam memelihara kolagen, sedangkan kandungan protein dari rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit.

 Mencegah Terjadinya Penurunan Kecerdasan : 

Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat tinggi dapat mengatasi defisiensi iodium pada tubuh yang berdampak pada penurunan kecerdasan seseorang.

 Sebagai Makanan Diet : 

Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang lebih lama. Disamping itu, serat pada rumput laut juga dapat membantu memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi resiko obesitas, menurunkan kolesterol darah dan gula darah.

 Sebagai Anti Oksidan dan Meningkatkan Kekebalan Tubuh : 

Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau) berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh yang kuat akan dapat menguruangi gejala alergi.

 Mencegah Gejala Osteoporosis : 

Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan susu, sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis.

 Mencegah Penyakit Gangguan Pencernaan : 

Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya.

 Lain lain : 

Disamping sebagai bahan makanan bergizi, rumput laut telah banyak digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual produk tersebut. Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk pembuatan obat adalah alga coklat khususnya sargasum dan turbinaria. Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa senyawa natrium alginat. Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan dalam pembuatan obat antibakteri, anti tumor, penurunan darah tinggi dan mengatasi gangguan kelenjar.

 Tertarik dengan manfaat rumput laut???

 Untuk mendapatkan rumput laut dewasa ini tidaklah susah. Produk olahan rumput laut banyak dijual di pasaran dengan banyaknya industri yang mengolahnya baik dalam bentuk makanan maupun obat obatan, seperti : manisan rumput laut, agar agar rumput laut, suplemen dan obat obatan yang berbahan dasar rumput laut.

Sumber : 

http://cinduatakacauhariujan.wordpress.com/2010/03/25/kandungan-gizi-manfaat-rumput-laut/

Senin, 23 Agustus 2010

500 ton biomassa Rumput Laut Basah bisa dipanen dari luas sehektar selama setahun






Potensi Biomass dari  Budidaya Rumput Laut sangat  Spektakuler

By Dian Kusumanto


Bapak Majid adalah salah seorang petani Rumput Laut di Nunukan Kaltim.  Ada ratusan petani mengelola Rumput Laut sebagaimana lazimnya yang dilakukan Pak Majid.  Untuk membudidayakan Rumput Laut  perlu dibuat Tali Fondasi terlebih dahulu.  Biasanya tali fondasi ini panjangnya sekitar 100 meter, sedangkan lebar antar fondasi adalah sekitar 25 meter atau sekitar 15 depa atau disesuaikan dengan panjang tali bentangan tempat rumput laut digantungkan.    Jadi setiap bedengan ini mempunyai ukuran 25 m x 100 meter  yang bisa diisi dengan sekitar  300 tali bentangan. 

Pembuatan fondasi biasanya  minimal terdiri dari 2 bedengan yang  terdiri dari 3 tali fondasi panjang 100 meter berjarak masing-masing 25 meter.  Tali fondasi yang tengah biasa didobel karena sebagai tempat pengikatan tali bentangan sayap kanan dan sayap kiri.  Sedangkan Tali Fondasi yang ada di ujung masing-masing untuk mengikat 1 jalur ujung dari tali bentangan.  Berarti dalam 2 bedengan ini memerluka luas hamparan 50 meter x 100 meter atau 0,5 hektar, yang bisa diisi dengan sekitar 600 tali atau lebih.  Jadi kalau areal mencapai 1 hektar ada sekitar 1.200 tali bentangan.

Dari beberapa petani yang dihubungi maka penulis menyimpulkan bahwa rata-rata produksi  rumput laut selama masa budidaya 45 – 60 hari adalah sebagai berikut :

1.       Rumput Laut Basah (RLB) adalah sekitar 80 kg per tali bentangan, atau sekitar 96 ton/hektar dibulatkan sekitar 100 ton per hektar dalam satu musim.

2.       Jadi kalau menggunakan nilai konversi basah ke kering itu 10:1, maka akan diperoleh Rumput Laut Kering (RLK) sekitar 8 kg RLK /musim/tali atau  9,6 ton RLK/musim/hektar atau dibulatkan menjadi  10 ton RLK/musim/hektar.

3.       Jadi kalau menghitung lagi dalam rentang waktu setahun, berarti  bisa dilakukan sebanyak 6 kali atau 6 musim dalam setahun.  Maka jika diasumsikan produktivitas ini stabil sepanjang tahun maka produksinya adalah   sebanyak  600 ton RLB/tahun/hektar atau sekitar 60 ton RLK/tahun/hektar.

Namun seandainya dianggap produktifitas Rumput Laut itu berfluktuasi tergantung dengan musim maka bisa saja produktifitasnya diperkirakan sekitar 500 ton  RLB/thn/ha  atau 50 RLK/thn/ha.

Menurut Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia, Rizald Max Rompas ,  sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia dengan panjang mencapai lebih dari 95.181 kilometer (km).   Oleh karena itu Indonesia memiliki peluang yang sangat besar dalam mengelola sumber daya alam melalui budidaya rumput laut di pesisir pantai.

Untuk mencapai target 10 juta ton produksi rumput laut kering pada 2014, sesungguhnya tidak terlalu banyak areal laut yang digunakan.    Jika produktifitas rumput laut mencapai 50 ton RLK/tahun/hektar, maka untuk mencapai target tersebut kita hanya memerlukan areal lahan budidaya sehitar 200.000 hektar .  Kalau seandainya  budidaya dilakukan sampai melebar sejauh 100 meter hamparan budidayanya, maka untuk memenuhi 200.000 hektar ini perlu  : 100 m/ha x 200.000 ha,  yaitu  20.000 km efektif.  Artinya itu adalah sekitar 20 % atau seperlima dari seluruh wilayah panjang garis pantai kita.   Jika lebar hamparan budidayanya sampai 200 meter, maka diperlukan sekitar 10.000 km panjang garis pantai, atau sekitar 10 % atau sepersepuluh panjang garis pantai kita.

Bagaimana dengan Nunukan?

Sedangkan  wilayah Kabupaten Nunukan yang memiliki  panjang garis pantai mencapai 314,592 km  dengan pemanfaatan wilayah garis pantai sekitar seperlimanya (20%), maka berpotensi akan bisa menyumbang produksi RLK sebesar : 20% x 200 meter x 314.592 meter : 10.000m2/ha = 1.258 ha, kalau produktifitasnya 50 ton RLK/tahun/ha, maka potensi itu menjadi = 62.918 ton RLK per tahun. 

Sekarang ini Nunukan diperkirakan sudah mengirim sekitar 6.000 ton RLK per tahun.  Angka ini masih perkiraan karena Nunukan melalui Pelabuhan Tunontaka membukukan sekitar 500 ton RLK dalam sebulan atau sekitar 6.000 ton dalam waktu setahun.   Angka ini masih akan terus bertambah, sebab animo masyarakat masih sangat besar untuk terus menambah bentangan talinya.    Dari potensi selama ini Penulis  memprediksikan masih mungkin bagi para petani Nunukan untuk meningkatkan arealnya bahkan sampai 10 kali lipat lagi dari produksinya yang sekarang,  sehingga  sampai produksi RLK  mencapai 60.000 ton RLK per tahun.

Ayo siapa lagi yang akan terjun ke bisnis Rumput Laut di Nunukan?

AWET MUDA DAN LANGSING DENGAN RUMPUT LAUT

AWET MUDA DAN LANGSING DENGAN RUMPUT LAUT



Rumput laut disukai karena rasanya yang lezat. Apalagi saat disantap menjadi agar-agar ataupun campuran es campur, es teler ataupun rumput laut.Tahukah Anda, selain nikmat, rumput laut juga bagus untuk kulit anda. Kulit akan halus, dan awet muda. Selain itu, kandungan serat yang banyak dalam rumput laut membuat tubuh Anda langsing.

Disamping sebagai bahan makanan bergizi, rumput laut juga banyak digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan, serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual produk tersebut. Jenis rumput laut yang banyak digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan adalah alga cokelat,terutama sargasum, dan turbinaria. Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa senyawa natrium alginat.



CEGAH KANKER

Menurut pakar gizi, rumput laut bermanfaat sebagai antikanker karena banyak mengandung antioksidan seperti betakaroten. Betakaroten juga bagus untuk mata karena banyak mengandung vitamin A.Dengan mengonsumsi rumput laut, berarti juga mencegah kanker, karena kandungan serat, selenium, dan seng yang tinggi pada rumput laut dapat merduksi estrogen.

Vitamin yang paling banyak terkandung dalam rumput laut adalah vitamin B kompleks dan vitamin K, mineral, serta dapat melindungi fruktosa dari saluran cerna dan pernapasan.



BAGUS UNTUK KULIT

Rumput laut bagus untuk anti-aging karena banyak mengandung mineral, vitamin, dalam bentuk retinol di dalam vitamin A. Vitamin A (betakaroten) dan vitamin C bekerjasama dalam memelihara kolagen. Sedangkan kandungan protein dalam rumput laut, penting untuk membentuk jaringan kulit. Rumput laut dapat membantu mencegah terjadinya penuaan dini, serta menjaga kesehatan dan kehalusan kulit.
Rumput laut juga memiliki kemampuan untuk membantu proses memperbaharui jaringan kulit yang rusak dan dapat mencerahkan kulit.

Kandungan vitamin A,B kompleks, C,D dan K pada rumput laut tersebut memberi nutrisi pada kulit sehingga kulit lebih lembab dan kencang. Vitamin C bisa membantu menangkal radikal bebas.Kandungan klorofil dan Vitamin C pada rumput laut berfungsi sebagai antioksidan sehingga dapat membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas. Rumput laut juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga mengurangi gejala alergi.


TUBUH LEBIH LANGSING

Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang lebih lama. Rumput laut juga bisa meluruhkan lemak-lemak di perut. Serat pada rumput laut juga membantu memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi risiko obesitas, menurunkan kolesterol darah dan gula darah.



KHASIATNYA LEBIH BAGUS BILA DICUCI SECARA RINGAN

Rumput laut mempunyai banyak manfaat untuk tubuh, karena itu pemanfaatannya harus tepat. Agar kandungan zat gizi yang terkandung di rumput laut tidak terbuang sia-sia
maka pengolahan harus baik. Pengolahan rumput laut sangat mudah hanya dicuci secara ringan agar kandungan di dalamnya tidak hilang.



Cara mengonsumsi rumput laut juga perlu diperhatikan. Untuk mengonsumsi rumput laut sebaiknya jangan terlalu banyak, karena rumput laut mengandung iodine dan tubuh membutuhkan 150 microgram per hari. Jika terlalu banyak iodine dalam tubuh bisa mengakibatkan kelenjar tiroid dalam tubuh tidak bekerja dengan baik.


Kandungan rumput laut 100 gram :
Air                           27,8%
Protein                  5,4%
Karbohidrat       33,3%
Lemak                   8,6%
Serat Kasar          3%
Abu                        2,25%
Vitamin C          11 mg
Vitamin A      1500 IU
Magnesium      34 mg
Folate                  51 microgram
Calcium             78 mg
Iron                     0,8 mg


Semoga bermanfaat, salam.......
By Yaty-Batam Centre (chemaranx_city@rocketmail.com)
Sumber : http://kupukupudanpelangi.blogspot.com/2009_06_01_archive.html

Minggu, 22 Agustus 2010

CAIRAN LIMBAH PASKA PANEN RUMPUT LAUT



PELUANG BESAR PUPUK ORGANIK DARI CAIRAN LIMBAH PROSES PENGERINGAN RUMPUT LAUT


Saya sangat tergelitik dengan Bisnis Rumput Laut.  Bersama beberapa teman berencana akan membuat usaha kecil2an untuk Pengolahan Paska Panen Rumput Laut.  Kami berencana akan membeli Rumput Laut Segar (Basah) hasil panen dari para petani, kemudian kami akan melakukan proses pengeringan sampai menjadi Rumput Laut Kering (RDC-Raw Dried Cottoni).

Beberapa referensi mengatakan bahwa untuk mendapatkan 1 ton RDC kita harus membeli Rumput Laut Segar sebanyak 10 kalinya, yaitu 10 ton.  Hal ini berarti 'rendemen' RDC dari WC (Wet Cottoni) itu 1 dibanding 10 (1 : 10).  Pada saat kita lakukan proses menjadi RDC maka akan ada 9 bagian (atau 9 ton) yang akan hilang atau keluar dari tubuh Wet Cottoni ini.

Alangkah banyaknya bagian yang keluar ini.  Kalau toh ini air mungkin sebagian akan menguap.  Namun ada sebagian besar 'cairan' yang keluar ini kemudian menetes ke bawah dari tempat 'penjemuran' atau pengovenan.  Kalau toh dikumpulkan diperkirakan lebih dari 50% berat dari Bahan Mentahnya.

Kami curiga bagian yang lebih dari 5 ton berupa cairan yang menetes ini berasal dari dalam tubuh atau bahkan dari dalam sel karena terjadinya 'plasmolisis' karena proses pengeringan.  Artinya ini bukan cairan biasa, tetapi cairan yang sebenarnya hasil dari proses metabolisme sel yang mungkin sangat bernilai tinggi.

Kalau toh ini benar, maka sungguh sangat sayang apabila cairan yang mungkin lebih dari 5 ton ini terbuang begitu saja.  Kami berfikir yang paling rendah, cairan ini pasti bisa dikelola untuk dijadikan pupuk organik cair yang sangat hebat.  Alangkah besar nilainya kalau ini betul-betul seperti yang kami sangkakan.

Sebagai gambaran, ada teman yang bercerita bahwa di Jawa ada pupuk cair yang bisa dibuat dari cairan hasil fermentasi batang pisang yang kemudian diolah menjadi pupuk cair dengan harga Rp 15.000 per liter.  Kami yakin (belum ada analisa laboratoriumnya sih) bahwa cairan 'limbah' dari proses paska panen rumput laut ini akan jauh lebih bagus dari pada cairan hasil fermentasi batang pisang tadi.  Berarti nilainya bisa lebih tinggi dari nilai Rp 15.000 per liter.  Kalau toh sama itupun sudah sangat bagus.   Atau seandainya harganya cuma Rp 10.000 per liter saja, nilainya sungguh sangat besar.

Salam dari kami : Dian Kusumanto (AREN FOUNDATION)


Email : diankusumanto@yahoo.co.id

Website : http://rumputlautindonesia.blogspot.com, http://kebunaren.blogspot.com, http://www.diankusumanto.com

 

Foto foto rumput laut di Nunukan Kalimantan Timur

Foto foto rumput laut di Nunukan Kalimantan Timur

Bapak Herman Hamid, SE Anggota DPRD Kabupaten Nunukan juga ikut meramaikan agribisnis rumput laut di Nunukan.  Nampak sedang mengamati rumput laut yang sedang dijemur di atas papan jemur beralaskan net hitam 'dari' agar menjadi kering dengan kadar air 35%.

Di atas ada rumput laut yang sedang dijemur, sedang di laut sana terhampar tali-tali berpelampung botol-botol bekas agar rumput laut tetap menggantung dan berkembangbiak secara tergantung pada tali-tali plastik.


H. Herman Hamid, SE.  sebelum menjadi Anggota Dewan, termasuk Pengusaha yang sukses di Nunukan.  Beliau termasuk Pelopor awal pengembangan rumput laut di Nunukan.  Dengan naluri bisnisnya yang tajam dan dengan modal yang cukup, maka sangat leluasa baginya untuk mengembangkan sayap bisnisnya.  Di bidang perikanan, sekarang H. Herman ini mengembangkan Kepiting ASOKA, yaitu kepiting berkulit lunak.  Kepeloporan dalam bidang usaha ini rupanya memberi inspirasi banyak teman dan kolega-koleganya mengikutinya.

Hamparan rumput laut sedang dijemur pada matahari yang terik di atas lantai jemur yang terbuat dari papan kayu dengan alas net 'dari' warna hijau.  Lantai jemur ini dibangun di atas permukaan air laut Nunukan Barat.

Hamparan seperti ini sekarang sudah menjadi pemandangan yang sudah sangat biasa di pesisir Pulau Nunukan, Pulau Sebatik dan beberapa Pulau kecil di sekitar Nunukan dan Sebatik.

Kamis, 19 Agustus 2010

MASYARAKAT PESISIR LAUT PULAU SEBATIK DAN NUNUKAN MENIKMATI CASFLOW MILYARAN RUPIAH PER BULAN

RAME-RAME USAHA RUMPUT LAUT DI WILAYAH PERBATASAN,  

MASYARAKAT PESISIR LAUT PULAU SEBATIK DAN NUNUKAN MENIKMATI CASFLOW MILYARAN RUPIAH PER BULAN

By Dian Kusumanto

Pada Bulan Februari 2010 hampir setiap bulan Kabupaten Nunukan sudah mengeluarkan rumput laut kering sekitar 280 ton dengan tujuan Sulawesi Selatan dan Surabaya.   Kalau harga rumput laut kering rata-rata Rp 10.000 per kg, maka berarti ada dana yang berasal dari rumput laut yang berputar di masyarakat sebanyak Rp 2,8 Milyar dalam sebulan.

Yang menikmati perputaranan arus ekonomi ini rata-rata masyarakat nelayan atau petani yang berada di daerah pesisir Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik.   Masyarakat sangat terbantu dengan adanya peluang yang baru dari rumput laut  yang ramai diusahakan sekitar 2 tahun yang lalu.  Seolah-olah mereka menemukan air yang sejuk dingin dan segar setelah lama merasa selalu kehausan.   Hal ini terjadi sejak BBM yang harganya naik sedangkan hasil laut para nelayan malah turun, sehingga usaha tangkap nelayan berperahu menurun.

Rumput laut kemudian seolah menolong keadaan ekonomi masyarakat nelayan dan masyarakat pesisir di Kabupaten Nunukan.  Sampai hari ini seolah eforia ini masih belum mereda, bahkan orang semakin bersemangat menambah lagi tali-tali bentangan bibit rumput laut mereka. Maka menurut beberapa perkiraan yang bersumber dari beberapa penampung rumput laut kering, volumenya sudah lebih dua kali lipatnya bulan Februari yang lalu.  

Menurut salah seorang pengamat rumput laut Nunukan, Pak Eka Wijaya, ada sekitar 500-an ton rumput laut kering dalam setiap bulannya.  Artinya perputaran uang dari rumput laut di Nunukan sudah mencapai sekitar Rp 5 Milyar per bulan.   "Saya kira itu bisa lebih dan selalu naik terus angkanya",  begitu tambahnya.   Kenapa itu bisa terjadi, karena memang pertumbuhan jumlah orang yang terjun maupun jumlah kepemilikan tali setiap orang selau meningkat setiap saat.   Masih banyak hasil panen yang dipakai untuk bibit kembali.  Bahkan awalnya panen 100 bentang misalnya, nanti turun lagi bisa 200 bentang, artinya ada 100 bentang yang baru ditambahkan.

Pak Elang, salah seorang juragan rumput laut di Sedadap Nunukan, sudah memiliki sekurangnya 900 bentang tali rumput laut.  Rata-rata panen rumput laut sekitar 150 bentang per minggu dengan hasil rumput laut kering sekitar 1 ton per minggu.  Dengan harga Rp 10.500 per kg RLK maka rata-rata pendapatan kotornya mencapai Rp 10,5 juta per minggu atau sekitar Rp 42 juta per bulan.

Maka tidak begitu heran bila ada beberapa pengamat lainnya yang berani mengatakan angka Rp 8 Milyar per bulan, karena diperkirakan sudah ada 800 ton rumput laut kering yang dikapalkan melalui kapal di Pelabuhan Tunon Taka baik yang menuju Surabaya maupun Sulawesi Selatan.   Namun semuanya masih dalam bentuk rumput laut kering glondongan dengan mutu yang sangat beragam.

Untuk menjaga kesinambungan usaha, sebenarnya mutu yang kurang seragam dari tingkat petani/ nelayan ini sangat riskan.  Apalagi kebanyakan para pedagang pengepul rumput laut ini juga tidak semuanya mau mendidik petani pemasoknya.  Kadang karena kepepet deadline dari kontrak, mereka saling kejar target, yang menyebabkan kontrol terhadap mutu rumput laut setoran para petani/ nelayan sangat kendor.  Akhirnya petani pemasok ini jadi menggampangkan mutu rumput laut.  Karena pembelinya tidak membedakan mana yang mutunya jelek dan mana yang baik harganya disama-ratakan saja.

Sebagian petani rumput laut di Nunukan melakukan pengovenan atau menutup rumput laut basah sehabis dipanen dengan terpal dan atau dilapisi plastik bening  dibagian dalam terpal.  Pengovenan ini dilakukan sekitar 2 hari, supaya rumput laut berkeringat dan air keringatnya menetes sehingga tumpukan yang semula tebal menjadi menipis.  Volume dan berat rumput lautnya berkurang dan sudah berkurang kadar airnya.  Setelah 2 hari tutup dibuka dan rumput laut ini dicuci dengan air laut supaya kotorannya terlepas dan rumput laut menjadi bersih.  Perlakuan seperti ini sangat disukai oleh pedagang pengepul karena rumput lautnya terlihat lebih putih dan bersih.  Setelah dicuci kemudian rumput laut ini dijemur lagi secara terbuka seperti gambar di bawah ini.


Memang hampir semua pembudidaya rumput laut ini masing-masing memiliki tempat penjemuran dan dilakukannya sendiri atau berkelompok.  Nampaknya cara-cara pengelolaan paska panen rumput laut di Nunukan dan Sebatik ini masih sangat tradisional.  Penulis belum menemui petani yang menerapkan cara pengelolaan paska panen yang modern.  Rata-rata hanya melakukan penjemuran di atas jaring dari hitam atau terpal di atas jembatan atau di atas permukaan tanah. (bersambung)

(By Dian Kusumanto Aren Foundation)

Pabrik Pengolahan Rumput Laut

Industri Pengolahan Rumput Laut

Frugurt adalah kombinasi antara Yogurt dan Fruit (buah-buahan) dengan bahan keraginan yang berasal dari olahan rumput laut.


Alat pengering sentrifugasi sistem vacum untuk mengolah keraginan dan produk turunan lainnya yang bermutu tinggi dan hiegenis

Lembaran pembungkus seperti Resoles ini terbuat dari tepung, daging dan kombinasi dengan keraginan

Sosis ini begitu lezatnya, kenyal dan memiliki komposisi nutrisi yang lengkap sebagai makanan yang mengenyangkan dan menyehatkan, juga terbuat dengan komposisi antara sumber protein hewani atau nabati, bumbu-bumbu, tepung dan keraginan 


Pabrik pengolahan rumput laut di Zamboanga Filippina

Tempat proses rumput laut yang terbuat dari basket logam untuk mencuci, merendam dan memasak rumput laut menjadi olahan rumput laut seperti chip, keraginan dan powder.

Penjemuran hasil olahan rumput laut kering menjadi chips keraginan di suatu Pabrik keraginan di China

Kapsul kosongan terbuat dari keraginan


Soft Candy manisan empuk yang terbuat dari saribuah  dan keraginan hasil olahan dari rumput laut

Dari bahan baku rumput laut yang diolah menjadi keraginan dan aneka macam makanan ringan  yang membuat hidup lebih berwarna warni

Rabu, 18 Agustus 2010

Harga Produk Rumput Laut Eucheuma Cotoni

Perbandingan Harga Produk Rumput Laut Eucheuma Cotoni menurut tingkat pengolahannya :


  1. RDC (raw dried cottonii) (rumput laut kering/mentah) : Rp 10.000/kg
  2. ATCC (alkali treated cottonii chips) rumput laut kering potong : 50.000/kg
  3. SRC (semi refined carrageenan) atau karaginan setengah murni : 70.000/kg
  4. RC (refined carrageenan) karaginan murni untuk industri : Rp 180.000/kg
  5. RC (refined carrageenan) karaginan murni untuk makanan:Rp 200.000/kg 


Sumber data : Martani Huseini DitJen P2HP DKP (01 July 2010)

Senin, 16 Agustus 2010

Video Usaha Rumput Laut di Sedadap Nunukan, Kaltim






Usaha Rumput Laut di Sedadap, Nunukan Kalimantan Timur

Oleh : Dian Kusumanto

Harapan baru para nelayan dan petani di Kabupaten Nunukan.

Rumput laut memberi harapan pendapatan baru yang sangat menjanjikan. Bagi Petani dan Nelayan rumput laut adalah komoditi yang tidak rewel, investasinya juga murah, tidak terlalu rumit, umurnya juga relatif pendek, cepat bisa dijual, gampang pemasarannya, harga jualnya cukup menarik.
Umur panen rumput laut mulai dari saat awal bibit dipelihara sampai rumput laut siap dipanen hanya perlu waktu sekitar 45 hari, kadang juga ada yang baru dipanen pada umur 2 bulan atau 60 hari.

Di Nunukan volume usaha rumput laut diukur dengan ukuran jumlah tali atau bentangan tali. Rata-rata panjang bentangan tali sepanjang 15 depa atau sekitar 25 meter, ada juga yang hanya 12 depa atau 14 depa.   Sepanjang tali bentangan ini diikatkan bibit dengan jarak antar 7,5 - 12 cm yang lazim sekitar 10 cm.   Jumlah tali bentangan masing-masing nelayan atau petani sangat bervariasi, rata-rata mereka mengusahakan sekitar 100 sampai 200 bentang per orang, ada juga yang sampai 600 bentang, bahkan ada juga yang mencapai 900, 1000 dan 2.000 bentang.

Produksi rata-rata setiap bentang sekitar 6 sampai 8 kg rumput laut kering (RLK), tergantung dari perkembangan dan kesuburan rumput laut. Pengamatan Penulis, bahwa rata-rata produksi dari 150 bentang bisa menghasilkan rumput laut kering (RLK) sekitar 1 ton.
Sekarang ini (Agustus 2010) harga di Nunukan cukup bagus yaitu sekitar Rp 10.500 per kg RLK. Jadi dari 150 bentang akan dapat dijual Rumput Laut Kering (RLK) dengan nilai sekitar Rp 10,5 juta. Rp 10,5 juta ini diperoleh selama pemeliharaan rumput laut sekitar 45 hari dari sebanyak 150 bentang tali.

Anda bisa  mengklik Videonya di YouTube dengan alamat URL : 

http://www.youtube.com/watch?v=-96CKJ0olJw

dan  http://www.youtube.com/watch?v=dj2lA36nSvQ

Siapa yang ingin ikut usaha rumput laut? Silakan segera mulai mumpung masih sangat menjanjikan.

(AREN FOUNDATION)



Bismillahhirrohmanirrohiim

Dengan memohon Ridho Allah SWT dan mengucapkan Bismillahhirrohmanirrohiim, maka kami memulai membuka Blog baru dengan nama Rumput Laut Indonesia.  Semoga bermanfaat bagi majunya usaha rumput laut di Indonesia.  Amin.

Dian Kusumanto, Aren Foundation.