Nori Olahan Rumput Laut Khas Jepang
Nori adalah makanan asli dari Jepang. Nori sebenarnya adalah salah satu jenis makanan kelompok sayur-sayuran yang berasal dari laut. Makanan ini sumber gizi, mineral dan vitamin yang diperlukan oleh tubuh. Di Jepang Nori menjadi makanan pokok untuk mendampingi sushi. Oleh karenanya di Jepang Nori menjadi sayuran utama dalam menu makanan sehari-hari di Jepang. Makanan ini dibuat dari rumput laut dengan proses pengeringan yang menyerupai pembuatan kertas. Setiap lembarnya memiliki lebar 18×20 cm dan beratnya hanya 3 gram.
Bahan baku untuk membuat Nori adalah alga jenis Porphyra seperti Porphyra pseudolinearis Ueda yang dikenal sebagai Iwanori dan Porphyra yezoensis Ueda. Walaupun warna tidak dapat dijadikan pegangan kualitas, lembaran nori berkualitas tinggi umumnya berwarna hitam kehijauan, sedangkan nori berkualitas lebih rendah berwarna hijau hingga hijau muda.
Adapun teknik lain pada proses pembuatan nori adalah, rumput laut direndam dalam cuka beras (rice vinegar) dengan tujuan agar rumput laut menjadi lunak. Rumput laut kemudian dipotong-potong dengan panjang kurang lebih 2 cm dan dicuci dengan air panas, direbus pada suhu 90 derajat Celsius dalam larutan yang berisi bumbu-bumbu seperti kecap, gula, minyak wijen, mirin (cuka beras), MSG dan ikan teri selama 3 jam, lalu dikeringkan menjadi lembaran tipis. Produk akhir menyerupai kertas tipis, berwarna gelap, berupa lembaran kering dengan berat 3 g dalam berbagai ukuran.
Metode
pembuatan nori yang lain, setelah rumput laut Porphyra dipanen pada
bulan November sampai Desember, dicuci dengan menggunakan air laut,
lalu dicuci kembali dengan air bersih. Sebanyak kurang lebih 3,6 kg
dimasak dalam 54 liter air sampai menjadi bubur, lalu dicetak dan
kemudian dikeringkan dengan sinar matahari. Adapun metode pembuatan nori
secara tradisional di Jepang adalah rumput laut hasil panen ditumbuk
sampai menjadi bubur, lalu bubur rumput laut tersebut diratakan seperti
kertas di atas papan kemudian dijemur di bawah sinar matahari hingga
kering.
Teknologi pengolahan nori di Jepang sudah berkembang. Dahulu pengolahan nori masih sangat sederhana dan tradisional, namun sekarang sudah menggunakan teknologi modern. Porphyra sebanyak 35-100 kg yang telah dipanen, dibersihkan menggunakan air bersih, lalu Porphyra tersebut dipotong-potong dengan menggunakan mesin pemotong. Setelah itu, Porphyra dimasukkan ke dalam cetakan, cetakan ini menyerupai cetakan kertas, terbuat dari bambu berukuran 20×18 cm2, kemudian dikeringkan selama 1 jam pada suhu tidak lebih dari 50 derajat Celcius. Beberapa petani nori biasanya mengeringkan nori menggunakan sinar matahari.
Nori dikemas dalam kemasan kantong plastik, botol plastik atau kaleng kedap udara karena sifat nori yang mudah kehilangan rasa renyah dan mudah menjadi lembab. Ajitsuke nori (okazu nori) lebih mudah menjadi lembab dibandingkan nori biasa, oleh sebab itu ajitsuke nori biasanya dikemas dalam bungkusan-bungkusan kecil yang hanya berisi beberapa lembar nori ukuran mini. Walaupun kemasan nori banyak menggunakan gel silika dan bahan-bahan lain sebagai penyerap kelembaban, nori yang sudah dibuka kemasannya sebaiknya segera dihabiskan secepat mungkin sebelum menjadi lembab dan tidak enak.
Sumber : http://berita.grosirkeripik.com/nori-olahan-rumput-laut-khas-jepang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar