...Indonesia akan menguasai dunia dengan produk olahan rumput laut...
.

Senin, 16 Februari 2015

Bibit Kultur Jaringan Rumput Laut


Selain sebagai sentra produksi udang, Lampung juga berpotensi untuk menjadi produsen rumput laut. Salah satu kendala dalam budidaya rumput laut yaitu berupa ketersediaan bibit dalam jumlah cukup dan kualitas yang bagus, saat ini sudah dapat diatasi melalui teknologi kultur jaringan. “Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan SEAMEO BIOTROP Bogor telah melakukan kerjasama untuk peningkatan kualitas bibit rumput laut Eucheuma cottonii dan hasilnya adalah telah melakukan kultur jaringan pada spesies ini. Ini merupakan hasil kultur jaringan (Kuljar) E. cottonii yang pertama di Indonesia”, demikian dikatakan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, pada saat meninjau lokasi budidaya rumput laut hasil kultur jaringan di Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan.


Target peningkatan produksi rumput laut pada tahun 2013 mencapai 1.214.299 ton, jumlah pembudidaya sebanyak 37.807 RTP, penyerapan tenaga kerja sebanyak 415.462 orang dan nilai produksi mencapai Rp 1.138 milyar. Target ini perlu didukung dengan ketersediaan bibit unggul rumput laut, yang salah satunya diperoleh melalui teknologi kultur jaringan. “Rumput laut yang dihasilkan melalui teknologi kultur jaringan ini mempunyai kelebihan dan keunggulan mampu dibudidayakan di perairan yang keruh, mampu tetap hidup pada salinitas rendah dan satu lagi tahan terhadap curah hujan tinggi”, tambah Slamet.

Lebih lanjut Slamet menyatakan bahwa dengan keunggulan yang dimiliki rumput laut kultur jaringan (kuljar) ini, kendala yang selama ini dihadapi dalam berbudidaya rumput laut seperti kendala lokasi, salinitas, dan curah hujan, dapat diatasi sehingga mampu mendorong peningkatan produksi rumput laut nasional khususnya jenis E. cottonii. “Pertumbuhan rumput laut kuljar ini juga lebih cepat dibandingkan dengan rumput laut biasa. Kalo rumput laut biasa, dari bibit sampai umur budidaya 20 hari bertambah bobotnya 12 kali, kalo rumput laut kuljar bobotnya meningkat 15 kali lipat”, ungkap Slamet.

Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), saat ini sedang melakukan uji multilokasi terhadap rumput laut kuljar di beberapa titik lokasi di Lampung yaitu di Pahawang,, Ketapang, Sragi dan Legundi dan satu lokasi di Banten yaitu di Lontar. “Saat ini di Ketapang tersedia 7 ton bibit rumput laut kuljar. Padahal pada saat mulai ditebar bibit disini pada bulan April 2013 lalu hanya 4,6 kg bibit rumput laut kuljar. Jadi dalam tempo 6 bulan telah berkembang lebih dari 1000 kali lipat”, papar Slamet

Slamet menambahkan bahwa daerah ketapang, Lampung Selatan ini akan dijadikan kawasan pengembangan budidaya rumput laut di propinsi laut dan merupakan sentra bibit rumput laut kuljar. “Pengembangan rumput laut di kawasan ini akan mendorong perekonomian daerah dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya”, tutup Slamet.


Sumber berita: http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=914



Tidak ada komentar:

Posting Komentar