Minggu, 17 Oktober 2010

Rumput Laut Dari Suplement Hingga Bio Energi

Rumput Laut Dari Suplement Hingga Bio Energi

Teknologi olahan bakal diarahkan untuk mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya. Penelitian yang terkait dengan teknologi olahan juga diarahkan untuk pengembagan produk baru dan substitusi barang olahan yang saat ini masih di impor. Khususnya untuk rumput laut akan dikembangkan teknologi olahan rumput laut untuk konsumsi dan non konsumsi. Masarakat pun bisa memanfaatkan produk olahan rumput laut berupa suplemen rumput laut (kesehatan), dikonsumsi seperti biasa (agar), untuk keperluan kecantikan, hingga bioenergi.

Hingga kini,produk olahan rumput laut baik yang dikonsumsi maupun yang non konsumsi ada sekitar 500 jenis dan sebagian besar masih impor.  "Padahal kita memiliki bahan mentah yang jumlahnya cukup besar dan potensial. Kita hanya ekspor bahan mentah berupa rumput laut kering, dan kita masih impor produk olahan dari rumput laut seperti pasta gigi, ice cream, ataupun kosmetik," kata Kepala Balai Besar Riset Pengolahan produk dan Bioteknologi Kelautan dan Peikanan, Dr.Ir. Hari Eko Irianto, di Jakarta  belum lama ini.

Guna meningkatkan produk olahan rumput laut, Balai Besar Riset Penggolahan produk dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan mulai mengarahkan risetnya untuk memformulasikan ke arah substitusi. Mulai saat ini Riset Pengolahan harus diarahkan untuk menciptakan produk olahan yang bisa bersaing dengan produk-produk olahan dari luar negeri.

 Di  Indonesia, peluang untuk menciptakan produk olahan cukup besar.  Hampir semua produk ikan di Indonesia bisa dijadikan produk olahan dan hasilnya sangat menggembirakan.  Baik patin, lele dan ikan-ikan yang bakal di produkis dalam skala besar bisa dijadikan produk olahan.

Agar produk olahan di tanah air mampu bersaing dengan produk olahan luar negeri, maka cara membuat olahan jangan sama dengan di luar negeri.  Kalau melihat potensi pasar di Uni Eropa, maka jumlah produk olahan yang masuk ke pasar tersebut paling banyak dari Maroko.  Produk olahan dari Indonesia hanya sekitar 21 jenis. Padahal produk olahan tak tergantung pada jenis ikannya.  Artinya jenis ikan apa saja bisa dijadikan produk olahan yang sesuai dengan yang diinginkan, peluang atau potensi pasarnya juga cukup besar.

"Saat ini yang dilakukan hanya meniru produk yang berasal dari luar negeri. Kalau masih seperti ini tentu kita tak akan mampu bersaing. Karena itu masih ada inovasi ke arah penciptaan produk olahan yang benar-benar asli dari Indonesia," tegas Hari Eko.

Nah, masyarakat luas umumnya mengenal olahan rumput laut dalam bentuk agar-agar. Padahal  rumput laut bisa dijadikan teh untuk dikonsumsi.  Teh dari rumput laut ini berkhasiat untuk antioksidan dan karotenoid/ fukosantin, tanin (phlorotanin), dan iodium.

Olahan rumput laut berupa teh bisa disajikan dengan dicelup (seperti teh celup),  serbuk (powder), instan dalam kemasan gelas.  Aneka produk olahan rumput laut yang bisa dikonsumsi lainya yang dikembangkan Balai Besar Riset pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan seperti mie rumput laut dan kerupuk rumput laut. Kemudian olahan barbasis surimi(baso dan sebagainya).  Rumput laut juga bisa di jadikan kue kering.

Rumput laut dapat dikembangkan menjadi suplemen dalam bentuk tepung, tablet dan kapsul Spirulina sp.  Suplemen rumput laut ini dikemas dalam botol gelap tahan selama 3 bulan (suhu kamar 15 derajat celcius).  Komoditi unggulan ini juga bisa dijadikan minuman sehat Spirulina sp & Chlorella sp.  Di dalam minuman sehat ini konsentrasi 0,3 % flavor additives (pandan, jeruk). Dipastikan minuman sehat tersebut tahan 2 bulan (suhu kamar & dingin).

 Rumput laut juga bisa dipakai sebagai bahan saos.  Tak hanya itu, pecinta ice cream bisa menikmati ice cream rumput laut.  Teknologi ice cream rumput laut memanfaatkan alginat 0,8% (karaginan-gum atau alginat-gum) sebagai stabilizer, emulisifer dan thickner tepung ice cream, yaitu 0,4% (iota), karaginan dan 0,1% guargum.   Kemudian juga ada suplemen dari rumput berupa tablet effervescent rumput laut yang memanfaatkan aginat 15-20% untuk tablet effervescent dapat membantu  menurunkan gula darah.

Seperti diketahui, rumput laut juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan non konsumsi.  Balai Besar Riset penggolahan Produk Bioteknologi Kelautan dan Perikanan telah mengembangkan rumput laut sebagai bahan kosmetik dengan memanfaatkan mikroalgae pada kosmetika (masker).   Kemudian skin lotion alginat.  Rumput laut juga bisa di kembangkan untuk industri lainya, seperti edible film rumput laut, film coating rumput laut. Teknologi ini bisa memanfaatkan alginofit S. filipendula untuk pembuatan penyalut lapis tipis (film coating), misalnya film coating tablet vitamin A. Bahan : Alginat (1,75%), plasticizer PEG 6000 (20% daro bobot polimer) dan TiO2 (0,5% dari total volume larutan penyalut). Rumput laut juga bisa dimanfaatkan sebagai pengental textile printing.

Tak hanya itu saja, limbah rumput laut juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan memasak. Saat ini telah ditemukan teknologi mengolah briket arang limbah rumput laut. Limbah rumput laut dari pengolahan agar dapat dimanfaatkan dengan dibuat arang briket dengan perekat tapioka menghasilkan panas 4.050 kal/g. R umput laut pun bisa dimanfaatkan untuk pengharum ruangan. Namanya, Pengharum ruangan rumput laut. Teknologi untuk membuat pengharum ruangan rumput laut ini dengan memanfaatkan formulasi karaginan-gum atau agar-gum (1,5%), carrying agent, KCl, Ca asetat, hard parafin, surfaktan, pewangi untuk pengharum ruangan.

Ke depan rumput laut akan dikembangkan sabagai bioenergi.  Dalam penelitian, sudah ada 20 jenis rumput laut (Banten dan Bali) yang bisa dikembangkan sebagai Bio Energi.  Bio Energi rumput laut merupakan salah satu jawaban untuk mengantisipasi semakin mahalnya bahan bakar minyak dunia yang tak bisa diperbaharui.  Hanya saja, untuk Sargassum dan ulva tidak bagus karena kurang gula reduksi, namun  untuk rumput laut jenis E. Cottoni bagus dengan starter kotoran sapi.  Sesuai penelitian, Bio Energi Rumput laut ini rasio C/N  E. cottoni 44/l dan limbah karaginan 55/l. Hanya saja, masyarakat sampai saat ini belum bisa memanfaatkan, karena Bio Energi rumput laut masih dalam skala uji coba di laboratorium.

SUMBER :
1. MINAPOLITAN MAJALAH, Edisi Februari 2010
2. http://www.dkp.go.id
3. http://bpsplpontianak.kp3k.dkp.go.id/?action=baca_berita&id=178

Tidak ada komentar:

Posting Komentar