PEMANFAATAN EKSTRAK RUMPUT LAUT Caulerpa racemosa SEBAGAI BIOKONTROL PENYAKIT INFEKSI PADA ORGANISME BUDIDAYA
Abstract:
Semakin banyak
permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan antibiotik sintetik membuat
perlu penelitian tentang potensi rumput laut Caulerpa racemosa sebagai
biokontrol (antibiotik alami) dalam pengendalian penyakit infeksi pada
organisme budidaya.
Metode yang digunakan terdiri dari:
1. Ekstraksi C.
racemosa secara berkesinambungan dengan pelarut n-heksana, etil asetat,
metanol, dan metanol/H2O menggunakan stirer;
2. Pengujian aktivitas
antibakteri ekstrak C. racemosa terhadap 7 strain bakteri patogen dengan
metode difusi agar;
3. Pengujian sitotoksisitas ekstrak C. racemosa
dengan brine shrimp lethality test (BSLT);
4. Penentuan konsentrasi
hambat minimum (KHM) ekstrak aktif C. racemosa dengan metode difusi
agar;
5. Deteksi senyawa antibakteri ekstrak aktif C. racemosa dengan
metode kromatografi lapis tipis (KLT)-bioautografi.
Hasil pengujian
membuktikan bahwa hanya ekstrak n-heksana, ekstrak metanol dan ekstrak
metanol/H2O yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Aktivitas tertinggi diperlihatkan oleh ekstrak metanol/H2O terhadap
strain Vibrio harveyi BPPBAP (Ø zona hambat 20,7 mm) disusul ekstrak
metanol/H2O dan ekstrak metanol terhadap strain Vibrio harveyi FIKP
dengan diameter zona hambat masing-masing 20,0 mm.
Hasil uji
sitotoksisitas memperlihatkan hanya ekstrak n-heksana yang bersifat
toksik, namun dalam tingkatan yang rendah, dengan LC50 = 874,3 ppm,
sementara ke-3 ekstrak lainnya tidak bersifat toksik (LC50 >1000
ppm).
Nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak n-heksana terhadap
Vibrio harveyi BPPBAP (15,625 ppm) lebih tinggi dari nilai KHM ekstrak
metanol (<15,625 ppm). Hasil deteksi senyawa antibakteri ekstrak
n-heksana terhadap Vibrio harveyi FIKP memperlihatkan zona hambat pada
noda dengan Rf 0,68 berwarna hijau muda baik secara visual maupun pada
UV 254, dan ekstrak metanol pada noda dengan Rf.0,74 (kuning kehijauan)
dan Rf 0,86 (hijau muda) pada UV 254 dan 366.
Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa ekstrak Caulerpa racemosa berpotensi sebagai
biokontrol (antibakteri alami) penyakit infeksi pada organisme budidaya.
Agar penggunaannya di lapangan aman dan ramah lingkungan, perlu
penelitian lebih lanjut secara in vitro dan in vivo di laboratorium
maupun di lapangan.
Sumber : http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/7194
Tidak ada komentar:
Posting Komentar