MENGEMBANGKAN USAHA JASA
PENGERINGAN RUMPUT LAUT YANG MENGUNTUNGKAN
Oleh : Ir. H. Dian
Kusumanto
Lazimnya para petani
rumput laut di Nunukan melakukan pengeringan sendiri usai panen dari laut. Tali-tali bentangan yang digelandoti rumput
laut bergerombol pada tali-tali cincin
yang terikat rapat. Ada sekitar 400-500
ikat rumput laut yang menjuntai memanjang di setiap tali bentangan dengan
panjang antara 20-25 meter bahkan ada yang sampai 30 meter. Jarak antar tali cincin ini sekitar 10 cm dan
setiap titiknya ada 2 cincin. Ini sering
disebut sebagai sistem cincin dobel. Pemanenan
dilakukan dengan melepas tali bentangan dari tali fondasi di kedua ujungnya
yang berada di dasar pantai yang tidak terlalu dalam. Tali bentangan yang sarat dengan rumput laut
yang telah tumbuh selama antara 45-60 hari ini kemudian ditarik untuk dinaikkan
ke atas perahu. Rata-rata setiap perahu
petani rumput lau di Nunukan biasanya mampu mengangkut hasil panen sebanyak
antara 25 sampai 40 tali bentangan.
Kalau sudah cukup penuh
muatan perahu dengan hasil panen, maka rumput laut segera diangkut ke tempat
penjemuran yang berada di tepi pantai. Tempat
penjemuran itu adalah berupa lantai para-para di atas laut. Di atas para-para jemuran itu kadang-kadang
ada yang dipasang tiang-tiang yang dipasangi selonjoran kayu untuk menggantung
tali yang masih ada rumput lautnya. Di
Nunukan ada petani yang melakukan penjemuran dengan cara langsung menggantung
rumput laut beserta tali dan botolnya,
namun ada pula yang melakukan ‘pemurutan’ atau melepas dulu rumput laut
yang terikat di tali tersebut.
Masing-masing mempunyai alasan yang berbeda atas cara yang dilakukan
tersebut.
Yang paling awal
melakukan cara penggantungan ini adalah petani rumput laut yang berada di
Kampung Mamolo, dimana sekitar separuh dari petani rumput laut Nunukan ada di
kampung ini. Cara pengeringan gantung
ini juga sudah mulai ditiru oleh petani rumput laut di Sedadap, Sei Jepun,
Mansapa maupun di Sei Lancang dan lain-lain.
Dengan melakukan sistem penggantungan saat proses pengeringan pertama,
beralasan agar rumput laut hasil pengeringan lebih berat timbangannya. Penggantungan
rumput laut bersama talinya ini biasanya dilakukan selama 2 hari supaya layu
dan agak kering, baru kemudian dilepasi atau dipurut dengan alat pemurut atau
ditarik secara manual dengan tangan. Maksud dilakukannya pengeringan dengan
sistem gantung ini rata-rata petani beralasan agar rendemennya agak
tinggi.
Cara yang berbeda yaitu
dengan yang langsung melepas rumput laut dari tali yang mengikatnya. Pekerjaan melepas rumput laut dari talinya
ini disebut dengan ‘pemurutan’ atau memurut rumput laut. Setelah rumput laut dipurut dan lepas dari
talinya kemudian dilakukan penjemuran dengan merata-ratakan tumpukan rumput
laut di lantai para-para yang berada di atas laut. Ini merupakan cara yang mulai awal dilakukan
oleh seluruh petani rumput laut yang ada di Nunukan. Namun sekarang sebagian petani sudah
menggantikannya dengan sistem gantung.
Kenapa cara ini dipertahankan, karena petani beralasan biar praktis dan
bisa cepat bisa mengelola talinya untuk segera dipasangi bibit dan turun ke
laut lagi. Petani rumput laut yang berada di Kampung
Tanjung, Sei Menteri dan Tanjung Batu di Pulau Nunukan masih menggunakan cara
seperti ini.
Dengan berkembangnya
usaha rumput laut karena kegairahan petani akhir-akhir ini dimana harga rumput laut kering sampai
mencapai Rp 15.000 per kg, maka banyak
petani terus menambah tali bentangannya.
Namun demikian tidak semua petani menambah kapasitas lantai para-para
penjemurannya. Jadi penambahan tali
bentangan yang berarti akan menambah lagi angka produksi, seharusnya diikuti
juga semakin luasnya tempat penjemuran.
Keadaan yang tidak seimbang ini berakibat pada beberapa hal :
1.
Jadwal
penjemuran semakin padat
2.
Banyak petani
terpaksa menunda panennya karena terkendala lantai jemurnya masih digunakan
3.
Munculnya
jasa penjemuran rumput laut
4.
Munculnya usaha
pembelian rumput laut basah
5.
Karena telat
memanen maka banyak rumput laut yang rontok dari talinya
6.
Semakin
semarak juga usaha pemasangan pukat rumput laut
7.
Harga kayu
merah atau kayu bakau menjadi sedikit mahal karena sekarang sudah mulai
dibatasi atau dilarang menebang sembarangan.
Kayu tersebut digunakan untuk pembuatan jemuran dan pengeringan rumput
laut.
Perkembangan yang patut
mendapatkan perhatian adalah mulai munculnya usaha pengeringan rumput laut dan
diikuti dengan adanya pembelian rumput laut dalam keadaan basah yang baru
dipanen dari laut. Ini merupakan bagian
dari perkembangan baru diversifikasi usaha di bidang pengelolaan rumput
laut. Munculnya usaha pengeringan
seperti ini banyak mengandung keuntungan dan juga mengandung beberapa
kekhawatiran.
Adapun keuntungan dari
munculnya usaha pengeringan dengan melakukan pembelian rumput laut basah ini
antara lain adalah :
1.
Petani budidaya
akan lebih cepat menerima hasil bahkan secara langsung sehabis melakukan panen,
karena tidak usah menunggu lagi sampai kering.
2.
Waktu petani
menjadi lebih leluasa lagi dalam budidaya di laut, artinya ada peluang untuk
lebih fokus dalam mengembangkan kualitas, kuantitas dan kapasitas budidaya
rumput lautnya. Hal ini karena waktu yang
biasanya harus disediakan untuk proses penjemuran yang memakan masa sekitar
seminggu sudah digantikan orang lain.
3.
Dengan cepat
mendapatkan hasil penjualan petani bisa lebih cepat memberikan upah kepada jasa
servis tali bentangan, pemeliharaan dan penggantian botol pelampung sampai
pemasangan bibit dan pemasangan tali kembali ke laut.
4.
Ketegangan
atau tingkat stress petani rumput laut akan berkurang dan para petani akan
meningkat index kebahagiaannya. Sebelum
adanya pembelian basah petani tidak bisa banyak bergerak sebelum kering hasil
panennya dan terjual. Oleh karena itu
kebanyakan mereka berhutang dana kepada para juragan.
5.
Dengan cash
flow dana yang cepat maka akan mengurangi ketergantungan petani terhadap para
juragan, sebab hutang-hutangnya akan berkurang dan tidak banyak diperlukan
lagi.
6.
Usaha
pengeringan yang dilakukan secara khusus dan profesional akan meningkatkan mutu
rumput laut kering. Ini akan berakibat
pada peningkatan kepercayaan oleh para pedagang, eksportir maupun para prosesor
alias pabrik. Dengan mutu rumput laut
yang bagus maka daya saing produk akan meningkat sehingga harga juga bisa
diangkat menjadi lebih tinggi.
7.
Usaha
pengeringan ini merupakan pilihan usaha yang cerdas, karena dari sisi
perputaran modal, tingkat resiko usaha dan besarnya modal awal yang lebih
menguntungkan dan mengandung nilai tambah dari sistem bisnis rumput laut secara
keseluruhan. Diversifikasi usaha dari
sistem bisnis rumput laut yang prospektif ini akan berkembang dengan semaraka
manakala sudah ada yang memulainya di Nunukan.
Psikologi bisnis di Nunukan selalu begitu, mungkin ini terjadi juga
dimana-mana, begitu ada jenis usaha yang terlihat berkembang dengan baik, maka
akan banyak yang meniru di belakangnya.
8.
Ada hasil
samping dari usaha pengeringan yaitu air keringat rumput laut yang menetes saat
proses pelayuan. Air eksudat yang
berasal dari tubuh rumput laut ini ditengarai masih mengandung mineral dan
nutrisi yang sangat berguna bagi tanaman hewan dan bahkan manusia, baik untuk
bahan pupuk tanaman maupun bahan suplemen nutrisi manusia maupun hewan ternak.
9.
Dan
keuntungan lainnya yang berkembang setelah adanya jasa pengeringan ini.
Namun demikian ada juga
yang mengkhawatirkan jika usaha jasa pengeringan ini menjadi semarak. Karena akan terjadi pembelian rumput laut
basah besar-besaran yang memberi pengaruh mengkhawatirkan sebagai berikut :
1.
Dikhawatirkan
akan terjadinya pencurian rumput laut dari tali bentangan yang terpotong atau
dipotong dengan sengaja.
2.
Dikhawatirkan
terganggunya bisnis para pedagang yang sudah eksis sebelumnya, sehingga akan
ada persaingan yang tidak sehat.
3.
Dikhawatirkan
banyak penjemuran para petani yang menganggur karena banyak petani yang
menyerahkan pada usaha bisnis jasa pengeringan rumput laut ini.
4.
Dikhawatirkan
ada persaingan rekruting tenaga kerja yang biasanya bekerja sama dengan petani
kemudian akan memilih bekerja di unit usaha pengeringan ini. Petani yang masih bertahan dengan mengelola
pengeringan sendiri akan mengalami sedikit kesulitan mencari tenaga kerja yang
sudah tersedot di unit pengeringan.
5.
Akan semakin
marak usaha pencarian rumput laut dengan sistem pukat. Ternyata sebagian besar para pemukat yang
bukan petani rumput laut tidak memiliki tempat penjemuran yang memadai. Maraknya pemukat kalau tidak ada pengaturan
dan pengawasan dikhawatirkan akan menyebabkan persaingan antar pemukat. Ini akan menyebabkan usaha pemukat dilakukan
pada malam hari yang bisa merusak lahan areal budidaya rumput laut para petani
budidaya. Akan ada potensi masalah antara para pemukat maupun antara pemukat
dengan petani budidaya.
6.
Dan
lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar