Rabu, 06 November 2013

Panen Pertama Rumput Laut di Kotawaringin Barat Kalteng


Panen Pertama Rumput Laut di Kotawaringin Barat Kalteng




Selasa, 4 Mei 2010 dilakukan panen perdana program budidaya rumput laut. Panen perdana
yang dilakukan di Desa Teluk Bogam tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang, SH., didampingi Bupati Kobar Dr. H. Ujang Iskandar, ST, M.Si serta Wakil Bupati Kobar Drs.H. Sukirman, M.Si dan Unsur Muspida Kabupaten Kotawaringin Barat. Dalam panen perdana ini dihasilkan rumput laut sebanyak 60 ton dari 50 jalur tanam. Gubernur dan bupati juga secara langsung menarik sebuah jalur tanam rumput laut.

Dalam sambutannya, Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang, SH mengungkapkan keberhasilan program budidaya rumput laut tersebut hingga sampai saat panen adalah berkat kerjasama semua pihak, baik itu pemprop, pemkab maupun masyarakat nelayan. Gubernur Kalteng berharap panen rumput laut ini terus berkelanjutan.

Potensi yang ada saat ini tidak boleh berhenti dan harus bisa dikembangkan.Selain itu kedepannya disiapkan industri rumput laut dari hulu ke hilir. Rencana ke depan akan dibangun pabrik agar-agar dan kosmetik yang  berbahan baku rumput laut. Ada 7 kabupaten yang ada di provinsi Kalimantan
Tengah yang langsung menghadap laut, panjang garis pantai yang ada mencapai 750 km, sekitar 156 km panjang garis pantai berada di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, Ini merupakan aset yang bisa dimanfaatkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu Bupati Kotawaringin Barat Dr. H. Ujang Iskandar, ST, M.Si mengatakan bahwa
kedatangan Gubernur Kalimantan Tengah untuk melaksanakan panen perdana rumput laut diharapkan akan memotivasi masyarakat, khususnya para nelayan dan petani rumput laut untuk terus meningkatkan hasil produksinya. Bupati juga mengungkapkan keinginannya agar 500 Ha lahan potensial yang bisa memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat dan kabupaten Kotawaringin Barat.

Saat ini potensi pengembangan budidaya rumput laut di kabupaten Kotawaringin Barat seluas
500 Ha yang tersebar di dua kecamatan, yaitu kecamatan Kumai dan kecamatan Arut Selatan dan di bagi kedalam dua wilayah yaitu wilayah timur dan barat. Untuk wilayah Barat terdiri dari 5 desa yaitu : Desa Kubu, Desa Bakau, Desa Teluk Bogam, Desa Keraya dan Desa Sebuai. Sedangkan wilyah Timur terdiri dari 2 desa,  yaitu Desa Teluk Pulai dan Desa Sungai Cabang Timur. Khusus untuk Desa Teluk Bogam, sampai dengan awal tahun 2010 produksi yang sudah dihasilkan adalah sebanyak 70 ton. Lebih lanjut Bupati Kobar mengatakan bahwa kebutuhan rumput laut di negara kita saat ini sebanyak 40.000 ton/tahun, sebanyak 22.000 ton untuk pasar dalam negeri dan 18.000 ton untuk  kebutuhan ekspor. Saat ini dari total kebutuhan tersebut baru dapat dipenuhi sekitar 30.000 ton/tahun. Dengan demikian peluang usaha budidaya rumput laut masih terbuka lebar.


Penanaman Rumput laut sebagai revitalisasi perikanan

Rumput laut memiliki berbagai keunggulan dibandingkan produk kelautan lainnya. Keunggulan
itu antara lain peluang ekspornya yang masih terbuka luas, harganya relatif stabil, dan belum ada kuota perdagangan bagi rumput laut. Keunggulan lainya adalah yaitu teknologi pembudidayaanya yang sederhana sehingga mudah dikuasai petani, siklus budidayanya relatif singkat sehingga cepat memberikan penghasilan dan keuntungan, kebutuhan modal relatif kecil. Dan pembudidayaan
rumput laut tergolong usaha padat karya. Disisi lain, rumput laut ramah lingkungan dan tidak ada produk sintetisnya.

Hal inilah yang menjadi sasaran dari program yang digalakkan pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat. Program budidaya rumput laut di kabupaten Kotawaringin Barat ini mulai dijajaki sejak tahun 2001 dan dikembangkan pada tahun 2003 melalui beberapa kegiatan pendampigan diantaranya adalah penyediaan teknologi anjuran budidaya rumput laut, pengembangan budidaya rumput laut secara masal,  pelatihan budidaya dan pengolahan rumput laut, penyediaan sarana dan prasarana
penanganan pasca panen, serta bantuan modal usaha bagi masyarakat pembudidaya.

Dampak keberhasilan program budidaya rumput laut ini sangat dirasakan oleh masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal dipesisir pantai. Kondisi ekonomi akhir – akhir ini memaksa masyarakat untuk mencari lahan baru sebagai mata pencarian Budidaya rumput laut ini mampu menjadi alternatif pilihan sebagai mata pencarian baru bagi masyarakat. Hal ini lah yang berdampak langsung pada masyarakat yaitu berupa peningkatan penghasilan.

Dari sudut pandang lain budidaya rumput laut sangat menguntungkan karena dalam proses budidayanya tidak banyak menuntut tingkat keterampilan tinggi dan modal besar, sehingga dapat dilakukan oleh semua anggota keluarga nelayan termasuk ibu rumah tangga. Selain itu masa panen atau produksinya relatif singkat jika dibandingkan dengan budidaya laut yang lain misalnya bandeng, undang, dan kerang. Pangsa pasar rumput laut juga sanga luas baik dalam maupun luar negeri, bahkan untuk tingkat konsumsi (pasar) taraf lokal pun para pembudidayanya masih kualahan untuk mencukupinya. Belum lagi ditambah permintaan luar negeri yang kian hari semakin meningkat, bahkan bisa dikatakan tidak terbatas. Dengan adanya aktifitas budidaya rumput laut ini tentunya banyak keuntungan yang bisa didapatkan diantaranya berkurangnya jumlah pengangguran, bertambahnya peluang usaha, meningkatnya pendapatan keluarga dan masyarakat serta yang lebih luas adalah bertambahnya pendapatan asli daerah (PAD) Kab.Kotawaringin Barat.

Kajian Ekonomi Rumput Laut

Mengingat nilai gizi yang terkandung didalamya, menjadikan rumput laut sebagai komoditas yang potensial untuk dikembangkan. Di samping itu, kegunaan rumput laut juga dapat dijadikan bahan makanan seperti agar-agar, sayuran, kue,  dan menghasilan bahan algin, karaginan, dan fluseran yang digunakan dalam indutri farmasi, kosmetik, tekstil dan lain sebagainya.

Ditinjau dari sisi lahan, usaha budidaya rumput laut tidak banyak kendala. Budidaya dapat dilakukan di hampir seluruh wilayah perairan laut nusantara, namun tergantung pada jenis dan metode budidayanya serta jenis rumput laut yang akan dibudidayakan. Dari sisi penerapan teknologi, budidaya rumput laut juga lebih mudah, efisien serta ekonomis mudah, dibandingkan teknologi yang digunakan dalam budidaya produk kelautan lainnya.

Rumput laut juga mengambil peran sangat penting dalam usaha meningkatkan produksi perikanan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan dan petani ikan serta mampu menjaga kelestarian sumber daya hayati perairan.

Dampak lain yang didapat dengan adanya aktifitas budidayanya rumput laut ini adalah adanya persaingan usaha yang semakin ketat sehingga roda perekonomian akan terus berjalan, selanjutnya berakibat terciptanya iklim usaha yang semakin kondusif dan pada akhirnya tercipta peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat pesisir khususnya dan masyarakat kabupaten Kotawaringin Barat pada umumnya.

Potensi Rumput Laut di Kabupaten Kotawaringin Barat

Potensi pengembangan rumput laut di kab. Kotawaringin Barat seluas 500 Ha yang tersebar di dua kecamatan yaitu kecamatan Kumai dan kecamatan Arut Selatan.di bagi dalam dua wilayah, yaitu wilayah timur dan wilayah barat. Untuk Wilayah Barat terdiri dari 5 desa yaitu : Desa Kubu, Desa Bakau, Desa Teluk Bogam, Desa Keraya, dan Desa Sebuai. Sedangkan Wilayah Timur terdiri dai dari 2 desa yaitu Desa Teluk Pulai dan Desa Sungai Cabang Timur. Khusus untuk desa Teluk Bogam, sampai dengan awal tahun 2010 produksi yang sudah dihasilkan adalah sebanyak 70 ton.

 Sesuai kondisi Geografisnya, kabupaten Kotawaringin Barat memiliki garis pantai sepanjang 156 Km dengan luas 1.250 km2 merupakan kawasan pesisir laut yang potensial untuk pengembangan usaha perikanan tangkap maupun bididaya. Selain itu ditambah kondisi pantai yang tidak terlalu curam,relatif bersih, berpasir putih dan gelombang laut yang tidak terlalu besar. Hal inilah yang menjadikan betapa kawasan di pesisir pantai Kotawaingin Barat merupakan kawasan yang cocok
untuk pengembangan budidaya rumput laut.

Melihat potensi pengembangan rumput laut di Kabupaten Kotawaringin Barat yang sangat menjanjikan itu, maka pada tahun ini nelayan-nelayan asal Desa Teluk Bogam,  Kotawaringin Barat mulai melakukan pembudidayaan rumput laut.
“Memang benar di sini sekarang ada pengembangan budidaya rumput laut. Dan sudah ada tiga kelompok disini, “ Kata Asfan salah satu ketua kelompok. Menurut dia bahwa dengan adanya budidaya baru ini sangat membantu penaikan sektor ekonomi nelayan. Pasalnya, selama ini nelayan di Teluk Bogam masih bergantung dengan hasil tangakapan laut yang terkadang tidak menentu.

Dengan adanya ini maka setidaknya bisa menjadi salah satu sektor pendapatan baru bagi warga di sini.  Saat ini sudah ada 3 kelompok yang terbentuk dan setiap kelompok beranggotakan sekitar 10 orang warga.   Dengan perawatan rumput laut ini memang sedikit merepotkan tapi tidak menyulitkan.  Maksud nya yaitu nelayan harus rutin setiap hari melihat dan memeriksa kondisi rumput laut. Dan untuk memeriksa ini dilakukan bergiliran sesuai dengan kelompoknya. Setiap kelompok mengelola dengan petak yang berbeda.  Setiap petak ini sudah diberikan benih rumput laut dengan benih sekitar kurang lebih satu ton. Yang membuat nelayan kaget ternyata dari benih 21 ton ini menghasilakan hasil sepuluh kali lipat atau 10 ton.

(Diterbitkan Oleh : Bagian Humas Setda Kabupaten Kotawaringin Barat di Buletin Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat)
Sumber : http://cybex.deptan.go.id/lokalita/panen-pertama-rumput-laut


Tidak ada komentar:

Posting Komentar