Turunnya Harga Rumput Lautdi Pasar Internasonal Berdampak ke Nunukan
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Nunukan Supriyanto mengatakan, jatuhnya harga rumput laut yang berimbas pada petani rumput laut di Nunukan disebabkan harga rumput laut dunia yang sedang turun.
“Kami memantau harga internasional memang turun. Bermacam metode
kami coba, mencarikan solusi harga rumput laut. Bahkan kita
mendatangkan pimpinan PT Bosowa menawarkan pabrik rumput laut tetapi tidak ada reelisasi. Dari Korea, dari Malaysia kita undang untuk melihat rumput laut bahkan
membeli rumput laut kita. Tetapi karena harga dunia turun, ini berimbas
pada kita,” ujarnya saat memberikan keterangan pers Jumat
(3/8/2012) di Kantor DKP Nunukan didampingi Juru Bicara Pemkab Nunukan Hasan Basri dan Kabid
Budidaya Perikanan DKP Nunukan Suaedi.
Pihaknya juga telah mengadakan pelatihan bekerjasama dengan Balai Riset Budidaya Rumput Laut Maros, Takalar dan Semarang. “Kita juga bekerjasama untuk memberikan pelatihan di sini. Dengan Bank Indonesia juga kita
kerjasama. BI memberikan pelatihan,
memberikan motivasi, kalau perlu
modal,” ujarnya.
Terakhir, pihaknya mengajak para petani
rumput laut di Nunukan melakukan temu usaha. Para petani rumput laut diajak bertemu langsung eksportir maupun pabrik rumput laut. Untuk pioneer program dimaksud, DKP Nunukan memfokuskan
pada satu Gabungan Kelompok Perikanan (Gapokkan) Mamolo yang menghimpun tujuh kelompok di Mamolo.
“Karena kualitas rumput laut di bawah standar, kita fokus satu kelompok ini dengan harapan kelompok lain meniru. Kegiatan BI kita fokuskan ke Gapokkan ini. Ini sudah terbentuk bahkan sudah kita ajak sharing dengan BI,” ujarnya.
Dengan berkunjung ke Surabaya, petani rumput laut yang difasilitasi Pemkab Nunukan menemui eksportir PT Asia Sejahtera Mina dengan membawa sampel yang paling bagus.
“Kita masuk gudangnya, mana rumput laut yang masuk standar dan tidak? Saya langsung ikut dengan rombongan ini. Kita lihat gudangnya, mereka menjemur akibat kadar air yang masih tinggi. Kadar air yang disarankan 33 persen maksimal, diatas itu mereka jemur lagi. Itulah kadang kita tidak diterima karena kadar air dan kebersihan. Petani sudah kita latih bagaimana pasca panen yang baik. Sekarang PT Asia menawarkan deal satu kontainer rumput laut dari petani, langsung kirim,” ujarnya.
Selain itu para petani ini juga diajak ke ke pabrik PT Gumindo Perkasa Industri, Jakarta. Sepulang dari Jakarta, rumput laut para petani ini langsung dikirimkan dari Nunukan ke Jakarta dan Surabaya tanpa harus melewati pengumpul dengan harapan harga akan naik.
Ia mengatakan, jika harga rumput laut di Mamolo sudah tinggi, diharapkan petani rumput lainnya di Nunukan bisa mendapatkan harga yang juga tinggi.
Sebelum mereka berkunjung ke Surabaya dan Jakarta,
rumput laut di Nunukan dihargai Rp4.500 perkilogramnya. Namun setelah
dikirimkan ke Surabaya, petani bisa mendapatkan harga antara Rp6.000 hingga
Rp6.100 perkilogramnya.
“Ini harapan kita. Kalau harga bagus, kelompok lain ikut, bisa kita bentuk kelompok seperti ini. Atau mereka masukkan ke kelompok ini. Yang pasti gabungan kelompok di sini
harganya bagus, harganya stabil dengan syarat kualitas seperti yang diminta pasar. Kita sudah
melakukan pelatihan yang cukup panjang. Kedepan dengan rutin mengirim ke Surabaya, harga akan baik,” ujarnya.
Gapokkan Mamolo diharapkan menjadi pioneer, buffer untuk mempertahankan harga supaya kelompok lain ikut. Kelompok lain juga bisa menjual rumput lautnnya ke Gapokkan Mamolo, bahkan untuk petani yang rumput lautnya belum memenuhi persyaratan bisa belajar ke gapokkan dimaksud.
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2012/08/03/turunnya-harga-rumput-lautdi-pasar-internasonal-berdampak-ke-nunukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar