Kamis, 05 April 2012

Petani Rumput Laut Nunukan, Galau

Petani Rumput Laut Nunukan, Galau




Petani Rumput Laut Nunukan, Galau

Oleh : Muhammad Rusman,spd



KabarIndonesia - Kondisi petani rumput laut di Kabupaten Nunukan kalimantan Timur, sejak awal hingga sekarang masih terselimuti kegalauan. Pasalnya, nasib kelangsungan usahanya terancam gulung tikar.

Ini disebabkan, semakin menipisnya modal yang dimiliki. Sementara pemerintah belum mampu mengantisipasinya dengan memikirkannya untuk memberikan bantuan modal usaha.

Sementara Fadel Muhammad, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI pernah berjanji akan menjadikan Kabupaten Nunukan sebagai salah satu wilayah sentra pengembangan rumput laut di Indonesia.

Menurutnya, Kabupaten Nunukan memiliki potnesi alamnya sangat baik sebagai wilayah pengembangan budidaya rumput laut yang diistilahkan kota megapolitan. Janji Fadel tersebut disampaikan saat mendampingi Wakil Presiden RI Budiono berkunjung di Pulau Sebatik, Nunukan beberapa waktu yang lalu.

Program Fadel ini sebenarnya telah memberikan angin segar masyarakat Kabupaten Nunukan khususnya yang berprofesi sebagai petani rumput laut. Karena dijanjikan pula akan dibangun pabrik pengolahan rumput.

Seiring dengan bakal tidak terwujudnya program Menteri KP ini, maka nasib petani rumput laut Kabupaten Nunukan semakin tidak jelas. Selain, harga produksi rumput laut yang tambah menurun juga tidak adanya bantuan dana untuk tambahan modal usaha.

Seperti yang disampaikan Suwitno. Bahwa, sejak menekuni profesinya sebagai petani rumput laut belum sekalipun mendapatkan bantuan modal dalam upaya pengembangan usahanya itu.

Menurutnya, bantuan dari pemerintah Kabupaten Nunukan pada tahun 2009 lalu. Namun, bantuan berupa tali, pelampung, terpal transparan dan mesin itu tidak semua petani mendapatkannya. Karena hanya diberikan kepada dua kelompok pada saat itu.

Total bantuan tersebut jika diuangkan, lanjut Suwitno, diperkirakan hanya sekitar Rp 10 juta saja. "Pernah ada bantuan tahun 2009 lalu, tapi hanya dua kelompok yang dapat. Itupun jumlahnya kecil yang diberikan dalam bentuk barang," katanya saat ditemui di rumahnya di Perkampungan Nelayan Kelurahan Mansapa Kecamatan Nunukan Selatan, Nunukan.

Suwitno juga menceritakan, pada bulan Maret 2011 lalu, pernah kedatangan peneliti dari IPB Bogor. Kedatangan peneliti itu juga berjanji akan memperbaiki metode dalam rangka peningkatan produksi rumput laut yang ada di perkampungan itu.

Namun setelah itu, belum ada lagi kabar beritanya sehingga selama ini petani menjual rumput lautnya kepada para tengkulak lokal yang memang selama ii yang membeli.

Padahal, katanya, petani rumput laut bukan hanya mengharapkan pelajaran tentang tata cara peningkatan produksi dan kualitasnya tetapi sebenarnya yang lebih dibutuhkan adalah bantuan modal tambahan. (*)



Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
Sumber :http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=8&jd=Petani+Rumput+Laut+Nunukan%2C+Galau&dn=20111201204610

Tidak ada komentar:

Posting Komentar