Minggu, 30 November 2014

Tumpangsari antara Rumput Laut, Bandeng dan Udang Windu untuk maksimalkan hasil tambak


Polikultur Rumput Laut, Bandeng dan Udang Windu

Gambar
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan komoditas unggulan perikanan budidaya, yaitu udang, rumput laut, bandeng dan patin. Sebagai salah satu komoditas unggulan, rumput laut terus dipacu produksinya di wilayah pantai utara (Pantura) Jawa Barat dengan pola budidaya polikultur. “Pada tahun 2012, KKP telah menargetkan peningkatan produksi rumput laut sebesar 5,1 juta ton atau meningkat sebesar 18,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo di Jakarta, Sabtu (11/8).
Dalam pengertiannya, polikultur adalah praktek kultur lebih dari satu jenis organisme akuatik di kolam yang sama. Polikultur harus menggabungkan ikan yang mempunyai kebiasaan makan yang berbeda dalam proporsi yang efektif memanfaatkan makanan alami. Jenis rumput laut yang dipolikultur adalahGracilaria sp. yang dilakukan pada tambak bandeng maupun udang windu. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Menteri KKP Sharif C. Sutardjo  “Pola budidaya polikultur sendiri akan memadukan Gracilaria dengan udang windu dan bandeng dalam satu lahan tambak sehingga penggunaan lahan akan lebih efektif, di samping masyarakat dapat melakukan budidaya tiga komoditas dalam suatu area pada satu waktu. selain itu penerapan budidaya pola polikultur dapat menekan dilakukan untuk mengatasi serangan penyakit udang dibandingkan dengan pola monokultur.
 Sementara itu, Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto menyebut bahwa potensi pengembangan budidaya pola polikultur masih sangat besar, karena banyak lahan kosong eks tambak udang yang terbengkalai dan tidak termanfaatkan. hal ini diharapkan mampu meningkatkan pendapat para petambak dan akhirnya dapat meningkatkan produksi rumput laut secara keseluruhan.
Tidak usah ragu dalam usaha budidaya polikultur rumput laut dengan udang maupun bandeng. Karena harga rumput laut jenis Gracilaria tingkat petambak tercatat sebesar Rp 5 ribu hingga Rp 6 ribu per kilogram, sedangkan ditingkat pabrik mencapai Rp 6.000-Rp 7.100 per kg. Harga ini cenderung mengalami kenaikan dibandingkan awal tahun lalu yang hanya sebesar Rp 3.000 per kg.
produktivitas dari setiap hektar lahan, produksi rumput laut kering diperkirakan mencapai 2 ton dengan masa panen bervariasi, yakni rumput laut 45 hari, sementara untuk bandeng butuh waktu panen 6 bulan, dan udang windu selama 4 bulan. Selain dapat meningkatkan produktivitas, sistem ini juga dapat menekan biaya operasional serta resiko yang ditimbulkan oleh serangan penyakit pada udang atau pun bandeng sehingga dinilai lebih efisien.
Mari kita budidaya dengan sistem polikultur !
Sumber : http://putriaquacultureumm.wordpress.com/2012/08/14/polikultur-rumput-laut-bandeng-dan-udang-windu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar