A Rafiq Pelopor Rumput Laut Di kampung Mamolo
Kampung Mamolo dulunya terkenal dengan kampung nelayan yang berada di pesisir pantai Nunukan, kini berubah menjadi Kampung Rumput Laut. Bagimana dan siapa yang menjadi pelopor rumput laut Dikampung Mamolo ?
DISAAT masyarakat Mamolo yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai nelayan dan kampung tersebut sangat terkenal dengan penghasil ikan segar yang setiap harinya dijajakan oleh para pedagang untuk masyarakat Kabupaten Nunukan sebelum memasuki tahun 2005 lalu.
Namun saat ini kampung Mamolo kini berubah darstis 100 derajat yang kini masyarakatnya kini beralih profesi sebagai petani rumput laut yang sepanjang jalan menuju lorong-lorong kampung teresbut kini dipenuhi dengan jemuran rumput laut dan tak tercium lagi bau ikan yang dikeringkan yang dulunya sangat menyegat hidung.
Perubahan tersebut terjadi pada tahun 2005 saat terjadinya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengakibatkan banyak nelayan yang menggantungkan perahunya ditambah lagi harga jual ikan segar merosot jauh, mengakibatkan para nelayan tidak sanggup menutupi biaya operasional dalam melaut dibandingkan dengan hasil tangkapan yang diperoleh.
Ditengah ketidakmampuan dan ketidakberdayaan para nelayan, seseorang paruh baya yang bernama A Rafiq memperkenalkan rumput laut kepada masyarakat Mamolo dan menjadi salah satu pelopor untuk mengembangkan budidaya rumput laut diwilayah Mamolo yang saat ini cukup membantu masyarakat dan menjadikan Nunukan sebagai daerah penghasil rumput laut terbesar diwilayah Kalimantan Utara.
Rumput laut yang diperkenalkan A Rafiq didatangkan langsung dari Sulawesi Selatan atas jeri payah, pria paruh baya itulah masyarakat kampung Mamolo dapat melakukan budidaya rumput laut. Atas keberhasilan tersebut masyarakat Mamolo memberikan penghargaan kepada A Rafiq sebagai pelopor petani rumput laut di Mamolo yang di berikan langsung oleh Ketua Koperasi Mamolo Sejahtera Kamaruddin disaat masyarakat Mamolo sedang melakukan panen raya rumput laut.
Ketua Koperasi Mamolo Sejahtera Kamaruddin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada bapak A Rafiq atas seluruh jeri payah yang dilakukan selama ini dalam memperkenalkan budidaya rumput laut pada masyarakat Mamolo yang hingga saat ini ditekuni dan menjadi salah satu profesi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Mamolo.
Meskipun diakui bahwa awal mulainya petani rumput laut menggeluti budidaya rumput laut sangat tertatih-tatih untuk memasarkan hasil pertanian tersebut yang harganya tidak menentu dan bahkan harga rumput laut mencapai level terndah sebesar Rp 5 Ribu perkilogramnya, maka itu menjadi tantangan masyarakat untuk lebih giat membudidayan rumput laut yang pada saat itu seolah diuji.
Namun yang terjadi banyak petani kembali menjual asset yang dimiliki para petani dengan harga yang sangat murah. Namun dengan ketabahan para petani rumput laut Mamolo pada saat ini menikmati hasil kerja keras para petani mengingat harga rumput laut mencapai Rp 15 Ribu Rupiah per kilogramnya. Yang kemudian banyak petani rumput laut kembali menekuni budidaya rumput laut dengan serius dengan menambah bentangan dan memperluas tempat jemuran.
Jika memasuki Kampung Mamolo saat ini akan kita temui pemandangan rumput laut dimana Masyarakat banyak melakukan penambahan dan pembangunan lantai jemuran untuk diperluas, tali-tali bentangan yang bergantung yang menunggu untuk dipasangi bibit rumput, tumpukan tali dan botol-botol bekas ari mineral ada dimana-mana dan bahkan banyak rumah dijadikan gudang penumpukan akibat tidak tersedianya gudang penyimpanan rumput laut hasil panen para petani, pemandanga tersebut menandakan bahwa perekonomian masyarakat Mamolo sedang tumbuh dan berkembang dari hasil komoditi rumput laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar