...Indonesia akan menguasai dunia dengan produk olahan rumput laut...
.

Selasa, 28 Januari 2014

KUNJUNGAN BELAJAR KE PABRIK PENGOLAHAN KARAGENAN RUMPUT LAUT DI PASURUAN JAWA TIMUR



KUNJUNGAN BELAJAR KE PABRIK PENGOLAHAN KARAGENAN RUMPUT LAUT DI PASURUAN JAWA TIMUR

Oleh : Ir. H. Dian Kusumanto

Saya sempat pesimis bisa masuk ke dalam pabrik yang mengolah rumput laut menjadi karagenan.  Namun hal itu tidak terbukti pada saat kami mengunjungi Pabrik Kappa Karagenan di Desa Kurung Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan.  Pak Hamzah, sang pemilik pabrik,  sungguh sangat membuka diri dan membuka pabrik seterang-terangnya dan menjawab semua pertanyaan yang disampaikan oleh para tamu.  Tidak ada hal-hal yang disembunyikan dari detil-detil pabrik yang dimilikinya.  Ini aneh bin ajaib.  Sebab selama ini beberapa teman yang berusaha masuk ke beberapa pabrik hanya diterima di ruang tunggu atau bahkan hanya di pos satpam pabrik.

Pabrik ini terkesan agak tersembunyi, karena untuk memasuki pabrik rombongan dari Kabupaten Nunukan yang dipimpin langsung oleh Bupati Nunukan, yaitu Bapak Letkol Purnawirawan Drs. H. Basri.  Dengan menggunakan Bus Mini dari Surabaya harus melalui jalan kampung yang tidak beraspal dan melalui kebun-kebun masyarakat.  Meski tidak terlalu jauh jaraknya dengan Jalan Raya Kejayan yang menghubungkan Kota Pasuruan dan Kota Kecamatan Porwosari, hanya sekitar 500-an meter.  Sebenarnya lokasi pabrik Pak Hamzah ini tepat di Belakang Pabrik milik Mayora Grup yang berdampingan dengan persawahan yang relatif subur dengan pengairan yang baik.

Meskipun agak tersembunyi, ternyata Pabrik Pak Hamzah ini demikian terbuka, karena tidak ada pagarnya.  Pintu pabrik juga dibuka lebar-lebar dan penulis tidak mendapati Satpam yang berseragam yang berjaga di pos jaga, karena memang tidak ada pos jaganya.   Masuk ke area pabrik kami disuguhi pemandangan berupa hamparan seperti tumpukan kain putih yang sedang dijemur di atas terpal.  Ada juga yang sedang dijemur menggunakan rak-rak penjemur yang beroda. Rupanya yang dijemur itu adalah lembaran-lembaran karagenan yang baru dipress berbentuk seperti kain putih yang sedang dijemur.  Penjemuran dilakukan karena panas matahari sedang cerah hingga energinya bisa mengeringkan lembar-lembar karagenan itu.



Gedung Pabrik Pak Hamzah ini lebarnya sekitar 20-an meter sedang panjangnya mungkin sekitar 60-an meter.  Kesan pertama memasuki pabrik ini adalah kesederhanaanya.  Pabrik ini benar-benar menyatu dan akrab dengan lingkungan sekitarnya.  Ada kebun-kebun Mangga, kebun Jati dan Sawah masyarakat di sisi barat dan belakang pabrik.  Bahkan sawah yang berada di belakang pabrik tersebut merupakan bagian yang dimiliki Pak Hamzah untuk memanfaatkan limbah cair pabrik untuk pupuk penyubur tanaman padi.   Sungguh pabrik ini sangat aman bagi lingkungan persawahan yang ada di sekitarnya, bahkan bisa memberikan pupuk tambahan dari limbah cair maupun padat dari aktifitas produksinya. 


Begitu masuk ke dalam gedung Pabrik kami bertemu dengan alat pengering yang lama sudah saya pandangi melalui gambar-gambar di internet jika kita cari dengan kata kunci “seaweed dryer”.  Industri rumput laut di China sudah sangat akrab dengan alat ini.  Maka banyak sekali penawaran alat mesin ini di China.  Menurut Pak Hamzah di China terdapat sekitar 600 pabrik pengolahan rumput laut menjadi karagenan.  Di China sendiri rumput laut hanya bisa dibudidaya sekitar 3 bulan saja atau satu musim saja.  Karena dari 4 musim sub tropik disana, 1 musim panas saja yang bisa dibudidayakan rumput laut.  Makanya China sangat bergantung pada pasokan bahan baku rumput laut dari luar, termasuk yang paling besar adalah dari Indonesia.

Sekarang ini sebenarnya Indonesia sudah menjadi produsen terbesar rumput laut di dunia, setelah sekitar tahun 2008 mengalahkan dominansinya Filippina.  Namun dalam hal devisa yang dihasilkan Filippina memperoleh nilai ekspor lebih besar dibanding Indonesia.  Itu karena Indonesia mengekspor rumput laut sebagian besar (sekitar 85%) dalam bentuk raw material , sebaliknya Filippina sudah lebih banyak (sekitar 85%) mengekspornya dalam bentuk olahan jadi atau setengah jadi.   Rumput laut kering (dried seaweed) yang diproduksi Indonesia sebagian besar diekspor ke China, dan sebagian kecil ke Filippina, Malaysia dan beberapa negara eropa.

Pabrik pengolahan rumput laut yang ada di Indonesia bisa dihitung dengan jari.  Sebagian besar adalah mengolah rumput laut menjadi bahan setengah jadi berupa Chip ATC  dan Semi Refine Carrageenan (SRC).  Hanya sedikit Pabrik yang mengolah rumput laut menjadi Refine Carrageenan ini.  Dan Pabrik Pak Hamzah bisa dikatakan sebagai pabrik pertama milik anak Indonesia yang mengolah rumput laut menjadi tepung RC.  Beberapa pabrik yang mengolah rumput laut menjadi RC sebagian besar dimiliki oleh pemodal asing atau korporasi raksasa nasional.

Ditanya tentang sedikitnya pemain RC, Pak Hamzah bercerita demikian panjang.  Dominansi industri China sangat menguasai perdagangan rumput laut Indonesia.  Bahkan Indonesia dikesankan tidak akan mampu membuat pabrik pengolahan RC.  Seandainya mampu mungkin pasarnya juga tidak akan mampu menembus kartel China yang sudah sangat mendominasi bisnis rumput laut dan karagenan dunia.   Sehingga dari awal Pak Hamzah juga sudah memperhitungkan itu.  Kuatnya kartel rumput laut China ini, ternyata sangat mempengaruhi 2 pusat bisnis rumput laut yang ada di Indonesia Timur, yaitu Surabaya dan Makassar.  

Seluruh produksi rumput laut Indonesia sebagian besar diproduksi di bagian timur Indonesia seperti :
1.    Pulau Kalimantan di Provinsi Kaltara (Nunukan, Tarakan),  Provinsi Kalimantan Timur (Bontang, Kutim, Balikpapan dan Pasir Panajam Utara)
2.    Maluku Tenggara, Maluku Utara
3.    Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah
4.    Sulawesi Selatan dan Sulawei Tenggara
5.    NTT, NTB dan Bali.
6.    Dll.

Memulai pabrik dengan kapasitas kecil

Kunjungan belajar ke pabrik  PT Kappa Carrageenan Nusantara milik Pak Hamzah ini menyertakan juga Rombongan dari PT Manrapi dari Nunukan untuk menjajagi model pabrik serupa jika dibangun di Nunukan.  Rombongan PT Manrapi yang dipimpin oleh H. Irwan Sabri SE, juga menyertakan Kepala Dinas Perindagkop dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan beserta Kepala Bidang Perijinan dan Pengolahan Hasil Perikanan Kabupaten Nunukan.   PT Manrapi milik H. Sabri, seorang pengusaha tambang Batubara ini, bertekad untuk membangun industri pengolahan rumput laut di Nunukan.

Karena PT Manrapi juga secepatnya akan memulai pembangunan pabrik pengolahan rumput serupa di Nunukan.  Pembangunan pabrik dimaksud akan memanfaatkan melimpahnya bahan baku yang selama ini hanya dijual dalam bentuk mentah ke Makassar, Surabaya dan Tawau Malaysia.  Sangat disayangkan.  Dengan dibangunnya pabrik pengolahan rumput laut di Nunukan akan menciptakan nilai tambah dan juga menyerap tenaga kerja di Nunukan.  Selain itu tentu hal ini juga bisa lebih menstabilkan harga di tingkat petani dan juga mampu meningkatkan daya saing produk ke luar daerah.  Kalau pembangunan ini sukses maka kepercayaan diri para pengusaha lokal untuk berinvestasi di negerinya sendiri juga akan semakin besar.

Selama ini Bupati Nunukan, Bapak Drs. H Basri, juga menghendaki agar rumput laut yang dibawa keluar dari Nunukan tidak lagi dikirim dalam bentuk gelondongan alias mentah. Tapi dikirim keluar daerah bahkan keluar negeri sudah dalam bentuk setengah jadi yaitu berupa Chip ATC dan Semi Rfine Carrageenan atau bahkan sudah dalam bentuk Refine Carrageenan.   Seandainya bisa maka sangat mungkin juga sudah bisa diolah menjadi aneka produk pangan olahan yang berbahan dasar rumput laut.  Tentu ini akan menghidupkan roda ekonomi rakyat dan menyediakan kesempatan kerja bagi warga Nunukan, sebagaimana visi yang sudah dipatrikan dalam program Gerbang Emas.

Bupati menghendaki kalau bisa semua produksi rumput laut se Kabupaten Nunukan ini bisa dihilirisasi menjadi komoditi yang bernilai tambah.  Maka semula jika pabrik pengolahan rumput laut di Nunukan ini berkembang akan mampu mengolah seluruh produksi yang ada, yaitu sebanyak 1.000 ton per bulan.  Namun Pak Hamzah mengingatkan agar membangun pabrik pengolahan dimulai dari skala ekonomis minimal dulu seperti pabrik yang dimilikinya.  Bila mengikuti jejak Pak Hamzah, maka biarlah pabrik di Nunukan nanti dimulai dengan kapasitas olah 5 ton rumput laut kering per hari, atau sebanyak 150 ton per bulan.  Maka jika diolah menjadi tepung karagenan akan dihasilkan antara 30-40 ton tepung karagenan per bulan.

Jika pabrik dibangun dalam kapasitas besar dan menyedot seluruh bahan baku di Nunukan, maka bisa menyebabkan beberapa kemungkinan sebagai berikut :
1.  Berkurangnya jatah pengiriman oleh pedagang lokal ke Makassar dan Surabaya.
2.  Akan merubah sedikit atau banyak keseimbangan harga rumput laut di tingkat eksportir yang akan berimbas juga kepada pabrik di luar Nunukan.
3.  Memancing reaksi pedagang besar yang berhubungan dengan pabrik dan importir di China (Kartel China) yang membuat harga di tingkat petani tidak stabil.
4.  Mematikan peran pedagang pengumpul, peluncur di lapangan dan para pengusaha angkutan dan tenaga kerja yang biasanya bekerja pada rantai tata niaga ini.
5.  Harga di tingkat petani di Nunukan akan lebih stabil dan kualitas hasil rumput laut lebih terkontrol.
6.  Ada penyerapan tenaga kerja cukup besar yang diperlukan untuk operasionalisasi pabrik dan tenaga di dalam tata niaga baru yang lebih pendek dari petani ke pabrik.
7.  Merubah pola tata niaga dan sistem yang menyesuaikan dengan permintaan atau persyaratan mutu menurut standar pabrik.
8.  Pabrik berkembang pengaruhnya menjadi trigger, driver, leader dalam sistem bisnis rumput laut di Nunukan.
9.  Untuk mengontrol kemungkinan terjadinya poin 8 di atas, maka peran pemerintah dalam menjalankan sistem pengawasan yang standar dapat menyusun peraturan perundangan dengan pihak Legislatif.
10.  Jika dukungan bahan baku, bahan penolong, bahan bakar, listrik, air, sistem pengelolaan SDM (tenaga kerja) atau jika manajemen Pabrik lemah, maka akan mengalami kewalahan dalam mengelola input yang dibutuhkan maupun output yang dihasilkan.
11.  Imbas dari lemahnya sistem manajemen pabrik akan berdampak besar pada tata niaga yang sudah terlanjur monopolistik (nanti).  Namun mungkin (nanti) akan menyebabkan gejolak sementara saja sebab bagaimanapun reaksi pasar yang besar akan menyerapnya.
12.  Dan lain-lainnya.

Oleh karena itu perlu diciptakan keseimbangan yang mensinergikan beberapa kepentingan dalam sistem bisnis rumput laut ini.  Perubahan sistem dengan munculnya pabrik berskala besar jangan menyebabkan goncangan di tingkat petani, khususnya dalam hal harga dan pengelolaan mutu rumput laut.   Namun yang sering terjadi adalah sebaliknya, pabriklah yang biasanya terguncang karena harga beli rumput laut di tingkat petani itu naiknya ekstrim.  Pada kondisi begini pabrik agak mengerem pembelian bahan baku dan memanfaatkan stok bahan baku yang masih ada di gudang.  Oleh karena itu pabrik yang memiliki modal besar biasanya akan melakukan aksi borong jika harga rumput laut sedang turun.

8 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Kira2 bagaimana cara pemesanan karagenan dsana ya? Pemesana dlm jumlah sdkit. Minta sarannya utk tmpt pmbelian karagenan. Terima kasih

    BalasHapus
  3. PERTANYAAN SY SAMA
    Kira2 bagaimana cara pemesanan karagenan dsana ya? Pemesana dlm jumlah sdkit. Minta sarannya utk tmpt pmbelian karagenan. Terima kasih

    BalasHapus
  4. saya tertarik bisnis dibidang pengolahan rumput laut. Bagaimana cara saya bisa bergabung? mohon infonya. terimakasih :)

    BalasHapus
  5. Ass. Wr. Wb..., maaf bisa minta info dan contact untuk petani rumput laut di pasuruan. Saya berencana besok mau liputan ke pasuruan. Ini no.contact saya gono 081296641749. Mohon secepatnya

    BalasHapus
  6. Ass. Wr. Wb..., maaf bisa minta info dan contact untuk petani rumput laut di pasuruan. Saya berencana besok mau liputan ke pasuruan. Ini no.contact saya gono 081296641749. Mohon secepatnya

    BalasHapus
  7. Saya alumni politeknik kelautan dan perikanan sidoarjo ingin melamar pekerjaan tentang pengilahan rumput laut, saya memiliki sertifikat Kerja Praktek Akhir tentang pengolahan SRC di PT. Bantimurung Indah Maros Sulawesi Selatan, sertifikat Pengolah Ikan dan sertifikat HACCP. Kira kira perusahaan mana yang bisa saya ambil ya mohon informasinya.
    085755350577 (wa, sms, telpon)

    BalasHapus
  8. Saya tertarik dengan pengolahan rumput laut,bisa minta ctc pak hamzah,terimakasih

    BalasHapus