KKP Kembangkan Pengolahan Rumput Laut
SOLO (Suara Karya)
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Solo untuk meningkatkan inovasi pengolahan rumput laut. Saat ini, mayoritas produksi rumput laut Indonesia masih berupa rumput laut kering.
"Untuk beranjak ke produksi rumput laut semi refined atau setengah jadi, refined, dan formula membutuhkan teknologi. Solo memiliki pusat pengembangan teknologi meskipun tidak memiliki sumber daya alamnya," kata Sekretaris Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Syafri] Fauzi di Balai Kota Solo, Jumat (24/6).
Dengan inovasi yang dihasilkan ATMI, diharapkan mampu meningkatkan daya saing pengolahan rumput laut. Apalagi pangsa pasar rumput laut masih terbuka lebar. Sebagian besar rumput laut kering dari Indonesia dipasarkan ke China, tetapi masih sangat minim untuk produk rumput laut semi refined dan refined.
"Kalau untuk semi refined dikirim ke Jerman dan Eropa, sedangkan untuk yang refined ke Jepang, tetapi masih sangat minim," ujamya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi Rumput Laut Indonesia Farid W Maruf mengatakan, selama ini pengembangan pengolahan rumput laut di Indonesia terkendala oleh inovasi dan teknologi. Hanya perusahaan pengolahan rumput laut yang memiliki skala besar saja yang mampu mengolah rumput laut hingga menjadi formula atau semi refined dan refined.
"Sehingga melakukan inovasi dan teknologi yang dihasilkan perguruan tinggi diharapkan mampu menciptakan industri padat karya. Saat ini ada 19 klaster rumput laut di lndone-sia dengan kegiatan mulai dari hulu hingga hilir," tutur dia.
Bentuk kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Pemerintah Kota Solo (Pemkot) Solo itu akan dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman yang direncanakan akan dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan pada 20 Juli mendatang. Selain itu juga akan diselenggarakan Business and Investment Forum on Seaweed (Bifos) untuk kedua kalinya di Solo.
"Untuk pengembangan teknologi pengolahan rumput laut diharapkan perguruan tinggi yang lain mampu melahirkan inovasi lainnya, sehingga bisa berpartisipasi dalam pengembangan pengolahan rumput laut di Indonesia Untuk di ATMI sendiri baru bisa menghasilkan 100 kilogram per hari rumput laut semi refined dan refined. ujar Wakil Direktur ATMI JB Clay Pareira.
Sumber : http://www.jasuda.net/index_mbr.php?page=berita_detail&recordID=4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar