DKP Dorong Pengembangan Rumput Laut di Nunukan
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Nunukan terus mendorong para petani rumput laut untuk meningkatkan produksi dan kualitas komoditas rumput laut. Budidaya rumput laut menjadi perhatian utama, karena ada 1.632 rumah tangga yang terlibat dalam usaha tersebut. Jumlah itu belum termasuk buruh-buruh yang terlibat didalamnya.
“Rumput
laut penyerapan tenaga kerja juga banyak. Masyarakat yang pasang bibit,
itu bukan yang punya, itu dari mana-mana buruhnya. Satu bentang diupah
Rp5.000, sehari dia bisa sampai 12 bentang dapat Rp60 ribu,” ujar Suedi,Kepala Bidang Perikanan dan Budidaya DKP Nunukan.
Produksi
rumput laut di Nunukan setiap bulannya bisa mencapai 600 ton rumput
laut kering. Harga rumput laut di Kabupaten Nunukan juga diklaim
tertinggi di Kalimantan Timur.
“Harga di Bontang cuma sekitar Rp7.000, dikita Rp10.000 lebih” ujarnya.
Untuk
mendukung aktivitas para petani rumput laut di Nunukan, tahun ini
digelontorkan dana hingga miliaran untuk perbanyakan bibit dan
pembangunan sarana prasarana yang dibutuhkan.
Untuk program Perbanyakan Bibit Rumput Laut (Kebun Bibit) di
Kecamatan Sebatik Barat, Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Nunukan
Selatan, pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp 242.433.000 (berdasarkan
harga perkiraan sementara).
Untuk pembangunan lantai jemur rumput laut di Kecamatan Nunukan dan Pulau Sebatik disiapkan anggaran Rp 799.783.600. Sementara untuk pembangunan tempat jemur rumput laut di Pulau Sebatik Sebatik dianggarkan Rp 396.540.000.
Tak hanya itu, pemerintah juga membangun gedung gudang rumput laut di Nunukan dengan anggaran Rp 863.267.000. “Sementara dalam proses lelang,” ujarnya.
Suedi
mengatakan, lantai jemur rumput laut akan dibangun di empat titik
masing-masing dua titik di Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik. “Kalau Sebatik di Mantikas dan Liang Bunyu,” ujarnya.
Konstruksi
bangunan menggunakan cor rangka beton. Dengan harapan, selain ramah
lingkungan bangunan juga bisa digunakan dalam jangka panjang. “Kita tidak menggunakan kayu merah dan segala macam, sehingga kita ramah lingkungan,” ujarnya.
Pemerintah
juga membangun kebun bibit. Karena disadari, jika bibit jelek tentu
produksi juga jelek. Untuk sumber bibit pihaknya bekerjasama dengan
kebun bibit di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Posisi Kabupaten
Nunukan yang masuk dalam 14 anggota Jejaring Pemuliaan Rumput Laut
Nasional turut menguntungkan daerah ini. Nunukan dan Kabupaten Brebes,
dua daerah yang terlibat di dalam jejaring tersebut, mendapatkan
prioritas menggunakan hasil riset.
“Seperti kemarin mereka riset di IPB. Hasil riset diutamakan keanggotan dulu yang mengambilnya,” ujarnya.
DKP
Nunukan sudah banyak merintis program-program untuk mengangkat
kesejahteraan petani rumput laut di Nunukan. Dengan menggandeng Bank
Indonesia (BI), kini kualitas rumput laut dan harganya di Nunukan juga
meningkat. Para petani yang tergabung pada Gabungan Kelompok Perikanan
(Gapokan) Rumput Laut Nunukan sudah tidak kesulitan lagi mencari
pasaran.
“Kerjasama seperti ini, itu di kementerian dijadikan model. Bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas rumput laut,” ujarnya.
Kini
petani rumput laut di Nunukan selalu memperhatikan kualitas saat akan
menjual produksinya. “Rumput laut tidak bagus mereka tidak kirim. Mereka
menjaga citra. Bahkan sekarang mereka disuntik dana Rp500 juta. Dan
sudah berjalan berapa tahun, tidak pernah menunggak pembayarannya,”
ujarnya.
Pihaknya
akan terus menjaga eksistensi para petani rumput laut. Secara perlahan,
usaha mereka terus dikembangkan. Agar mendapatkan pasar, rencananya di
Kecamatan Sebatik Barat akan dibentuk Gapoktan Rumput Laut menyusul
kelompok serupa yang telah dibentuk di Kecamatan Nunukan Selatan.
Suedi mengatakan, konsep berfikir pada budidaya harus komprehensif. Berbicara budidaya, tentu harus berfikir benih. Selain itu perlu sarana dan perasarana. “Termasuk nanti ada perahu, angkutan dan segala macam. Tanpa ada sarana dan prasarana tidak bisa,” ujarnya.
Budidaya
juga harus berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. “Kita dibiudidaya
punya etika. Kita bekerja memperhatikan lingkungan. Kalau lingkungan
rusak orang mau ngapain?” ujarnya.
Pengembangan
usaha harus mendapatkan perhatian. Masyarakat yang terlibat dalam
budidaya perikanan harus bisa mengembangkan usaha, agar kedepan dapat
mandiri tanpa harus bergantung pada pemerintah. “Kita juga berbicara ipteknya” ujarnya.
Yang
terpenting pada sumber daya manusia yang melibatkan masyarakat maupun
pemerintah melalui instansi terkait termasuk penyuluh lapangan. “Makanya kadang kita mendapatkan pelatihan, magang dan lain sebagaianya. Ini harus kontinue, harus sama-sama,” ujarnya.
Penulis: Niko Ruru
Editor: Fransina
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2013/07/25/dkp-dorong-pengembangan-rumput-laut-di-nunukan