Kamis, 12/03/2015 18:05 WIB
Harga Rumput Laut Kering Rp 12 Ribu/Kg, Kalau Diolah Bisa Rp 10 Juta/Kg
Ilustrasi rumput laut
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat di Kantor Presiden membahas pengembangan industri rumput laut nasional. Hadir dalam rapat tersebut adalah Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, serta Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.
"Kami membicarakan soal rumput laut, bagaimana cara mengembangkannya. Beliau (Jokowi) sangat mendukung," kata Indroyono usai rapat di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Pengembangan industri rumput laut, lanjut Indroyono, dibagi 3 yaitu budi daya, pengolahan, dan industri. Semakin mengarah ke industri, nilai tambah (added value) yang didapatkan semakin tinggi.
"Misalnya budi daya. Beliau bilang kan sekali panen itu dengan 45 hari saja sudah bisa panen, dijual kering rata-rata Rp 12.000/kg. Diolah sekali jadi alcalized karaginan, itu harganya sudah langsung naik jadi Rp 80.000. Terakhir, kalau mau jadihigh grade industry itu bisa Rp 10 juta/kg," papar Indroyono.
Rumput laut, tambah Indroyono, juga bisa diolah menjadi kapsul obat yang harga Rp 23/butir. Harganya sama dengan kapsul obat pada umumnya, tetapi lebih terjamin kehalalannya.
"Ini dijamin halal, karena kapsul biasa dari gelatin. Itu kan dari tulang, jadi bisa dari tulang sapi, bisa tulang nggak jelas," ujar Indroyono.
Namun, Indroyono mengungkapkan bahwa selama ini industri pengolahan rumput laut masih ada di luar negeri. Padahal Indonesia punya potensi rumput laut yang luar biasa. Oleh karena itu, Jokowi menjanjikan pemerintah akan membangun industri pengolahan di Sulawesi Selatan.
"Memang produksi rumput laut yang besar kan di sana (Sulawesi Selatan). Kalau bisa sebanyak mungkin produksi dalam negeri untuk yang olahan, untuk tambahan makan anak sekolah, untuk peningkatan gizi masyarakat, untuk extra fooding anggota TNI-Polri. Dengan demikian industrinya berjalan, budi dayanya juga berjalan, tapi ekspor juga iya," terang Indroyono.
Susi menambahkan, produksi rumput laut kering Indonesia setiap tahunnya mencapai 1 juta ton. "Namun, 80% diekspor," katanya.
Oleh karena itu, Susi mendukung penuh rencana Jokowi yang ingin membangun industri pengolahan rumput laut. Namun, ini memang bukan hal yang bisa diwujudkan dalam jangka pendek.
"Inginnya kita mau bikin refinery, jadi jangan diekspor raw material. Tapi kan itu jangka panjang," kata Susi.
(hds/ang)
"Kami membicarakan soal rumput laut, bagaimana cara mengembangkannya. Beliau (Jokowi) sangat mendukung," kata Indroyono usai rapat di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Pengembangan industri rumput laut, lanjut Indroyono, dibagi 3 yaitu budi daya, pengolahan, dan industri. Semakin mengarah ke industri, nilai tambah (added value) yang didapatkan semakin tinggi.
"Misalnya budi daya. Beliau bilang kan sekali panen itu dengan 45 hari saja sudah bisa panen, dijual kering rata-rata Rp 12.000/kg. Diolah sekali jadi alcalized karaginan, itu harganya sudah langsung naik jadi Rp 80.000. Terakhir, kalau mau jadihigh grade industry itu bisa Rp 10 juta/kg," papar Indroyono.
Rumput laut, tambah Indroyono, juga bisa diolah menjadi kapsul obat yang harga Rp 23/butir. Harganya sama dengan kapsul obat pada umumnya, tetapi lebih terjamin kehalalannya.
"Ini dijamin halal, karena kapsul biasa dari gelatin. Itu kan dari tulang, jadi bisa dari tulang sapi, bisa tulang nggak jelas," ujar Indroyono.
Namun, Indroyono mengungkapkan bahwa selama ini industri pengolahan rumput laut masih ada di luar negeri. Padahal Indonesia punya potensi rumput laut yang luar biasa. Oleh karena itu, Jokowi menjanjikan pemerintah akan membangun industri pengolahan di Sulawesi Selatan.
"Memang produksi rumput laut yang besar kan di sana (Sulawesi Selatan). Kalau bisa sebanyak mungkin produksi dalam negeri untuk yang olahan, untuk tambahan makan anak sekolah, untuk peningkatan gizi masyarakat, untuk extra fooding anggota TNI-Polri. Dengan demikian industrinya berjalan, budi dayanya juga berjalan, tapi ekspor juga iya," terang Indroyono.
Susi menambahkan, produksi rumput laut kering Indonesia setiap tahunnya mencapai 1 juta ton. "Namun, 80% diekspor," katanya.
Oleh karena itu, Susi mendukung penuh rencana Jokowi yang ingin membangun industri pengolahan rumput laut. Namun, ini memang bukan hal yang bisa diwujudkan dalam jangka pendek.
"Inginnya kita mau bikin refinery, jadi jangan diekspor raw material. Tapi kan itu jangka panjang," kata Susi.
(hds/ang)
Sumber : http://m.detik.com/finance/read/2015/03/12/180503/2857302/1036/harga-rumput-laut-kering-rp-12-ribukg-kalau-diolah-bisa-rp-10-jutakg
mau bertanya kenapa di daerah sy desa lakawali pantai kec. Malili kab. Luwu timur prov. Sul sel. Kuwalitas rumput kami baik tapi harga dari pengumpul yg sangat mencekik petani seharga Rp 3300/3500 tolong di beri solusi. Andi syarief 0821-9393-7433
BalasHapus