Sabtu, 04 Agustus 2012

Harga Rumput Laut Anjlok, DKP Tembus ke Pabrik


Harga Rumput Laut Anjlok, DKP Tembus ke Pabrik

Dinas Kelautan dan Perikanan Nunukan berupaya membantu petani rumput laut mendapatkan harga yang lebih tinggi  di tengah lesunya harga jual rumput laut. DKP Nunukan menembus dua pabrik masing-masing di Surabaya dan Jakarta, untuk mendapatkan harga rumput laut yang baik.


Hasilnya, kini petani sudah bisa sedikit bernafas lega. Sebelumnya di tingkat pengumpul di Nunukan, para petani hanya mendapatkan harga rumput laut sebesar Rp 4.000 per kilogram.


Dalam keterangan persnya Kepala DKP Nunukan Supriyanto didampingi Juru Bicara Pemkab Nunukan Hasan Basri dan Kabid Budidaya Perikanan DKP Nunukan Suaedi menyebutkan, dengan difasilitasi Pemkab Nunukan, 95 kepala keluarga petani rumput laut dari tujuh kelompok yang tergabung Gabungan Kelompok Perikanan (Gapokkan) Mamolo telah menandatangani kontrak dengan dua perusahaan masing-masing PT Asia Sejahtera Mina Surabaya yang memberikan harga Rp7.200 perkilogram dan PT Gumindo Pekrasa Industri Jakarta yang memberikan harga Rp8.200 per kilogram.


Para petani juga disyaratkan untuk mengirimkan rumput laut dengan kandungan air maksimal
33 persen dan tingkat kebersihan minimal  1 persen kotoran.
Kontrak ini berlaku selama 30 hari, setelah itu akan dilakukan kontrak baru dengan harga rumput laut yang terus menyesuaikan harga pasar.

“Ini bergerak terus, dan setiap kontak kita ikuti terus,” katanya.Dalam kontrak itu, pihak perusahaan memberikan kebebasan para petani mengirimkan rumput laut dalam jumlah besar tak terbatas.

Dari kerjasama yang sudah dijalin ini, Gapokkan Mamolo telah mengirimkan dua kontainer  rumput laut masing-masing seberat 12 ton kepada dua perusahaan dimaksud. Setelah dikurangi biaya operasional dan pengiriman, kini para petani tersebut bisa mendapatkan harga sebesar Rp6.000 hingga Rp6.100 per kilogram.

Berdasarkan perhitungan dari Universitas Mulawarman, biaya produksi yang dikeluarkan petani rumput laut ini mencapai Rp 4.500 per kilogram. Sementara berdasarkan pengalaman masyarakat, biaya produksi yang mereka keluarkan mencapai Rp.5.000. Setiap petani dapat memanen rumput laut dalam waktu 45 hari sekali dengan produksi minimal satu ton.

Supriyanto mengatakan, Kabupaten Nunukan merupakan produsen terbesar rumput laut di Kalimantan Timur. Dalam sebulan Kabupaten Nunukan bisa menghasilkan 600 ton rumput laut kering.

“Cuma ini karena harga turun, tentu masyarakat juga mengurangi produksi. kalau harga bagus naik lagi,” ujarnya.

Ia mengatakan, kegiatan rumput laut di Nunukan dimulai  sekitar 2008. Secara teori sebenarnya tidak pernah terbayangkan budidaya rumput laut bisa dilaksanakan di Nunukan. Budidaya rumput laut menghendaki air yang jernih, sementara air laut di Nunukan kurang jernih. Namun saat masyarakat mencoba ternyata dapat berhasil. Dengan harga yang masih tinggi saat itu, tugas DKP Nunukan juga ringan.

“Karena bagus, dinas langsung menyambut. Kita adakan pelatihan, masyarakat menyambut harga juga sangat bagus. Harga tinggi, sehingga masyarakat berbondong-bondong membudidayakan rumput laut. Kegiatan itu dilakukan saat kegiatan masyarakat seperti illegal logging dan pakaian bekas sudah tidak ada. Rumput laut muncul, semua lari ke sana bahkan dari sektor lain ditinggalkan karena semua ke rumput laut,” ujarnya.
 
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2012/08/03/harga-rumput-laut-anjlok-dkp-tembus-ke-pabrik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar