Bupati Terus Pantau Harga Rumput Laut Pemkab Fokus Kembangkan Komoditi Rumput Laut
NUNUKAN –
Di tengah sulitnya nelayan tangkap mendapatkan penghasilan berupa ikan
di laut, budidaya rumput laut menjadi alternatif menjanjikan. Alhasil,
usaha rumput laut mampu memberikan jawaban pasti atas krisis yang
melanda para nelayan tangkap ini.
Sejumlah nelayan beralih profesi dari
nelayan tangkap menjadi petani rumput laut. Sebab, penghasilan menjadi
petani rumput laut jauh lebih menguntungkan. Namun, dari keberhasilan
tersebut para petani bahan dasar agar-agar ini mengalami kesulitan
utamanya dalam memasarkan dan harga rumput laut yang sempat turun dari
Rp 10 perkilogram menjadi Rp 6 ribu per kilogramnya.
Melihat kondisi ini, Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Nunukan melalui instansi terkait dalam hal ini Dinas
Kelautan dan Perikanan (DKP) serta Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Disperindagkop dan UMKM)
Nunukan membantu menstabilkan harga. Semakin berkembangnya hasil
produksi itulah, maka pemerintah terus mencari jalan untuk dapat
mengakomodir seluruh produksi rumput laut di Nunukan. Salah satu cara
mengstabilkan harga dengan menjalin kerjasama dan kemitraan dengan
pengusaha berskala besar.
Bupati Nunukan Drs H Basri dalam
kesempatan panen raya rumput laut di Kampung Mamolo Kelurahan Tanjung
Harapan Kecamatan Nunukan Selatan, kemarin (6/11) menyampaikan upaya
pemerintah daerah dalam menstabilkan harga rumput laut menjadi tanggung
jawabnya. Pemerintah juga saat ini telah melakukan kerjasama dengan dua
perusahaan besar (eksportir) Jakarta yang selama ini menjadi mitra
nelayan rumput laut di Kabupaten Nunukan.
Selain itu, peran serta pengusaha lokal
tetap berjalan yang sebagian besar dikirim ke Makassar (Sulawesi
Selatan) dan Surabaya (Jawa Timur). Perhatian lain untuk pengembangan
produksi rumput laut adalah dengan mengalokasikan anggaran melalui
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) sembari melakukan
negosiasi dengan lembaga keuangan seperti perbankan untuk bantuan modal.
“Melalui langkah itu sangat berdampak
positif terhadap peningkatan produksi. Secara tidak langsung pula dapat
mengangkat pendapatan nelayan pembudidaya itu sendiri. Dan tugas saya
selaku pemerintah daerah itu ikut menstabilkan harga. Atau kalau bisa
menaikkan harga dari harga sebelumnya untuk mensejahterakan para petani
rumput laut ini,” terangnya.
Selain itu, beberapa arahan dan masukan
kepada petani rumput laut seperti menghasilkan rumput laut dalam bentuk
yang berbeda. Artinya, rumput laut tidak hanya dijual dalam bentuk
aslinya (rumput laut kering,Red) melainkan sudah dapat
dikonsumsi langsung. Misalnya bahan makanan yang berbahan dasar rumput
laut.
“Saya juga berharap, budidaya rumput laut ini jangan hanya sampai
pada tahap panen lalu dijual begitu saja. Tapi, kalau bisa rumput laut
itu bisa dijadikan bahan dasar olahan berbagai makanan yang dapat
dijadikan ole-ole dan ciri khas Kabupaten Nunukan. Misalnya, dodol
rumput laut, es rumput laut atau tepung rumput laut. Sehingga harganya
bisa lebih tinggi lagi dibanding dijual dalam bentuk rumput laut
kering,” harapnya menyarankan.
“Karena rumput laut ini sudah mulai
berkembang, maka saya meminta kepada seluruh pihak terkait untuk
memperhatikan lokasi tanam rumput laut di laut lepas. Sebab, jangan
sampai terjadi konflik antara petani memperebutkan lahan tanam tersebut.
Ini menjadi tugas lurah, camat dan tentunya instansi terkait dalam
pengawasannya,” sambungnya.
Untuk diketahui, kawasan budidaya rumput
laut di wilayah Kabupaten Nunukan terfokus pada lokasi tertentu yakni
masyarakat nelayan Mamolo Kelurahan Tanjung Harapan, Kampung Nelayan
Kelurahan Mansapa, Sedadap Kelurahan Nunukan Selatan, kawasan Pelabuhan
Tunon Taka Kelurahan Nunukan Timur dan Jalan Tanjung Kelurahan Nunukan
Barat. (sam/fly)
Sumber : http://www.radartarakan.co.id/index.php/kategori/detail/Nunukan/47017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar