Minggu, 06 Oktober 2013

KOMPOS DARI RUMPUT LAUT


AYO BUAT KOMPOS DARI LIMBAH RUMPUT LAUT

Oleh : Efendy Manan

Jika kita mengingat rumput  laut pasti pikiran kita tertuju pada agar-agar. Ya, bahan penganan  yang  satu ini memang sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Rasanya yang kenyal  dan bisa  dibuat beraneka warna dan rasa membuatnya sangat disuka dari anak-anak hingga orang dewasa.

Tapi tahukah anda bahwa limbah industri pembuatan agar-agar menjadi  salah satu industri penyumbang  polutan terbesar di negeri ini?

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2010 melalui  PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) menyebutkan  terdapat 152 perusahaan  yang masuk daftar merah, dan salah satunya adalah Industri pengolahan rumput laut(KLH,2010).

Fenomena seperti ini bisa terjadi jika perusahaan tidak mengolah limbah yang dihasilkan dengan  benar,  dibiarkan menumpuk di suatu tempat tanpa dekomposisi yang benar dan akhirnya  menimbulkan  bau busuk, air lindinya pun dapat mengotori sumber air penduduk.

Kejadian seperti ini pernah terjadi didaerah saya, sehingga  menyebabkan  protes  warga  yang  berujung  pada penutupan pabrik. Tulisan ini  pun terinspirasi oleh salah seorang pengusaha  pupuk  di daerah saya yang menampung limbah rumput laut dari PT. Satelit Sriti, diolah kembali dijadikan serbuk dan dijual lagi ke peternak sapi sebagai tambahan pakan konsentrat. Fakta di lapangan  menyebutkan penambahan limbah rumput laut bisa menambah bobot sapi  kereman lebih besar  dari pada tanpa diberi tambahan limbah rumput laut. Logikanya  jika untuk pakan ternak  limbah  rumput  laut  sangat bagus, tentu juga sangat bagus jika  digunakan  sebagai bahan tambahan  pembuatan  kompos selain cocopeat dan kohe. Apalagi limbah  rumput laut sangat murah hanya Rp.500,- per kg.

Kandungan rumput laut

Dalam laporan penelitian limbah rumput laut kering  mengandung  11,28% air, kadar abu  36,05%, kadar lemak 0,42%,  kadar protein 1,86%, kadar serat kasar 9,86%, dan  karbohidrat 41,43%  (Harvey 2009).  Selain itu juga mengandung vitamin-vitamin  lengkap  untuk  metabolisme  seperti  A, B1, B2, B6, B12, C,  betakaroten, fosfor, kalium, zat besi  dan  yodium,juga  mengandung  asam  amino essensial  yang  lebih  tinggi  dari pada  yang  ditetapkan  FAO dan WHO.

Penelitian CR Blatt dari Kanada melaporkan,pupuk rumput laut kaya unsur hara K,Ca,Mg,Mn, dan B. Tingginya unsur hara tanaman tersebut sangat bermanfaat bagi tanaman dan tanah. Sebut  saja  Mg   yang dibutuhkan tanaman sebagai penyusun klorofil. Ca  mampu  mengendalikan  PH  tanah  yang  masam.(Trubus,2006)

Pengalaman Bpk Soerianto Kusnowirjono di Jakarta Pusat yang membenamkan limbah  rumput  laut  sebagai  media  tanam di tabulampot Sawo manila miliknya, mampu  menggenjot 3 x lipat  potensi   buah yang semula 143 – 145 buah per pohon menjadi 431 buah! Yang  mencengangkan pohon  sawonya  tidak lebih tinggi dari manusia normal.. luar biasa bukan!

Cara mengolah limbah rumput laut
Sebenarnya limbah rumput laut tidaklah sulit didekomposisi sama seperti jerami ,kohe,serasah dll. yang diperlukan hanya media mikroba pengurai untuk mendegradasi serat selulosa menjadi zat yang bisa diserap tanaman.  Bisa EM4, trichoderma, mol buah, mol bonggol dsb. Bahan  limbah rumput  laut  akan hancur dalam  14 hari- 21 hari pengomposan.

Untuk media tanam di lahan bisa dikombinasikan dengan cocopeat dan kompos kohe. Perbandingan  dapat 20% kompos limbah rumput laut, 30%  cocopeat  dan  50% kompos kohe.  Ini sejalan dengan  penelitian  Akhmad  Kamaluddin  Afif  dari IPB  yang menyatakan  komposisi  20% limbah  rumput  laut  memberikan pertumbuhan  maksimal pada  tanaman Pakcoy dibanding  dengan  30% (Akhmad  Kamaluddin Afif, 2011)

Bukti lain “keperkasaan” limbah rumput laut adalah bahan ini sudah dikomersialisasikan menjadi  pupuk organik tabur ber merk Plantagar oleh salah satu produsen pupuk di Jakarta. Jika di  lingkungan  anda banyak terdapat limbah rumput laut,tunggu apalagi,segera olah. Disamping  bisa  mengurangi kerusakan lingkungan juga bisa dijadikan alternatif pupuk murah meriah dan bisa  dijadikan  lahan bisnis..

Sumber:
1.Majalah Trubus edisi Februari 2006
2.Pemanfaatan Limbah Padat Proses Pengolahan Agar PT. Agarindo  Bogatama  sebagai Media  Tanam Hortikultura, Skripsi, IPB 2011.

Sumber : http://ceritanurmanadi.wordpress.com/2013/04/01/kompos-dari-rumput-laut/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar