Sabtu, 02 Juni 2012

Di Balik Kegelisahan Petani Rumput Laut, Semoga BI Jadi Pengobat Lara

1322871818175761553513228721971190453071




0Sha

Di Balik Kegelisahan Petani Rumput Laut, Semoga BI Jadi Pengobat Lara


Bank Indonesia plus Bankaltim saat ini sedang melakukan survey terhadap budidaya rumput laut di Kabupaten Nunukan yang dipusatkan pada dua lokasi yaitu Kampung Nelayan Kelurahan Mansapa Kecamatan Nunukan Selatan dan Kecamatan Sebatik Barat.

Survey ini dijadikan titik awal peningkatan produksi petani yang selama dinilai banyak kelemahan dalam pembudidayaan karena masih dilakukan secara tradisional. Agar rumput laut yang sudah menjadi mata pencaharian utama sebagian masyarakat di Kabupaten Nunukan-Kaltim ini dapat meningkatkan taraf hidupnya, maka BI menjajaki peluang tersebut.

Adanya langkah dari BI ini, kemungkinan memandang budidaya rumput laut di wilayah yang berbatasan dengan Malaysia memiliki potensi besar untuk saling menguntungkan kedua belah pihak (ptani dan BI). Survey yang dilakukan BI ini sejak Bulan Agustus 2011, dengan kesimpulan sementara bahwa budidaya rumput laut di Kabupaten Nunukan dimanapun ditanam hasilnya tetap sama artinya antara lokasi pembudidayaan yang satu dengan lainnya produksi dan kualitasnya tetap sama.

Sehingga, pihak BI menilai agar produksi petani dapat ditingkatkan lagi dari yang telah ada sekarang sisa memperhatikan metode yang harus diterapkan ketika pasca panen, misalnya metode penjemuran dan pemasarannya. Seperti yang disampaikan Sulistyono dari BI di hadapan petani rumput laut Kampung Nelayan Kelurahan Mansapa, Kamis (1/12).

Namun, survey yang dilakukan pihak BI belum dapat dipastikan apakah petani yang menjadi lokasi survey atau seluruh petani rumput laut di Kabupaten Nunukan akan diberikan bantuan modal usaha. Padahal, petani rumput laut yang hadir pada saat sosialisasi tersebut jumlahnya mencapai 40 orang. Ini menandakan atusias mereka sangat tinggi untuk memperbaiki taraf hidupnya. Dan diakui pula dari pihak perbankan ini, bahwa banyaknya petanu rumput laut yang hadir itu sebagai tanda keinginannya memperbaiki diri dalam mengelola rumput laut.

13228726662166175651322872912886288843


Khususnya masyarakat Kampung Nelayan, sejak melakoni hidup dengan menjadi petani rumput laut, selalu dirundung masalah yaitu ketidakmampuan mereka meningkatkan produksi yang dinotabene dapat meningkatkan penghasilan untuk kesejahteraannya. Yaitu tidak adanya perhatian pemerintah ataupun pihak swasta yang meliriknya untuk memberikan bantuan.

Kalaupun selama ini banyak yang datang menemui mereka, hanya sekadar memberikan pelajaran tentang tatacara budidaya dan lain-lainnya. Tetapi belum pernah ada yang bisa memberikan solusi terkait dengan kegelisahan mereka untuk diberikan bantuan.

Suwitno misalnya, salah satu petani rumput Kampung Nelayan mengeluhkan bahwa, dari 74 KK (kepala keluarga) yang tinggal diperkampungan nelayan itu, 71 KK diantaranya hidup dari rumput laut. Namun, sampai sekarang juga penghidupannya tidak mengalami perubahan apa-apa meskipun profesinya itu telah dilakoni bertahun-tahun.

Persoalan pelik yang dialaminya, adalah pertama ketidakmampuan meningkatkan produksi akibat kurangnya modal usaha. Sehingga hasil penjualan dari produksi rumput laut mereka hanya untuk memenui kebutuhan hidup sehari-hari.

Kendala kedua adalah harga yang setiap saat mengalami penurunan secara drastis. Harga sekarang sisa Rp 6300 per kilogramnya. Bahkan ada ada harga hingga Rp 5000 perkilogramnya. Diakibatkan tidak adanya perhatiandari pihak pemerintah atau semacam wadah berupa koperasi yang diharapkan bisa mengontrol harga. Sehingga para tengkulak leluasa mempermainkan harga.

13228738171569524661



Masalah pemasaran ini juga perlu menjadi perhatian berbagai pihak termasuk pihak swasta seperti perbankan. Jika benar pihak perbankan seperti BI memiliki niat baik untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat petani rumput laut di Kabupaten Nunukan, sebaiknya melakukan tindakan prioritas.
Apabila langkah-langkah prioritas tidak dilakukannya, maka finishing dari setiap upaya tetap seperti sekarang ini yaitu tidak memberikan solusi dari seluruh persoalan yang dihadapi petani rumput laut di Kabupaten Nunukan.

Meskipun, pembelajaran tentang metode persemaian, penanaman, dan penjemuran juga sangat penting sebagai bagian dari awal peningkatan produksi sekaligus peningkatan penghasilan. Kembali kepada survey yang dilakukan pihak BI. Pada intinya, kualitas rumput laut di Kabupaten Nunukan sangat baik.

Informasi dari petani pun disebutkan dalam satu bentangan tali yang panjangnya 15 depa atau sekitar 20 meter dapat menghasilkan 5 kilogram kering. Memperhatikan netto setiap bentangan ini, maka diperkirakan potensi rumput laut di Kabupaten Nunukan benar-benar menguntungkan. Untuk itu, kemungkinan kehadiran BI di tengah-tengah masyarakat petani rumput laut di Kampung Nelayan Mansapa dapat menjadi pengobat laranya selama ini.

Masalah netto itu sendiri masih tergantung dari tatacara penjemuran/pengeringan. Sejak beberapa bulan terakhir, petani rumput laut menggunakan dua cara pengeringan yaitu :
1.  
- - Metode gantung

Metode ini memiliki keunggulan dan kelemahan.
Dari sisi keunggulannya adalah waktu yang digunakan sangat singkat hanya sekitar dua hari apabila cuaca baik atau tidak hujan. Kemudian kadar airnya sangat rendah, sehingga kualitas finishingnya benar-benar baik.
Kelemahannya adalah warna pada saat kering menjadi hitam dan berat/nettonya ringan. Dibandingkan dengan metode pengeringan dengan menghampar berat/nettonya biasanya beda tiga kilogram.

1322873498354441029

213228733501758472139


. - Metode hamparan

Cara pengeringan kedua ini, merupakan metode yang banyak digunakan dan umum dilakukan oleh petani. Dan metode ini, yang masih umum dilakukan oleh para petani. Keunggulannya adalah hasil pengeringannya berwarna putih dan memiliki berat lebi tinggi. Kelemahannya terletak pada waktu yang digunakan bisa mencapai satu minggu dan prosesnya rumit karena harus rajin membolak balik.
Selain kedua metode tersebut, adalh hal lain yang perlu diperhatikan apabila ingin meningkatkan kualitas dan nilai jual. Misalnya, pada saat berlangsung pengeringan ditutupi dengan plastik/terpal /kain. Dengan menggunakan alat bantu ini selain warna lkebih putih juga tidak terlalu banyak mempengaruhi berat, sebut Sirajuddin, Kasi Sarana Prasaran Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nunukan sebelum acara sosialisasi di mulai

Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/12/03/di-balik-kegelisahan-petani-rumput-laut-semoga-bi-jadi-pengobat-lara/

PENGERING SURYA TIPE LORONG

Pengering Ikan, Rumput Laut, Soun, cabe, Manisan Buah, Pisang Sale

(Ini merupakan hasil penelitian dari dosen universitas darma persada tentang teknologi tepat guna)
PENGERING SURYA TIPE LORONG

Keunggulan:
•Memanfaatkan sumber energi terbarukan setempat (Surya, angin, limbah kehutanan, pertanian)
•Dapat melakukan pengeringan dengan relatip lebih cepat dibanding penjemuran
•Dapat beroperasi secara kontinyu siang dan malam
•Kandungan lokal 100% (hasil invensi sendiri)
•Dapat digunakan untuk terutama untuk pengeringan ikan, rumput laut, soun,  dendeng, bawang, cabe, manisan buah, pisang sale, dll.
•√ Blower dapat digerakkan dengan menggunakan solar PV
•√ Pengering mudah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
Spesifikasi

Komponen Utama
- Dimensi : 2 m x 4 m x 2,5 m
- Struktur transparan
- Penyerap panas
- Rak pengering
- Axial Blowers : 3 buah, 12V- dc
- Penukaran panas rangkaian pipa di bagian dasar bangunan
- Unit pemanas tambahan tungku biomasa
- Suhu pengering : 40 – 50 C
Kapasitas: Tergantung jenis produk (100 – 600 kg basah)
Waktu pengeringan :
• 200 – 300 kg ikan ; 1 hari (20% BK)
• rumput laut – 2hari.

Hasil uji kinerja prototipe

•Berat Pepaya Awal                                                            5 kg
•Waktu Pengeringan Efektif                                             6,5 jam
•Berat kering Pepaya setelah                                          6,5 jam pengeringan 1,5 kg
•Laju Penurunan Kadar Air                                              5,49 %
•Suhu air                                                                                  62,25°C
•Suhu Udara di ruang Depan                                           38,01°C
•Suhu Udara di Ruang Tengah                                        36,47°C
•Suhu Udara di Ruang Belakang                                     37,34°C
•Keragaman Kadar Air                                                       0,09 -1,12
•Pemakaian Bahan Bakar                                                   41,1MJ/jam
•~ Arang Kayu                                                                       (11 kg)
•~ Iradiasi Sinar Matahari (248,39 watt/jam)          137,57 kJ/jam
•Efisiensi Panas Pengeringan                                          0,44%
•Pemakaian Energi Panas                                                41,23 MJ/jam
•      13. Kecepatan angin                                                   3,59 m/dt

Prospek/peluang pemasaran produk

•Program pemerintah mulai tahun 2007 dalam pengembangan SET dan desa mandiri energi.
•Potensi SET (Sumber Energi Terbarukan)setempat yang cukup melimpah seperti energi surya, angin, mini-hidro, bio massa, panas bumi dan energi laut.
•Makin meningkatnya pemahaman dan kesadaran pemerintah, swasta dan perguruan tinggi terhadap pentingnya SET sebagai alat untuk memajukan desa.
•Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan energi masyarakat desa juga akan meningkat.
•Komitmen dunia dalam mencapai MDG dan mengurangi pemanasan global melalui protokol Kyoto.
( LPPM Universitas Darma Persada, Kamaruddin Abdullah)
Sumber : https://yefrichan.wordpress.com/2010/05/06/pengering-ikan-rumput-laut-soun-cabe-manisan-buah-pisang-sale/

Ekstrak Rumput Laut untuk Pengobatan Kanker

Ekstrak Rumput Laut untuk Pengobatan Kanker

Ekstrak rumput laut berpotensi untuk dijadikan obat untuk limfoma, kanker sel darah putih. Demikian hasil studi pendahuluan yang dilakukan tim peneliti di Universitas Hashemit di Yordania. Para peneliti bereksperimen dengan senyawa yang berasal dari rumput laut dan menggunakannya untuk mengobati limfoma sel-B.

"Beberapa bentuk limfoma sel-B resisten terhadap pengobatan standar, dan dengan demikian diperlukan terapi baru," kata Mohammad Irhimeh, asisten profesor hematologi/onkologi dan sel-sel induk di Universitas Hashemit.

Sebelumnya para ilmuwan telah melaporkan bahwa senyawa yang disebut fucoidan, ditemukan dalam rumput laut, untuk membunuh sel tumor pada tikus dan sel tumor pada manusia.

Dalam studi baru ini, Irhimeh dan rekan-rekannya menguji sel-sel limfoma manusia dengan jenis ekstrak rumput laut. Mereka menemukan bahwa ekstrak rumput laut menghambat pertumbuhan sel-sel kanker, tetapi tidak mempengaruhi sel-sel sehat.

HealthDay News/Ngarto Februana
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2010/03/12/107232202/Ekstrak-Rumput-Laut-untuk-Pengobatan-Kanker