Senin, 23 Agustus 2010

500 ton biomassa Rumput Laut Basah bisa dipanen dari luas sehektar selama setahun






Potensi Biomass dari  Budidaya Rumput Laut sangat  Spektakuler

By Dian Kusumanto


Bapak Majid adalah salah seorang petani Rumput Laut di Nunukan Kaltim.  Ada ratusan petani mengelola Rumput Laut sebagaimana lazimnya yang dilakukan Pak Majid.  Untuk membudidayakan Rumput Laut  perlu dibuat Tali Fondasi terlebih dahulu.  Biasanya tali fondasi ini panjangnya sekitar 100 meter, sedangkan lebar antar fondasi adalah sekitar 25 meter atau sekitar 15 depa atau disesuaikan dengan panjang tali bentangan tempat rumput laut digantungkan.    Jadi setiap bedengan ini mempunyai ukuran 25 m x 100 meter  yang bisa diisi dengan sekitar  300 tali bentangan. 

Pembuatan fondasi biasanya  minimal terdiri dari 2 bedengan yang  terdiri dari 3 tali fondasi panjang 100 meter berjarak masing-masing 25 meter.  Tali fondasi yang tengah biasa didobel karena sebagai tempat pengikatan tali bentangan sayap kanan dan sayap kiri.  Sedangkan Tali Fondasi yang ada di ujung masing-masing untuk mengikat 1 jalur ujung dari tali bentangan.  Berarti dalam 2 bedengan ini memerluka luas hamparan 50 meter x 100 meter atau 0,5 hektar, yang bisa diisi dengan sekitar 600 tali atau lebih.  Jadi kalau areal mencapai 1 hektar ada sekitar 1.200 tali bentangan.

Dari beberapa petani yang dihubungi maka penulis menyimpulkan bahwa rata-rata produksi  rumput laut selama masa budidaya 45 – 60 hari adalah sebagai berikut :

1.       Rumput Laut Basah (RLB) adalah sekitar 80 kg per tali bentangan, atau sekitar 96 ton/hektar dibulatkan sekitar 100 ton per hektar dalam satu musim.

2.       Jadi kalau menggunakan nilai konversi basah ke kering itu 10:1, maka akan diperoleh Rumput Laut Kering (RLK) sekitar 8 kg RLK /musim/tali atau  9,6 ton RLK/musim/hektar atau dibulatkan menjadi  10 ton RLK/musim/hektar.

3.       Jadi kalau menghitung lagi dalam rentang waktu setahun, berarti  bisa dilakukan sebanyak 6 kali atau 6 musim dalam setahun.  Maka jika diasumsikan produktivitas ini stabil sepanjang tahun maka produksinya adalah   sebanyak  600 ton RLB/tahun/hektar atau sekitar 60 ton RLK/tahun/hektar.

Namun seandainya dianggap produktifitas Rumput Laut itu berfluktuasi tergantung dengan musim maka bisa saja produktifitasnya diperkirakan sekitar 500 ton  RLB/thn/ha  atau 50 RLK/thn/ha.

Menurut Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia, Rizald Max Rompas ,  sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia dengan panjang mencapai lebih dari 95.181 kilometer (km).   Oleh karena itu Indonesia memiliki peluang yang sangat besar dalam mengelola sumber daya alam melalui budidaya rumput laut di pesisir pantai.

Untuk mencapai target 10 juta ton produksi rumput laut kering pada 2014, sesungguhnya tidak terlalu banyak areal laut yang digunakan.    Jika produktifitas rumput laut mencapai 50 ton RLK/tahun/hektar, maka untuk mencapai target tersebut kita hanya memerlukan areal lahan budidaya sehitar 200.000 hektar .  Kalau seandainya  budidaya dilakukan sampai melebar sejauh 100 meter hamparan budidayanya, maka untuk memenuhi 200.000 hektar ini perlu  : 100 m/ha x 200.000 ha,  yaitu  20.000 km efektif.  Artinya itu adalah sekitar 20 % atau seperlima dari seluruh wilayah panjang garis pantai kita.   Jika lebar hamparan budidayanya sampai 200 meter, maka diperlukan sekitar 10.000 km panjang garis pantai, atau sekitar 10 % atau sepersepuluh panjang garis pantai kita.

Bagaimana dengan Nunukan?

Sedangkan  wilayah Kabupaten Nunukan yang memiliki  panjang garis pantai mencapai 314,592 km  dengan pemanfaatan wilayah garis pantai sekitar seperlimanya (20%), maka berpotensi akan bisa menyumbang produksi RLK sebesar : 20% x 200 meter x 314.592 meter : 10.000m2/ha = 1.258 ha, kalau produktifitasnya 50 ton RLK/tahun/ha, maka potensi itu menjadi = 62.918 ton RLK per tahun. 

Sekarang ini Nunukan diperkirakan sudah mengirim sekitar 6.000 ton RLK per tahun.  Angka ini masih perkiraan karena Nunukan melalui Pelabuhan Tunontaka membukukan sekitar 500 ton RLK dalam sebulan atau sekitar 6.000 ton dalam waktu setahun.   Angka ini masih akan terus bertambah, sebab animo masyarakat masih sangat besar untuk terus menambah bentangan talinya.    Dari potensi selama ini Penulis  memprediksikan masih mungkin bagi para petani Nunukan untuk meningkatkan arealnya bahkan sampai 10 kali lipat lagi dari produksinya yang sekarang,  sehingga  sampai produksi RLK  mencapai 60.000 ton RLK per tahun.

Ayo siapa lagi yang akan terjun ke bisnis Rumput Laut di Nunukan?

AWET MUDA DAN LANGSING DENGAN RUMPUT LAUT

AWET MUDA DAN LANGSING DENGAN RUMPUT LAUT



Rumput laut disukai karena rasanya yang lezat. Apalagi saat disantap menjadi agar-agar ataupun campuran es campur, es teler ataupun rumput laut.Tahukah Anda, selain nikmat, rumput laut juga bagus untuk kulit anda. Kulit akan halus, dan awet muda. Selain itu, kandungan serat yang banyak dalam rumput laut membuat tubuh Anda langsing.

Disamping sebagai bahan makanan bergizi, rumput laut juga banyak digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan, serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual produk tersebut. Jenis rumput laut yang banyak digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan adalah alga cokelat,terutama sargasum, dan turbinaria. Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa senyawa natrium alginat.



CEGAH KANKER

Menurut pakar gizi, rumput laut bermanfaat sebagai antikanker karena banyak mengandung antioksidan seperti betakaroten. Betakaroten juga bagus untuk mata karena banyak mengandung vitamin A.Dengan mengonsumsi rumput laut, berarti juga mencegah kanker, karena kandungan serat, selenium, dan seng yang tinggi pada rumput laut dapat merduksi estrogen.

Vitamin yang paling banyak terkandung dalam rumput laut adalah vitamin B kompleks dan vitamin K, mineral, serta dapat melindungi fruktosa dari saluran cerna dan pernapasan.



BAGUS UNTUK KULIT

Rumput laut bagus untuk anti-aging karena banyak mengandung mineral, vitamin, dalam bentuk retinol di dalam vitamin A. Vitamin A (betakaroten) dan vitamin C bekerjasama dalam memelihara kolagen. Sedangkan kandungan protein dalam rumput laut, penting untuk membentuk jaringan kulit. Rumput laut dapat membantu mencegah terjadinya penuaan dini, serta menjaga kesehatan dan kehalusan kulit.
Rumput laut juga memiliki kemampuan untuk membantu proses memperbaharui jaringan kulit yang rusak dan dapat mencerahkan kulit.

Kandungan vitamin A,B kompleks, C,D dan K pada rumput laut tersebut memberi nutrisi pada kulit sehingga kulit lebih lembab dan kencang. Vitamin C bisa membantu menangkal radikal bebas.Kandungan klorofil dan Vitamin C pada rumput laut berfungsi sebagai antioksidan sehingga dapat membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas. Rumput laut juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga mengurangi gejala alergi.


TUBUH LEBIH LANGSING

Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang lebih lama. Rumput laut juga bisa meluruhkan lemak-lemak di perut. Serat pada rumput laut juga membantu memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi risiko obesitas, menurunkan kolesterol darah dan gula darah.



KHASIATNYA LEBIH BAGUS BILA DICUCI SECARA RINGAN

Rumput laut mempunyai banyak manfaat untuk tubuh, karena itu pemanfaatannya harus tepat. Agar kandungan zat gizi yang terkandung di rumput laut tidak terbuang sia-sia
maka pengolahan harus baik. Pengolahan rumput laut sangat mudah hanya dicuci secara ringan agar kandungan di dalamnya tidak hilang.



Cara mengonsumsi rumput laut juga perlu diperhatikan. Untuk mengonsumsi rumput laut sebaiknya jangan terlalu banyak, karena rumput laut mengandung iodine dan tubuh membutuhkan 150 microgram per hari. Jika terlalu banyak iodine dalam tubuh bisa mengakibatkan kelenjar tiroid dalam tubuh tidak bekerja dengan baik.


Kandungan rumput laut 100 gram :
Air                           27,8%
Protein                  5,4%
Karbohidrat       33,3%
Lemak                   8,6%
Serat Kasar          3%
Abu                        2,25%
Vitamin C          11 mg
Vitamin A      1500 IU
Magnesium      34 mg
Folate                  51 microgram
Calcium             78 mg
Iron                     0,8 mg


Semoga bermanfaat, salam.......
By Yaty-Batam Centre (chemaranx_city@rocketmail.com)
Sumber : http://kupukupudanpelangi.blogspot.com/2009_06_01_archive.html

Minggu, 22 Agustus 2010

CAIRAN LIMBAH PASKA PANEN RUMPUT LAUT



PELUANG BESAR PUPUK ORGANIK DARI CAIRAN LIMBAH PROSES PENGERINGAN RUMPUT LAUT


Saya sangat tergelitik dengan Bisnis Rumput Laut.  Bersama beberapa teman berencana akan membuat usaha kecil2an untuk Pengolahan Paska Panen Rumput Laut.  Kami berencana akan membeli Rumput Laut Segar (Basah) hasil panen dari para petani, kemudian kami akan melakukan proses pengeringan sampai menjadi Rumput Laut Kering (RDC-Raw Dried Cottoni).

Beberapa referensi mengatakan bahwa untuk mendapatkan 1 ton RDC kita harus membeli Rumput Laut Segar sebanyak 10 kalinya, yaitu 10 ton.  Hal ini berarti 'rendemen' RDC dari WC (Wet Cottoni) itu 1 dibanding 10 (1 : 10).  Pada saat kita lakukan proses menjadi RDC maka akan ada 9 bagian (atau 9 ton) yang akan hilang atau keluar dari tubuh Wet Cottoni ini.

Alangkah banyaknya bagian yang keluar ini.  Kalau toh ini air mungkin sebagian akan menguap.  Namun ada sebagian besar 'cairan' yang keluar ini kemudian menetes ke bawah dari tempat 'penjemuran' atau pengovenan.  Kalau toh dikumpulkan diperkirakan lebih dari 50% berat dari Bahan Mentahnya.

Kami curiga bagian yang lebih dari 5 ton berupa cairan yang menetes ini berasal dari dalam tubuh atau bahkan dari dalam sel karena terjadinya 'plasmolisis' karena proses pengeringan.  Artinya ini bukan cairan biasa, tetapi cairan yang sebenarnya hasil dari proses metabolisme sel yang mungkin sangat bernilai tinggi.

Kalau toh ini benar, maka sungguh sangat sayang apabila cairan yang mungkin lebih dari 5 ton ini terbuang begitu saja.  Kami berfikir yang paling rendah, cairan ini pasti bisa dikelola untuk dijadikan pupuk organik cair yang sangat hebat.  Alangkah besar nilainya kalau ini betul-betul seperti yang kami sangkakan.

Sebagai gambaran, ada teman yang bercerita bahwa di Jawa ada pupuk cair yang bisa dibuat dari cairan hasil fermentasi batang pisang yang kemudian diolah menjadi pupuk cair dengan harga Rp 15.000 per liter.  Kami yakin (belum ada analisa laboratoriumnya sih) bahwa cairan 'limbah' dari proses paska panen rumput laut ini akan jauh lebih bagus dari pada cairan hasil fermentasi batang pisang tadi.  Berarti nilainya bisa lebih tinggi dari nilai Rp 15.000 per liter.  Kalau toh sama itupun sudah sangat bagus.   Atau seandainya harganya cuma Rp 10.000 per liter saja, nilainya sungguh sangat besar.

Salam dari kami : Dian Kusumanto (AREN FOUNDATION)


Email : diankusumanto@yahoo.co.id

Website : http://rumputlautindonesia.blogspot.com, http://kebunaren.blogspot.com, http://www.diankusumanto.com

 

Foto foto rumput laut di Nunukan Kalimantan Timur

Foto foto rumput laut di Nunukan Kalimantan Timur

Bapak Herman Hamid, SE Anggota DPRD Kabupaten Nunukan juga ikut meramaikan agribisnis rumput laut di Nunukan.  Nampak sedang mengamati rumput laut yang sedang dijemur di atas papan jemur beralaskan net hitam 'dari' agar menjadi kering dengan kadar air 35%.

Di atas ada rumput laut yang sedang dijemur, sedang di laut sana terhampar tali-tali berpelampung botol-botol bekas agar rumput laut tetap menggantung dan berkembangbiak secara tergantung pada tali-tali plastik.


H. Herman Hamid, SE.  sebelum menjadi Anggota Dewan, termasuk Pengusaha yang sukses di Nunukan.  Beliau termasuk Pelopor awal pengembangan rumput laut di Nunukan.  Dengan naluri bisnisnya yang tajam dan dengan modal yang cukup, maka sangat leluasa baginya untuk mengembangkan sayap bisnisnya.  Di bidang perikanan, sekarang H. Herman ini mengembangkan Kepiting ASOKA, yaitu kepiting berkulit lunak.  Kepeloporan dalam bidang usaha ini rupanya memberi inspirasi banyak teman dan kolega-koleganya mengikutinya.

Hamparan rumput laut sedang dijemur pada matahari yang terik di atas lantai jemur yang terbuat dari papan kayu dengan alas net 'dari' warna hijau.  Lantai jemur ini dibangun di atas permukaan air laut Nunukan Barat.

Hamparan seperti ini sekarang sudah menjadi pemandangan yang sudah sangat biasa di pesisir Pulau Nunukan, Pulau Sebatik dan beberapa Pulau kecil di sekitar Nunukan dan Sebatik.

Kamis, 19 Agustus 2010

MASYARAKAT PESISIR LAUT PULAU SEBATIK DAN NUNUKAN MENIKMATI CASFLOW MILYARAN RUPIAH PER BULAN

RAME-RAME USAHA RUMPUT LAUT DI WILAYAH PERBATASAN,  

MASYARAKAT PESISIR LAUT PULAU SEBATIK DAN NUNUKAN MENIKMATI CASFLOW MILYARAN RUPIAH PER BULAN

By Dian Kusumanto

Pada Bulan Februari 2010 hampir setiap bulan Kabupaten Nunukan sudah mengeluarkan rumput laut kering sekitar 280 ton dengan tujuan Sulawesi Selatan dan Surabaya.   Kalau harga rumput laut kering rata-rata Rp 10.000 per kg, maka berarti ada dana yang berasal dari rumput laut yang berputar di masyarakat sebanyak Rp 2,8 Milyar dalam sebulan.

Yang menikmati perputaranan arus ekonomi ini rata-rata masyarakat nelayan atau petani yang berada di daerah pesisir Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik.   Masyarakat sangat terbantu dengan adanya peluang yang baru dari rumput laut  yang ramai diusahakan sekitar 2 tahun yang lalu.  Seolah-olah mereka menemukan air yang sejuk dingin dan segar setelah lama merasa selalu kehausan.   Hal ini terjadi sejak BBM yang harganya naik sedangkan hasil laut para nelayan malah turun, sehingga usaha tangkap nelayan berperahu menurun.

Rumput laut kemudian seolah menolong keadaan ekonomi masyarakat nelayan dan masyarakat pesisir di Kabupaten Nunukan.  Sampai hari ini seolah eforia ini masih belum mereda, bahkan orang semakin bersemangat menambah lagi tali-tali bentangan bibit rumput laut mereka. Maka menurut beberapa perkiraan yang bersumber dari beberapa penampung rumput laut kering, volumenya sudah lebih dua kali lipatnya bulan Februari yang lalu.  

Menurut salah seorang pengamat rumput laut Nunukan, Pak Eka Wijaya, ada sekitar 500-an ton rumput laut kering dalam setiap bulannya.  Artinya perputaran uang dari rumput laut di Nunukan sudah mencapai sekitar Rp 5 Milyar per bulan.   "Saya kira itu bisa lebih dan selalu naik terus angkanya",  begitu tambahnya.   Kenapa itu bisa terjadi, karena memang pertumbuhan jumlah orang yang terjun maupun jumlah kepemilikan tali setiap orang selau meningkat setiap saat.   Masih banyak hasil panen yang dipakai untuk bibit kembali.  Bahkan awalnya panen 100 bentang misalnya, nanti turun lagi bisa 200 bentang, artinya ada 100 bentang yang baru ditambahkan.

Pak Elang, salah seorang juragan rumput laut di Sedadap Nunukan, sudah memiliki sekurangnya 900 bentang tali rumput laut.  Rata-rata panen rumput laut sekitar 150 bentang per minggu dengan hasil rumput laut kering sekitar 1 ton per minggu.  Dengan harga Rp 10.500 per kg RLK maka rata-rata pendapatan kotornya mencapai Rp 10,5 juta per minggu atau sekitar Rp 42 juta per bulan.

Maka tidak begitu heran bila ada beberapa pengamat lainnya yang berani mengatakan angka Rp 8 Milyar per bulan, karena diperkirakan sudah ada 800 ton rumput laut kering yang dikapalkan melalui kapal di Pelabuhan Tunon Taka baik yang menuju Surabaya maupun Sulawesi Selatan.   Namun semuanya masih dalam bentuk rumput laut kering glondongan dengan mutu yang sangat beragam.

Untuk menjaga kesinambungan usaha, sebenarnya mutu yang kurang seragam dari tingkat petani/ nelayan ini sangat riskan.  Apalagi kebanyakan para pedagang pengepul rumput laut ini juga tidak semuanya mau mendidik petani pemasoknya.  Kadang karena kepepet deadline dari kontrak, mereka saling kejar target, yang menyebabkan kontrol terhadap mutu rumput laut setoran para petani/ nelayan sangat kendor.  Akhirnya petani pemasok ini jadi menggampangkan mutu rumput laut.  Karena pembelinya tidak membedakan mana yang mutunya jelek dan mana yang baik harganya disama-ratakan saja.

Sebagian petani rumput laut di Nunukan melakukan pengovenan atau menutup rumput laut basah sehabis dipanen dengan terpal dan atau dilapisi plastik bening  dibagian dalam terpal.  Pengovenan ini dilakukan sekitar 2 hari, supaya rumput laut berkeringat dan air keringatnya menetes sehingga tumpukan yang semula tebal menjadi menipis.  Volume dan berat rumput lautnya berkurang dan sudah berkurang kadar airnya.  Setelah 2 hari tutup dibuka dan rumput laut ini dicuci dengan air laut supaya kotorannya terlepas dan rumput laut menjadi bersih.  Perlakuan seperti ini sangat disukai oleh pedagang pengepul karena rumput lautnya terlihat lebih putih dan bersih.  Setelah dicuci kemudian rumput laut ini dijemur lagi secara terbuka seperti gambar di bawah ini.


Memang hampir semua pembudidaya rumput laut ini masing-masing memiliki tempat penjemuran dan dilakukannya sendiri atau berkelompok.  Nampaknya cara-cara pengelolaan paska panen rumput laut di Nunukan dan Sebatik ini masih sangat tradisional.  Penulis belum menemui petani yang menerapkan cara pengelolaan paska panen yang modern.  Rata-rata hanya melakukan penjemuran di atas jaring dari hitam atau terpal di atas jembatan atau di atas permukaan tanah. (bersambung)

(By Dian Kusumanto Aren Foundation)

Pabrik Pengolahan Rumput Laut

Industri Pengolahan Rumput Laut

Frugurt adalah kombinasi antara Yogurt dan Fruit (buah-buahan) dengan bahan keraginan yang berasal dari olahan rumput laut.


Alat pengering sentrifugasi sistem vacum untuk mengolah keraginan dan produk turunan lainnya yang bermutu tinggi dan hiegenis

Lembaran pembungkus seperti Resoles ini terbuat dari tepung, daging dan kombinasi dengan keraginan

Sosis ini begitu lezatnya, kenyal dan memiliki komposisi nutrisi yang lengkap sebagai makanan yang mengenyangkan dan menyehatkan, juga terbuat dengan komposisi antara sumber protein hewani atau nabati, bumbu-bumbu, tepung dan keraginan 


Pabrik pengolahan rumput laut di Zamboanga Filippina

Tempat proses rumput laut yang terbuat dari basket logam untuk mencuci, merendam dan memasak rumput laut menjadi olahan rumput laut seperti chip, keraginan dan powder.

Penjemuran hasil olahan rumput laut kering menjadi chips keraginan di suatu Pabrik keraginan di China

Kapsul kosongan terbuat dari keraginan


Soft Candy manisan empuk yang terbuat dari saribuah  dan keraginan hasil olahan dari rumput laut

Dari bahan baku rumput laut yang diolah menjadi keraginan dan aneka macam makanan ringan  yang membuat hidup lebih berwarna warni

Rabu, 18 Agustus 2010

Harga Produk Rumput Laut Eucheuma Cotoni

Perbandingan Harga Produk Rumput Laut Eucheuma Cotoni menurut tingkat pengolahannya :


  1. RDC (raw dried cottonii) (rumput laut kering/mentah) : Rp 10.000/kg
  2. ATCC (alkali treated cottonii chips) rumput laut kering potong : 50.000/kg
  3. SRC (semi refined carrageenan) atau karaginan setengah murni : 70.000/kg
  4. RC (refined carrageenan) karaginan murni untuk industri : Rp 180.000/kg
  5. RC (refined carrageenan) karaginan murni untuk makanan:Rp 200.000/kg 


Sumber data : Martani Huseini DitJen P2HP DKP (01 July 2010)

Senin, 16 Agustus 2010

Video Usaha Rumput Laut di Sedadap Nunukan, Kaltim






Usaha Rumput Laut di Sedadap, Nunukan Kalimantan Timur

Oleh : Dian Kusumanto

Harapan baru para nelayan dan petani di Kabupaten Nunukan.

Rumput laut memberi harapan pendapatan baru yang sangat menjanjikan. Bagi Petani dan Nelayan rumput laut adalah komoditi yang tidak rewel, investasinya juga murah, tidak terlalu rumit, umurnya juga relatif pendek, cepat bisa dijual, gampang pemasarannya, harga jualnya cukup menarik.
Umur panen rumput laut mulai dari saat awal bibit dipelihara sampai rumput laut siap dipanen hanya perlu waktu sekitar 45 hari, kadang juga ada yang baru dipanen pada umur 2 bulan atau 60 hari.

Di Nunukan volume usaha rumput laut diukur dengan ukuran jumlah tali atau bentangan tali. Rata-rata panjang bentangan tali sepanjang 15 depa atau sekitar 25 meter, ada juga yang hanya 12 depa atau 14 depa.   Sepanjang tali bentangan ini diikatkan bibit dengan jarak antar 7,5 - 12 cm yang lazim sekitar 10 cm.   Jumlah tali bentangan masing-masing nelayan atau petani sangat bervariasi, rata-rata mereka mengusahakan sekitar 100 sampai 200 bentang per orang, ada juga yang sampai 600 bentang, bahkan ada juga yang mencapai 900, 1000 dan 2.000 bentang.

Produksi rata-rata setiap bentang sekitar 6 sampai 8 kg rumput laut kering (RLK), tergantung dari perkembangan dan kesuburan rumput laut. Pengamatan Penulis, bahwa rata-rata produksi dari 150 bentang bisa menghasilkan rumput laut kering (RLK) sekitar 1 ton.
Sekarang ini (Agustus 2010) harga di Nunukan cukup bagus yaitu sekitar Rp 10.500 per kg RLK. Jadi dari 150 bentang akan dapat dijual Rumput Laut Kering (RLK) dengan nilai sekitar Rp 10,5 juta. Rp 10,5 juta ini diperoleh selama pemeliharaan rumput laut sekitar 45 hari dari sebanyak 150 bentang tali.

Anda bisa  mengklik Videonya di YouTube dengan alamat URL : 

http://www.youtube.com/watch?v=-96CKJ0olJw

dan  http://www.youtube.com/watch?v=dj2lA36nSvQ

Siapa yang ingin ikut usaha rumput laut? Silakan segera mulai mumpung masih sangat menjanjikan.

(AREN FOUNDATION)



Bismillahhirrohmanirrohiim

Dengan memohon Ridho Allah SWT dan mengucapkan Bismillahhirrohmanirrohiim, maka kami memulai membuka Blog baru dengan nama Rumput Laut Indonesia.  Semoga bermanfaat bagi majunya usaha rumput laut di Indonesia.  Amin.

Dian Kusumanto, Aren Foundation.