Kamis, 28 November 2013

MENGEMBANGKAN USAHA JASA PENGERINGAN RUMPUT LAUT YANG MENGUNTUNGKAN

MENGEMBANGKAN USAHA JASA PENGERINGAN RUMPUT LAUT YANG MENGUNTUNGKAN

Oleh : Ir. H. Dian Kusumanto


Lazimnya para petani rumput laut di Nunukan melakukan pengeringan sendiri usai panen dari laut.  Tali-tali bentangan yang digelandoti rumput laut  bergerombol pada tali-tali cincin yang terikat rapat.  Ada sekitar 400-500 ikat rumput laut yang menjuntai memanjang di setiap tali bentangan dengan panjang antara 20-25 meter bahkan ada yang sampai 30 meter.  Jarak antar tali cincin ini sekitar 10 cm dan setiap titiknya ada 2 cincin.  Ini sering disebut sebagai sistem cincin dobel.  Pemanenan dilakukan dengan melepas tali bentangan dari tali fondasi di kedua ujungnya yang berada di dasar pantai yang tidak terlalu dalam.  Tali bentangan yang sarat dengan rumput laut yang telah tumbuh selama antara 45-60 hari ini kemudian ditarik untuk dinaikkan ke atas perahu.  Rata-rata setiap perahu petani rumput lau di Nunukan biasanya mampu mengangkut hasil panen sebanyak antara 25 sampai 40 tali bentangan.

Kalau sudah cukup penuh muatan perahu dengan hasil panen, maka rumput laut segera diangkut ke tempat penjemuran yang berada di tepi pantai.  Tempat penjemuran itu adalah berupa lantai para-para di atas laut.  Di atas para-para jemuran itu kadang-kadang ada yang dipasang tiang-tiang yang dipasangi selonjoran kayu untuk menggantung tali yang masih ada rumput lautnya.   Di Nunukan ada petani yang melakukan penjemuran dengan cara langsung menggantung rumput laut beserta tali dan botolnya,  namun ada pula yang melakukan ‘pemurutan’ atau melepas dulu rumput laut yang terikat di tali tersebut.  Masing-masing mempunyai alasan yang berbeda atas cara yang dilakukan tersebut.  

Yang paling awal melakukan cara penggantungan ini adalah petani rumput laut yang berada di Kampung Mamolo, dimana sekitar separuh dari petani rumput laut Nunukan ada di kampung ini.  Cara pengeringan gantung ini juga sudah mulai ditiru oleh petani rumput laut di Sedadap, Sei Jepun, Mansapa maupun di Sei Lancang dan lain-lain.  Dengan melakukan sistem penggantungan saat proses pengeringan pertama, beralasan agar rumput laut hasil pengeringan lebih berat timbangannya. Penggantungan rumput laut bersama talinya ini biasanya dilakukan selama 2 hari supaya layu dan agak kering, baru kemudian dilepasi atau dipurut dengan alat pemurut atau ditarik secara manual dengan tangan. Maksud dilakukannya pengeringan dengan sistem gantung ini rata-rata petani beralasan agar rendemennya agak tinggi. 

Cara yang berbeda yaitu dengan yang langsung melepas rumput laut dari tali yang mengikatnya.  Pekerjaan melepas rumput laut dari talinya ini disebut dengan ‘pemurutan’ atau memurut rumput laut.  Setelah rumput laut dipurut dan lepas dari talinya kemudian dilakukan penjemuran dengan merata-ratakan tumpukan rumput laut di lantai para-para yang berada di atas laut.  Ini merupakan cara yang mulai awal dilakukan oleh seluruh petani rumput laut yang ada di Nunukan.  Namun sekarang sebagian petani sudah menggantikannya dengan sistem gantung.  Kenapa cara ini dipertahankan, karena petani beralasan biar praktis dan bisa cepat bisa mengelola talinya untuk segera dipasangi bibit dan turun ke laut lagi.   Petani rumput laut yang berada di Kampung Tanjung, Sei Menteri dan Tanjung Batu di Pulau Nunukan masih menggunakan cara seperti ini.

Dengan berkembangnya usaha rumput laut karena kegairahan petani akhir-akhir ini  dimana harga rumput laut kering sampai mencapai Rp 15.000 per kg,  maka banyak petani terus menambah tali bentangannya.  Namun demikian tidak semua petani menambah kapasitas lantai para-para penjemurannya.  Jadi penambahan tali bentangan yang berarti akan menambah lagi angka produksi, seharusnya diikuti juga semakin luasnya tempat penjemuran.  Keadaan yang tidak seimbang ini berakibat pada beberapa hal :
1.    Jadwal penjemuran semakin padat
2.    Banyak petani terpaksa menunda panennya karena terkendala lantai jemurnya masih digunakan
3.    Munculnya jasa penjemuran rumput laut
4.    Munculnya usaha pembelian rumput laut basah
5.    Karena telat memanen maka banyak rumput laut yang rontok dari talinya
6.    Semakin semarak juga usaha pemasangan pukat rumput laut
7.    Harga kayu merah atau kayu bakau menjadi sedikit mahal karena sekarang sudah mulai dibatasi atau dilarang menebang sembarangan.  Kayu tersebut digunakan untuk pembuatan jemuran dan pengeringan rumput laut.

Perkembangan yang patut mendapatkan perhatian adalah mulai munculnya usaha pengeringan rumput laut dan diikuti dengan adanya pembelian rumput laut dalam keadaan basah yang baru dipanen dari laut.  Ini merupakan bagian dari perkembangan baru diversifikasi usaha di bidang pengelolaan rumput laut.  Munculnya usaha pengeringan seperti ini banyak mengandung keuntungan dan juga mengandung beberapa kekhawatiran.

Adapun keuntungan dari munculnya usaha pengeringan dengan melakukan pembelian rumput laut basah ini antara lain adalah :
1.    Petani budidaya akan lebih cepat menerima hasil bahkan secara langsung sehabis melakukan panen, karena tidak usah menunggu lagi sampai kering.
2.    Waktu petani menjadi lebih leluasa lagi dalam budidaya di laut, artinya ada peluang untuk lebih fokus dalam mengembangkan kualitas, kuantitas dan kapasitas budidaya rumput lautnya.  Hal ini karena waktu yang biasanya harus disediakan untuk proses penjemuran yang memakan masa sekitar seminggu sudah digantikan orang lain.
3.    Dengan cepat mendapatkan hasil penjualan petani bisa lebih cepat memberikan upah kepada jasa servis tali bentangan, pemeliharaan dan penggantian botol pelampung sampai pemasangan bibit dan pemasangan tali kembali ke laut.
4.    Ketegangan atau tingkat stress petani rumput laut akan berkurang dan para petani akan meningkat index kebahagiaannya.  Sebelum adanya pembelian basah petani tidak bisa banyak bergerak sebelum kering hasil panennya dan terjual.  Oleh karena itu kebanyakan mereka berhutang dana kepada para juragan. 
5.    Dengan cash flow dana yang cepat maka akan mengurangi ketergantungan petani terhadap para juragan, sebab hutang-hutangnya akan berkurang dan tidak banyak diperlukan lagi. 
6.    Usaha pengeringan yang dilakukan secara khusus dan profesional akan meningkatkan mutu rumput laut kering.  Ini akan berakibat pada peningkatan kepercayaan oleh para pedagang, eksportir maupun para prosesor alias pabrik.  Dengan mutu rumput laut yang bagus maka daya saing produk akan meningkat sehingga harga juga bisa diangkat menjadi lebih tinggi.
7.    Usaha pengeringan ini merupakan pilihan usaha yang cerdas, karena dari sisi perputaran modal, tingkat resiko usaha dan besarnya modal awal yang lebih menguntungkan dan mengandung nilai tambah dari sistem bisnis rumput laut secara keseluruhan.  Diversifikasi usaha dari sistem bisnis rumput laut yang prospektif ini akan berkembang dengan semaraka manakala sudah ada yang memulainya di Nunukan.  Psikologi bisnis di Nunukan selalu begitu, mungkin ini terjadi juga dimana-mana, begitu ada jenis usaha yang terlihat berkembang dengan baik, maka akan banyak yang meniru di belakangnya.
8.    Ada hasil samping dari usaha pengeringan yaitu air keringat rumput laut yang menetes saat proses pelayuan.  Air eksudat yang berasal dari tubuh rumput laut ini ditengarai masih mengandung mineral dan nutrisi yang sangat berguna bagi tanaman hewan dan bahkan manusia, baik untuk bahan pupuk tanaman maupun bahan suplemen nutrisi manusia maupun hewan ternak.
9.    Dan keuntungan lainnya yang berkembang setelah adanya jasa pengeringan ini.

Namun demikian ada juga yang mengkhawatirkan jika usaha jasa pengeringan ini menjadi semarak.  Karena akan terjadi pembelian rumput laut basah besar-besaran yang memberi pengaruh mengkhawatirkan sebagai berikut :
1.    Dikhawatirkan akan terjadinya pencurian rumput laut dari tali bentangan yang terpotong atau dipotong dengan sengaja.
2.    Dikhawatirkan terganggunya bisnis para pedagang yang sudah eksis sebelumnya, sehingga akan ada persaingan yang tidak sehat.
3.    Dikhawatirkan banyak penjemuran para petani yang menganggur karena banyak petani yang menyerahkan pada usaha bisnis jasa pengeringan rumput laut ini.
4.    Dikhawatirkan ada persaingan rekruting tenaga kerja yang biasanya bekerja sama dengan petani kemudian akan memilih bekerja di unit usaha pengeringan ini.  Petani yang masih bertahan dengan mengelola pengeringan sendiri akan mengalami sedikit kesulitan mencari tenaga kerja yang sudah tersedot di unit pengeringan.
5.    Akan semakin marak usaha pencarian rumput laut dengan sistem pukat.  Ternyata sebagian besar para pemukat yang bukan petani rumput laut tidak memiliki tempat penjemuran yang memadai.  Maraknya pemukat kalau tidak ada pengaturan dan pengawasan dikhawatirkan akan menyebabkan persaingan antar pemukat.  Ini akan menyebabkan usaha pemukat dilakukan pada malam hari yang bisa merusak lahan areal budidaya rumput laut para petani budidaya. Akan ada potensi masalah antara para pemukat maupun antara pemukat dengan petani budidaya.
6.    Dan lain-lain.

Lalu bagaimana gambaran analisa usaha dan seberapa besar keuntungannya ?  Mudahan nanti akan ada tulisan sambungannya...... (hehehe biar penasaran!!)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar