Senin, 16 Februari 2015

Lombok sudah kembangkan bibit rumput laut kultur jaringan, Nunukan kapan ?

Lombok, Kembangkan Rumput Laut Hasil Kultur Jaringan


Potensi kelautan dan perikanan di Indonesia belum sepenuhnya tergarap. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produk kelautan dan perikanan yang masih belum banyak dikembangkan. Meskipun begitu, upayanya terus digencarkan. Salah satunya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai mengembangkan industrialisasi marikultur atau produksi perikanan budidaya laut. Salah satu komoditasnya adalah rumput laut.
Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat dikenal sebagai salah satu sentra produksi rumput laut. Melirik potensi ini Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Ditjen PB) KKP mengembangkan rumput laut kultur jaringan, yakni pembudidayaan rumput laut yang dihasilkan secara generatif. Upaya ini bekerjasama dengan Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (Seameo Biotrop), Bogor, Jawa Barat.
Melalui kultur jaringan, diklaim mampu meningkatkan nilai produksi rumput laut. Hasan (56 tahun) pembudidaya rumput laut, di Desa Seriwe,Kecamatan Jaruwaru, Lombok Timur mengatakan hal tersebut. Menurutnya, sistem kultur jaringan rumput laut yang dibudidayakannya lebih dapat bertahan lama. "Melalui pembudidayaan biasa (secara vegetatif) umur 35 hari sudah mulai rontok. Jadi harus dipanen lebih awal. Padahal, rumput laut idealnya dipanen setelah berumur 40-45 hari," kata Hasan Sabtu (3/5) lalu. 
Melalui kultur jaringan, masa panen dilakukan pada usia 40 hari. Hasan mengaku benih rumput laut kultur jaringan ini diperoleh dari Balai Budidaya Laut (BBL)Lombok. Kata lelaki yang sudah 10 tahun membudidayakan rumput laut ini, awalnya ia hanya mempunyai 7 bibit, namun kini Hasan telah membudidayakan sebanyak 80 tali ris, tiap ris memiliki panjang 20 meter. Secara teknis ia dibantu penyuluh dari BBL Lombok.
Hasan, petambak rumput laut dari Kabupaten Lombok itu tak sendiri. Setidaknya, ada lima petambak yang telah menjajal pembudidayaan rumput laut melalui kultur jaringan yang digencarkan sejak empat bulan lalu. "Ini merupakan upaya desiminasi produk dari Balai Budidaya Laut Lombok," kata Ujang Kamarudin Kepala BBL Lombok. Lebih lanjut, ia mengatakan,BBL Lombok berencana membangun labolatorium kultur jaringan sendiri. 
Menurut Ujang, tak hanya rumput laut, BBL Lombok juga mengembangkan budidaya  ikan kerapu lepas pantai (off shore). Tambak ikan laut yang berada di Lombok Timur itu, dilakukan panen perdana oleh menteri kelautan dan perikanan Sharif C. Sutardjo, Sabtu pagi bersama Dirjen PB, Slamet Soebjakto. (AS)

Sumber : http://www.gatra.com/nusantara-1/bali-nusa-tenggara/52056-lombok,-kembangkan-rumput-laut-hasil-kultur-jaringan.html

1 komentar:

  1. Kami adalah sebuah Bidang Usaha yang bergerak dalam bidang penjualan :
    1. Tali Rafia.
    2. Tali Dn ( Tali Tampar dari lilitan
    Tali Rafia).
    3. Tali Tampar HDPE.
    4. Tali Tampar PE.
    5. Tali Tampar PP
    6. Tali Tampar Manila
    7. Tas Anyaman.
    8. Selang Tekanan Tinggi (High
    Pressure Hose) dan Selang
    Transparent.
    9. Spon Eva.
    10 A.Strapping Band.
    10 B.Gesper Plastik.
    11. Stretch Film.
    12. Isolasi.
    13 A.Karet Gelang Pentil.
    13 B.Karet Gelang Semi Pentil.
    13 C.Karet Gelang Biasa.
    14.Karung Jumbo atau Jumbo
    Bag.
    15. Karung PP.
    16. Pallet Plastik.
    17. Flat Yarn atau benang karung
    bentuk datar yang biasanya
    dianyam menjadi karung.
    18. Dll.

    Kegunaan Tali Tambang atau Tampar kami, untuk : Rumput Laut, Rumpon Ikan, Dan Lain - Lain.

    Katalog atau Keterangan Tentang Produk kami dapat dilihat pada :

    http://Cahyoutomo.indonetwork.co.id atau
    Facebook : cahyoutomosupplier@yahoo.com

    Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi :
    Budi Cahyoutomo.
    (+62) 8123257533;
    (+62) 83830621788
    (+62) 85100154287;
    Email : budi_cahyo88@yahoo.com.
    Pin BB : 26337EAE

    BalasHapus