Senin, 17 November 2014

Usaha meningkatkan produktivitas Rumput Laut Eucheuma cottonii di PT. TAP Tarakan





Foto-foto di atas oleh : Pak Asep Ridwan 
Lokasi : Mamolo Nunukan Selatan

Oleh : Ir. H. Dian Kusumanto,  M.Si.

Kemarin kedatangan tamu dari PT TIRTA AGUNG PERKASA.
Pak Rudy Gunawan didampingi Pak Sumardi.  Beliau usaha Seaweed Farming &  Carrageenan di Pantai Amal Tarakan.
Sistem usahanya adalah kemitraan antara Perusahaan (Inti) dan Petani (Plasma).   Pola kemitraan usahanya bagi hasil dengan proporsi tertentu, sedangkan semua sarana prasarana difasilitasi oleh Perusahaan.  Petani hanya menanggung tenaga dalam persiapan tanam, penanaman, pemeliharaan, pemanenan serta pengeringan.

Semula.....pola budidayanya masih mengikuti yang sudah berkembang dan dilakukan oleh petani di Tarakan, yaitu :
1.  Dalam setiap tali bentang dipasang tali cincin rangkap 3 di setiap titik yang berjumlah sekitar 235 titik.
2.  Tempat dan waktu untuk pasang bibit hiasanya memakan waktu hingga 36 jam dan tidak diberi perlakuan khusus.
3.  Bibit rumput laut diambil dari tanaman budidaya yang berumur sekitar 2 bulan.

Dengan pola itu produktivitasnya sejak bulan Oktober November 2013 hingga Maret 2014 yang lalu... menghasilkan rata-rata 5-6 kg rumput laut kering per bentang.  Tetapi sejak April hingga Juni 2014 produktivitas turun hingga cuma 4 kg RLK per bentang.
Karena hasil yang tidak bagus itu lah maka Perusahaan melakukan beberapa perbaikan pola budidaya rumput laut sebagai berikut :

1. Jumlah titik tanam dalam bentangan dikurangi atau dijarangkan hanya menjadi 160 titik.
2. Sedangkan jumlah cincin per titik dikurangi hanya 1 atau 2 cincin saja per titik tanam.
3. Untuk pemasangan bibit dilakukan dengan bibit yang berumur sekitar 30 hari saja.
4. Lama pemasangan bibit diusahakan maksimal hanya 6 jam saja supaya tidak terjadi pengeringan di permukaan bibit yang menyebabkan stagnasi pertumbuhannya.
5. Melakukan pemupukan dengan cara perendaman sebentar atau pencelupan dalam larutan NPK encer pada saat rumput laut usia sekitar 30 hari.

Dengan perubahan perlakuan seperti di atas, menurut Pak Rudy Gunawan.... maka ada peningkatan hasil mulai bulan Juli hingga September 2014 dengan produktivitas mencapai 9 kg RLK per tali bentang.
Namun demikian ternyata angka produktivitas ini kemudian menurun lagi pada pertengahan September hinggabulan November sekarang ini hanya tinggal 4 kg RLK per bentang.

Pada saat kemaren datang ke kantor saya, dan meminta saran tentang upaya perbaikan dan peningkatan produksi.  Maka saya sarankan  untuk tetap melakukan pola perbaikan sebelumnya itu, serta ditambahkan juga dengan  melakukan beberapa hal sebagai berikut :

1. Penggunaa bibit rumput laut E. cottonii hasil kultur jaringan.
2. Pola tanam mengadopsi sistem Jajar Legowo.
3. Penggunaan bibit besar ukuran 100 - 200 gram per titik yang diikat dengan tali rafia.
4. Melakukan perendaman bibit... selama masa pemasangan bibit, untuk menjaga tetap basah dan lembabnya permukaan bibit rumput laut.  Perendaman dilakukan di dalam suatu wadah yang berisi air laut yang sudah diberikan cairan "pupuk".

Mudahan upaya ini bisa berhasil meningkatkan produksi dan hasil panen serta meningkatkan pendapatan keuntungan perusahaan serta petani peserta kemitraan itu.
Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar